Aset menurut KBBI Online adalah sesuatu
yang mempunyai nilai tukar bisa juga disebut modal atau kekayaan. Aset
adalah sumber daya baik yang dimiliki individu maupun perusahaan yang memiliki
nilai ekonomis baik di masa sekarang maupun masa depan. Aset adalah sesuatu yang bisa membantu menghasilkan uang lebih banyak. Banyak orang Indonesia
yang sering melupakan aset, bahkan Bu Menteri Keuangan pernah berkata, bekerjanya
orang Indonesia dan orang luar negeri itu sama saja, yang membedakan adalah
orang luar negeri asetnya bekerja sedang aset orang Indonesia itu tidur.
Rumah mewah banyak kita
jumpai di sekitar kita, mobil dan motor baru dapat kita lihat lalu lalang
setiap saat, pertanda banyak bermunculan orang orang kaya baru atau kelas
menengah di masyarakat Indonesia. Tetapi benarkah demikian, coba kita lihat
beberapa beberapa contoh kasus yang terjadi di tengah tengah masyarakat.
Rumah itu demikian
megah, luas, berpagar tinggi, tetapi sayangnya depan rumah begitu kotor, banyak
rumput tinggi dan ilalang disekitar rumahnya, ternyata orangnya tidak ada di
rumah, dia menjadi TKI di luar negeri sudah bertahun tahun lamanya, pulang
hanya beberapa tahun sekali di saat lebaran kemudian kemudian kembali lagi
menjadi TKI, hal itu dibuktikan dengan cat berubah baru dan depan rumahnya
bersih, tetapi setelah beberapa bulan kemudian rumahnya kembali penuh dengan
debu dan tumbuhnya rumput rumput liar.
Mata lelaki itu
terlihat sayu, wajahnya muram, kini dia tidak punya rumah. Hidupnya terlunta
lunta dari satu kontrakan ke kontrakan yang lain. Dia berhutang ke bank untuk
membangun rumah yang besar, dan tentu saja membutuhkan biaya besar. Ternyata
apa yang dia rencanakan meleset, pendapatannya tidak mampu menutupi kebutuhan,
besar pasak dari pada tiang. Rumah megah, yang menjadi impiannya terpaksa dijual
untuk menutup hutangnya ke bank, karena tidak bisa membayar cicilan hutangnya.
Dia seorang lelaki yang
masih bujang, bebarapa tahun menjadi seorang TKI, pulang ke rumah uangnya
digunakan membeli mobil dan motor, kerjaanya setiap hari keluar rumah, bersama
beberapa orang temannya, ternyata sering keluar masuk café dan tempat tempat
hiburan, menjadi bos dan sering mentraktir teman temannya. Ketika uangnya
habis, ia menjual mobil dan motornya digunakan untuk pergi ke luar negeri
menjadi TKI kembali.
Motor itu demikian
bagus, harganya mencapai 30an juta, tetapi pekerjaanya tidak tetap, punya
hutang sana sini, apa yang dilakukan setiap saat adalah untuk menutup leasing. Kerja
kerasnya adalah untuk menutup hutangnya, motor bagus sih, gaya bagus, gengsi
dapat tetapi kerjaanya mengeluh setiap saat.
Mobilnya sekitar 200
jutaan, ia membelinya dengan DP puluhan juta, jangka waktu sampai selesai
hutangnya adalah 5 tahun, awal mula tidak ada masalah dengan cicilannya. Saat
pandemi datang mulai menjadi masalah, karena keuangannya mulai seret, barang
barang di tokonya jarang yang dibeli orang, padahal dia harus tetap menyicil
tiap bulannya, dari pada bingung lebih baik di jual mobil itu, tentu saja
dengan harga separuhnya, dan diselesaikan hutangnya.
Dia adalah seorang
mantan TKI Jepang, pulang ke rumah membuat usaha toko, tokonya sering ramai
sekali, banyak pedagang dan pengusaha toko kecil yang membeli barangnya disana,
karena barangnya lengkap dan murah, awalnya rumahnya sederhana saja, sedikit
demi sedikit membangun rumah diambil dari keuntungan usahanya tersebut, artinya
tidak mengambil uang modal yang digunakan untuk usahanya. Membeli mobilpun juga
tidak terlalu mahal, yang penting layak dan bisa digunakan untuk kebutuhan
keluarga, terpenting adalah bagaimana mengembangkan bisnisnya.
Hidupnya sederhana,
untuk membeli sepeda seharga 10 juta pun dia masih gamang, karena menurutnya
sepedanya saat ini sudah lebih dari cukup untuk menjalankan hobinya bersepeda.
Sebenarnya dia mampu saja untuk membelinya, untuk mendapatkan kepuasan. Tetapi
dia lebih memilih untuk menambah asetnya. Bayangkan saja dia punya berhektar
hektar tanah, yang kesemuanya produktif dan menghasilkan. Belum lagi mempunyai
toko yang mampu lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hasil
dari tokonya untuk kehidupan sehari hari, sedang penghasilan dan pendapatan
dari asetnya digunakan untuk membeli aset lagi, yakni berupa tanah dan kemudian
dibuat usaha, demikian seterusnya. Sehingga semakin lama kekayaannya semakin
bertambah.
Apa yang dapat disimpulkan
dari cerita diatas. Bahwa masyarakat Indonesia lebih banyak mempunyai jiwa
konsumtif, terbukti bahwa ketika mempunyai uang atau modal, tidak digunakan
untuk memperbanyak aset, dengan tujuan untuk bisa berproduksi dan bisa
menghasilkan lebih banyak uang dari perputaran uang tersebut. Lebih kepada
membeli untuk mendapatkan kepuasan dan rasa gengsi, punya rumah yang bagus,
mobil yang mahal, pakaian yang bermerk, maka ya akhirnya tetap stagnan saja,
tidak bisa berkembang. Pola semacam ini yang harus dihindari, lebih baik
sederhana, makan sewajarnya, rumah layak saja sebagai tempat tinggal, mobil
tidak perlu mahal yang terpenting adalah bisa membawa keluarga berwisata
terbebas dari panas dan hujan, motor tidak rewel dan bisa dipakai untuk bekerja
setiap hari.
Tapi itu semua kembali
kepada diri masing-masing, terpenting adalah menikmatinya, jika orang orang di
atas menikmatinya ya tidak bisa kita salahkan. Semua berhak dengan kehidupannya,
mau melakukan apapun silahkan. Tetapi
lebih baik adalah pola hidup konsumtif dihindari, boleh dilakukan jika
pendapatan lebih besar, jika tidak bisa dialihkan untuk menjadi produktif atau
usaha yang bisa mendapatkan pemasukan yang lebih besar.
Kalau saya lebih
memilih hidup apa adanya, sederhana saja, apa yang diinginkan dilakukan sedikit
demi sedikit, dari apa yang didapat, tidak terlalu terburu buru ingin kelihatan
wah, mewah, ternyata menyiksa kantong. Enak dihati enak di jiwa, tanpa beban
hidup yang berat. Jika ingin sesuatu yang lebih, ya harus bekerja keras, memperbanyak
pendapatan, menambah aset dan investasi agar penghasilan bertambah. Mengambil
keuntungan dari apa yang diperjuangkan dan diusahakan, jangan mengambil modal
usahanya setelah itu tidak bisa berbuat apa apa.