12 Januari 2010

Indonesia Butuh 4,4 Juta Pengusaha

Dari ratusan juta penduduk Indonesia, baru 44.000 orang yang menjadi pengusaha. Hal tersebut sangat disayangkan. Pasalnya, untuk menjadi negara yang kuat dalam sisi ekonomi, Indonesia membutuhkan 4,4 juta pengusaha. "Kita masih perlu banyak pengusaha, sekitar 4,4 juta orang. Berdasarkan data statistik, baru ada 44.000 anggota masyarakat yang menjadi pengusaha," kata pengusaha properti, Ciputra, Selasa (20/10) di Jakarta.

Menurut Ciputra, jumlah pengusaha di Singapura jauh lebih banyak dari Indonesia. Jumlah ekspor Singapura juga jauh lebih banyak dari Indonesia. Padahal, Indonesia lebih unggul dalam jumlah tenaga kerja.

Ciputra melanjutkan, masih sedikitnya jumlah pengusaha di Indonesia disebabkan kurikulum yang masih didominasi teori. Padahal, untuk menjadi seorang pengusaha tidak hanya membutuhkan teori, tetapi juga praktik. "Apa yang dipelajari di sekolah tidak dapat dilakukan di dunia nyata. Menjadi pengusaha membutuhkan kreativitas yang didapat dari praktik," katanya.

Untuk itu, Ciputra menyarankan bahwa pemerintah perlu merevisi kurikulum yang ada agar jumlah pengusaha di Indonesia bertambah. Namun, hal tersebut masih terganjal budaya yang ada di masyarakat. Masyarakat telah terbiasa dengan budaya teori yang diberikan kepada para pelajar.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia bidang UKM dan Koperasi Sandiaga Uno mengatakan bahwa target 4,4 juta pengusaha dapat dicapai dengan memberikan pendidikan kewirausahaan sedini mungkin kepada masyarakat. "Lebih bagus jika para pelajar SMP dan SMU diberikan pendidikan kewirausahaan," katanya.

Selain itu, pemerintah juga harus membantu pengusaha mikro agar dapat menjadi pengusaha seutuhnya. Dalam menjalankan usahanya, pengusaha mikro memerlukan kepastian terhadap iklim usaha yang jelas. "Jangan hanya diusir-usir saja, tapi bantu juga untuk naik kelas," saran Sandiaga.

Diambil dari koran kompas

Pengusaha Bukan Profesi Turunan


Menjadi pengusaha bukanlah profesi warisan dari orangtua. Semua orang dapat menjadi pengusaha asalkan mengerti dan memahami apa arti pengusaha itu sendiri.

"Pengusaha bukanlah profesi turunan. Semua orang bisa menjadi pengusaha asalkan memahami dan mempunyai mind set tentang arti pengusaha itu sendiri," kata Ciputra, CEO Ciputra Group, dalam seminar yang bertajuk "The Importance of Enterpreneurship for Indonesia's Economic Development", Selasa (10/20) di Jakarta.

Setelah menemukan arti dan mempunyai mind set, lanjut pria yang akrab disapa Pak Ci itu, calon pengusaha harus menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam menjalankan usahanya. Jenis usaha juga disesuaikan dengan jenis usaha dan kemampuan, budaya pengusaha, serta target pasar. Setelah semua terpenuhi, maka calon pengusaha mengikuti pelatihan yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankannya. "Dengan begitu, ia mempunyai gambaran, apa yang harus dia lakukan," ucapnya.

Menurut dia, calon pengusaha juga harus mempunyai semangat dan mental pengusaha. Tidak semua pengusaha berhasil di masa-masa awalnya. Banyak juga pengusaha yang terpuruk saat awal menjalankan usaha baru.

"Pengusaha enggak selalu sukses, bisa gagal dan jatuh. Tapi pengusaha hebat akan bangkit dan belajar dari pengalamannya itu untuk menjadi sukses di masa depan," ungkapnya.

Sandiaga Uno, Wakil Ketua Kadin Bidang UKM dan Koperasi, menambahkan bahwa untuk menjadi pengusaha yang sesungguhnya, seseorang harus berani meninggalkan zona aman yang selama ini ditempatinya. Selain itu, seseorang juga harus berani mengambil kesempatan yang ada di depannya.

"Ada kata-kata bijak yang mengatakan, kita harus mengambil kesempatan untuk menjadi pengusaha yang ada. Itu yang harus dijadikan pegangan," ucapnya.

Internet Baru Dimanfaatkan Sebatas Kulit

Penggunaan internet yang bisa mendukung sistem-sistem dan aktivitas tersambung online 24 jam, baru dimanfaatkan sebatas permukaanya saja, belum sampai ke isinya. Sebab banyak institusi pemerintah, perguruan tinggi, hingga perkantoran yang masih menjalankan sistem maupun aktivitasnya secara manual.

Jika terus demikian, internet yang mendukung online akan malah sia-sia. Hal itu disampaikan pengamat teknologi informasi Wing Wahyu Winarno, di sela-sela acara Yogyakomtek, pameran komputer di Jogja Expo center (JEC) yang digelar 17-21 Oktober.

"Kita mesti berpikir, masa internet yang bisa online nonstop hanya digunakan untuk mengirim email, chatting , transfer data, download, dan membuka facebook. Apakah mencari informasi sebanyak-banyaknya, dan transaksi perbankan dan membayar tagihan telepon yang menjadi lebih mudah, juga sudah cukup?" paparnya.

Wing mengatakan, sistem online mestinya bisa dimanfaatkan lagi ke banyak sektor yang selama ini dianggap boros waktu, tenaga, dan biaya. Misalnya memudahkan urusan perpanjangan Surat Ijin Mengemudi (SIM) dan Sur at Tanda Nomor Kendaraan (STNK) sehingga seseorang yang merantau tidak perlu susah-suah pulang kampung. Selain itu, kampus-kampus juga mestinya bisa menggunakan internet online agar urusan membayar uang kuliah bisa diangsur.

"Mengapa tidak dijalankan sistem unik, misalnya kapan saja mahasiswa punya uang, bisa langsung dimasukkan sebagai cicilan uang kuliah. Jadi, membayar uang kuliah, atau uang-uang keperluan kuliah yang lain, bisa ringan karena tidak sekaligus," ujarnya.

Perguruan tinggi pun, menurut Wing, bisa saling bertukar informasi buku. Kampus-kampus kecil bisa menjalankan strategi ini. Menurutnya, tak perlu satu kampus membeli aneka buku yang komplet, karena akan memberatkan dari sisi biaya.

Timothy Siddik, Presiden Direktur Zyrex, dalam diskusi di JEC Sabtu lalu mengatakan, instansi-instansi pemerintah pun belum banyak yang mengerjakan urusan pengadaan barang dan jasa secara online. Akibatnya, banyak waktu, uang, dan tenaga yang terbuang.
Tulisan Lukas Adi Prasetya


Generasi Muda di Panggung Riset

Hadiah dan plakat penghargaan untuk Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI, juga Indonesia Berprestasi Awards (IBA) dari XL, dan Indigo Fellowship dari Telkom yang diselenggarakan secara hampir bersamaan telah diserahkan kepada para pemenang. Mereka adalah kaum muda dari pelbagai bidang kreativitas dan kiprah inovasi, tetapi memperlihatkan satu karakter sama, yakni gemar meneliti dan mengembangkan. Itulah aktivitas yang erat dicitrakan pada ilmuwan dan inovator.
Dari ketiga lomba, LKIR yang paling tua, tahun ini adalah seri ke-41 sejak dimulai tahun 1968. Sementara Program Indonesia Berprestasi XL memasuki tahun ke-3 dan Indigo Telkom baru diluncurkan tahun ini.
LKIR tahun ini menampilkan 13 finalis dari berbagai penjuru Tanah Air, sebagaimana finalis IBA. Sementara Indigo Fellowship yang memfokuskan diri pada pemanfaatan teknologi informasi komunikasi (ICT) untuk peluang industri kreatif tampaknya masih didominasi oleh kota Jakarta dan Bandung.
Sebagai lomba karya ilmiah yang sudah melegenda di negara ini, LKIR tampaknya juga tak mau ”begitu-begitu” saja. Lomba ini ingin diangkat sosoknya ke aras lebih tinggi. Menurut Kepala Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatan Iptek LIPI Dr Dede Setiapermana, LKIR kini telah berafiliasi dengan lomba ilmiah internasional International Science and Engineering Fair (ISEF), yang sejak tahun 1997 disponsori oleh Intel Corp.
Dari karya-karya yang masuk final di ketiga lomba di atas, mutu penulisan masih perlu terus ditingkatkan. Namun, satu hal yang membesarkan hati, melalui lomba-lomba karya ilmiah, remaja dan pemuda Indonesia terus mendapatkan stimulus untuk menguji semangat ilmiah sambil meningkatkan kepekaan akan kebangsaan, permasalahan sosial-ekonomi, serta pentingnya sains dan teknologi bagi perkembangan bangsa.
Tepatnya, memang itulah tujuan terpenting lomba karya ilmiah, yakni—seperti ditegaskan Kepala LIPI Umar A Jenie saat membuka Final LKIR 2009, Senin (26/10) di Widya Graha, Jakarta—untuk menumbuhkan minat dan mencintai bidang penelitian, juga sains dan teknologi.
Lomba dan komersialisasi
Dr Daniel Dhakidae, salah seorang juri LKIR, di sela-sela presentasi final LKIR Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan sempat menyatakan kekagumannya bahwa remaja peserta lomba masih mampu mencurahkan minat kepada bidang penelitian, justru ketika godaan zaman sekarang ini semakin besar.
Apresiasi senada dapat juga diarahkan kepada peserta di dua lomba lainnya. Di IBA 2009, peraih IBA 2009 untuk Kategori Pendidikan, Dr Denny Hidayati, dinilai gigih dalam menyebarluaskan kesadaran masyarakat, khususnya kaum muda, akan pentingnya pemeliharaan lingkungan pantai, juga kesiapan menghadapi bencana, isu yang terasa makin relevan ketika rentetan gempa terjadi di Tanah Air beberapa waktu terakhir ini.
Secara umum dapat dikatakan bahwa para peserta lomba telah memenuhi seruan agar di antara warga bangsa ada yang mau menggeluti bidang penelitian. Berikutnya dapat diangkat pertanyaan, ”Selanjutnya apa?” Apakah lomba-lomba ilmiah hanya akan berhenti sebagai agenda rutin tahunan? Atau mau diangkat ke level lebih tinggi, ke level internasional? Atau apakah lomba, khususnya yang bersifat inovatif seperti Indigo Fellowship atau Inovasi 101 yang kemarin digagas Kementerian Negara Riset dan Teknologi, diuji lebih lanjut dalam keberhasilannya menembus pasar?
Pertanyaan itu penting dijawab. Kepala LIPI menegaskan, sains dan teknologi berperan penting dalam meningkatkan daya saing satu bangsa. Agar daya saing meningkat, iptek harus dikuasai lengkap dari hulu ke hilir, dari inovasi hingga komersialisasi.
Harus diakui, persisnya justru dalam proses di hilir ini, inovator Indonesia masih banyak terkendala. Ini membuat banyak karya inovasi bagus yang lalu berakhir sebagai makalah atau paling jauh prototipe, bukan sebagai produk dan merek yang laris di pasar. Di sinilah sekali lagi perlu ditegaskan kembali pentingnya kecakapan kewirausahaan atau entrepreneurship, bahkan lebih spesifik technopreneurship, kewirausahaan yang khusus menangani produk-produk teknologi.
Tantangan Intel
Chairman Intel Craig Barrett, seperti dikutip Umar A Jenie, menyinggung tiga elemen penting guna meningkatkan daya saing bangsa. Pertama, investasi cerdas di bidang pendidikan sains (matematika, fisika, kimia, biologi) dan teknologi; kedua adalah investasi cerdas di dalam penelitian dan pengembangan, yang diperlukan untuk menampung sumber daya cerdas yang dihasilkan oleh pendidikan. Ketiga, lingkungan cerdas guna mendukung tumbuhnya industri berbasis iptek, seperti halnya sistem pajak, regulasi, dan instrumen pendukung lainnya.
Menyadari pentingnya unsur pertama (pendidikan) dan kedua (litbang) itulah Intel mendukung ISEF, yang tahun depan akan diselenggarakan di San Jose, California, AS. Ajang ISEF yang setahun diikuti sekitar 1.500 peserta dari 51 negara inilah yang selanjutnya harus menjadi target pemenang LKIR.
Tentu, jalan menuju kemenangan San Jose tidak ringan. Di ajang ini ada 14 disiplin ilmiah dengan juri pakar berpendidikan setingkat PhD atau berpengalaman setidaknya enam tahun di bidang di mana ia menjadi juri.
Pengalaman AS sendiri menambah relevan ISEF. Presiden Barack Obama di depan Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional yang menggarisbawahi bahwa ada penurunan minat generasi muda AS terhadap iptek dan surutnya keunggulan mereka dibandingkan dengan sebayanya dari Asia, memperkuat hal itu. Pada masa lalu, ancaman tertinggal oleh Uni Soviet membuat AS mencanangkan Program Apollo. Kini, AS akan mengerahkan 3 persen dari produk domestik brutonya untuk litbang guna menanggulangi ancaman penurunan di atas, dan akan menjadi pengerahan anggaran paling besar untuk tujuan riset dan pengembangan dalam sejarah AS.
Namun, hal itu tidak jadi soal karena sejarah memperlihatkan, sebagian besar dari 500 perusahaan terunggul versi majalah Fortune merupakan perusahaan berbasis iptek.
Indonesia yang kini masih mengalokasikan 0,05 persen dari produk domestik bruto untuk riset tentu masih harus bekerja keras mengembangkan lingkungan dan investasi memadai di bidang iptek. Tampaklah, ketika negara masih sibuk memprioritaskan bidang lain, prakarsa lembaga dan korporasi swasta kini telah menyemarakkan panggung riset kaum muda.

Jumlah Penganggur Terdidik Mencemaskan

Jumlah penganggur terdidik, khususnya lulusan perguruan tinggi, sudah sangat mencemaskan karena angkanya terus meningkat. Untuk mengatasi persoalan ini, pendidikan kewirausahaan sejak dini bisa menjadi solusi dan terbukti ampuh di banyak negara.
Pengusaha terkemuka Ciputra mengatakan hal itu di Jakarta, Kamis (19/11), dalam rapat koordinasi nasional pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta. Jika tahun 2005 jumlah sarjana yang menganggur sebanyak 323.902 orang, pertengahan Februari 2007 sudah mencapai 1,4 juta orang dan kini dipastikan lebih banyak lagi.
Ciputra mengatakan, Universitas Ciputra bekerja sama dengan Kauffman Foundation di Amerika Serikat terus mendorong dosen perguruan tinggi untuk meningkatkan kompetensi di bidang kewirausahaan. Secara terpisah, saat berkunjung ke harian Kompas, Michael Levin, penasihat senior Kauffman Foundation, mengatakan, pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship) terus berkembang dan semakin diminati banyak negara.
Setidaknya 86 negara sudah menerapkan pendidikan kewirausahaan dengan berbagai pola. Antonius Tanan, Presiden Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), mengatakan, pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang mulai dikembangkan di Indonesia diharapkan bisa memberi efek yang dirasakan masyarakat hingga akar rumput.

diambil dari kompas.com

Rahasia Fit Setiap Hari

Olahraga yang dilakukan 3-5 kali setiap minggu selama 30-60 menit sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Namun, ada banyak alasan yang membuat orang tidak berolahraga. Misalnya olahraga pagi hari tidak sempat karena diburu waktu. Sore hari? Badan rasanya sudah remuk karena lelah bekerja.

Berikut ini beberapa saran singkat berolahraga yang dapat dilakukan siang hari.
  • Jalan kaki. Di kantor tidak ada tempat fitnes? Bukan alasan untuk tidak berolahraga. Anda bisa menggantinya dengan berjalan kaki selama 30 menit. Takut sinar matahari? Cobalah berjalan kaki di di dalam kantor. Dengan berjalan selama setengah jam, Anda bisa membakar 100-300 kalori, tergantung berat badan dan kecepatan jalan. Akan lebih baik bila Anda berjalan di tanjakan. Bukan hanya kalori yang dibakar, tapi bokong juga akan lebih kencang. Anda mau coba naik-turun tangga?
  • Lakukan push up. Melakukan push up, sit up, atau squats sebanyak dua set, dengan masing-masing sebanyak delapan hitungan akan membuat perut lebih kencang. Lakukan gerakan tersebut di ruangan Anda. Untuk push up, kalau terasa sulit, Anda bisa melakukan push up di dinding.
  • Naikkan intensitas. Kalau waktu Anda terbatas, naikkan intensitas latihan. Dengan begitu kalori yang terbakar akan lebih banyak. Sebagai contoh, jika Anda berjalan di treadmil dengan kecepatan enam km per jam selama 30 menit, yang terbakar 120 kalori. Namun, kalau kecepatan Anda naikkan menjadi 6,8 km per jam ditambah tiga persen kemiringan, kalori yang terbakar 185.
  • Angkat beban. Supaya otot menjadi kencang, jangan lupa melakukan angkat beban di antara jadwal rutin olahraga. Agar hasilnya maksimal, naikkan beban latihan atau gerakan dipercepat. Kalau biasanya Anda mengangkat beban lima kg dengan 15 hitungan, coba angkat 6-7,5 kg dalam 8-10 angkatan. Sebaiknya Anda mencoba dari yang teringan. Bila sudah kuat, naikkan secara bertahap.
  • Dibagi-bagi. Jika tidak bisa melakukan latihan sekaligus, tak perlu khawatir, Anda bisa menyicilnya. Misalnya lakukan 10-20 menit pada pagi dan sore hari, serta 20 menit pada siang hari
Diambil dari kompas.com

Bersyukur Membuat Bahagia

Kebahagiaan itu seperti menurunkan berat badan. Anda perlu kerja keras untuk mendapatkannya. Dan cara tercepat untuk mencapai sasaran adalah dengan membuat perilaku yang benar-benar pas dengan Anda.

Buat keterkaitan
Hubungkan strategi kebahagiaan, seperti merasa berterima kasih atau merasa beruntung, dengan isyarat lingkungan. Seperti orang Jawa yang selalu merasa beruntung. Saat terjadi situasi buruk, dengan cepat pikirkan hal-hal yang patut Anda syukuri. Contohnya, saat ada keluarga yang sakit, untung tidak sampai meninggal. Kalau meninggal, untung tidak lama menderita.

Ulangi dan praktikkan
Selalu tekankan pada diri sendiri strategi kebahagiaan yang tepat bagi Anda secara berulang-ulang, hingga menjadi kebiasaan dan otomatis dikerjakan dengan sendirinya. Bila Anda bahagia kalau memberi kaum papa, lakukan itu.

Ganti saja
Jika strategi yang dapat memperkuat kebahagiaan tidak berhasil dilakukan, ganti dengan strategi lain yang berhasil bagi Anda.

Hindari pikiran negatif
Hindari kebiasaan negatif seperti terlalu memikirkan sesuatu secara berlebihan atau membuat perbandingan yang membuat Anda merasa lebih buruk ketimbang orang lain. Ubah dengan kebiasaan yang membahagiakan, yang sudah dialami selama ini.

diambil dari kompas.com

Merenungi Pembelajaran Tahun 2009

Bagaimana kita sebagai individu dan warga bangsa merenungi hidup pada tahun 2009? Bagaimana penghayatan dominan kita menyongsong tahun 2010?

Esensi pandangan tokoh-tokoh klasik Psikologi semoga masih relevan untuk membantu kita memahami diri. Di tingkat personal, kita masing-masing mempunyai persoalan: gagal dalam hubungan cinta, berkonflik di tempat kerja, dilecehkan, menghayati konflik pribadi, terjebak dalam ketakutan, tak kunjung menemukan pekerjaan, dan sebagainya.

Persoalan terdalam psikologi manusia pada akhirnya lebih terkait dengan penghayatan keberdayaan vs ketidakberdayaan. Konsep yang digunakan dapat berbeda-beda, Alfred Adler yakin manusia rentan menghayati inferioritas. Karen Horney bilang pengalaman sejak dini dapat membuat kita menghayati kecemasan dasar yang terus terbawa hingga dewasa.

Ketidakberdayaan akan dimaknai dan direspons secara berbeda-beda. Cara kita mengatasi persoalan sesungguhnya merupakan upaya untuk mengatasi rasa tak berdaya demi memperoleh (kembali) kekuatan diri.

Bila kita seolah selalu tersandung atau menghayati tema-tema utama persoalan

serupa, dan cenderung melakukan kesalahan sama dalam menyelesaikan masalah, kita perlu serius mempelajari diri sendiri. Apakah kita menampilkan pola respons yang sama yang tidak konstruktif? Rendah diri dan cari kompensasi dengan sok kuasa dan sok pamer?

Apakah kita malu dengan kondisi ekonomi yang terbatas dan malah berutang sehingga dikejar debt collector? Takut disakiti sehingga menghindar dari hubungan? Terluka lalu terjebak dalam promiskuitas seksual? Kecewa pada diri sendiri, lalu mengatasi dengan menghina orang lain dan pasangan? Selalu merasa menjadi korban paling menderita dan ingin menghukum orang lain dengan membunuh diri saja?

Kebermanfaatan sosial

Rasa tak berdaya sering diatasi dengan sikap kaku dan cara-cara yang berpusat pada diri yang sebenarnya tidak secara mendasar menyelesaikan masalah. Rasa takut mungkin membuat kita bertahan dalam hubungan menyakitkan atau sebaliknya malah selalu ingin menguasai orang. Kegamangan kita respons dengan menilai tinggi prestasi dan capaian materi, tampil ramah tetapi pilih-pilih teman dan sesungguhnya hanya untuk tujuan instrumental memperoleh keuntungan diri.

Cara-cara egoistik akhirnya menjadi ”neurotik”, memantapkan kebutuhan berlebihan yang tetap tak pernah sepenuhnya terpuaskan, malah menyisakan kekosongan. Adler mengatakan bahwa pada akhirnya, upaya menggapai superioritas secara bermakna adalah yang mengarah pada kebermanfaatan kita secara sosial. Melihat diri menjadi bagian dari konteks masyarakat yang lebih besar dan ikut melakukan sesuatu yang positif bagi komunitas. Erich Fromm menggunakan konsep ”manusia berorientasi produktif”.

Teori Abraham Maslow mengenai hierarki kebutuhan dan motivasi juga menjelaskan bahwa aktualisasi diri sebenarnya tidak bersifat egoistik, melainkan terarah pada keluasan dan kepenuhan hidup dalam dunia yang dihuni bersama. Untuk yang terlalu muak dengan diri sendiri, yakinlah bahwa kita punya banyak sekali sisi positif dan potensi yang dapat kita gali dan bagi untuk membahagiakan diri dan orang lain.

Produk masyarakat

Psikologi sering terkesan terlalu mikro, cuma sibuk dengan masalah individu yang dilepas dari konteksnya. Padahal, terkait ketidakberdayaan, di tingkat makro kita juga punya persoalan bersama. Fromm menyatakan bahwa kondisi masyarakat sangat berpengaruh terhadap karakteristik dan penghayatan psikologi individu dan kelompok-kelompok individu anggota masyarakat tersebut.

Berita-berita utama pada paruh akhir 2009 (semisal kasus Prita Mulyasari,

pertarungan ”Cicak-Buaya”, dan kasus Century) menjelaskan tema dominan kehidupan berbangsa. Tanpa ikut dalam hiruk pikuk evaluasi siapa benar atau salah, teramati jelas betapa tema penghayatan utama kita adalah kekecewaan, ketidakpercayaan pada hukum dan penguasa, kemuakan, kemarahan, dan mungkin pada sebagian orang, keputusasaan dan fatalisme.

Banyaknya cerita mengenai penyelewengan kekuasaan dan penindasan pada yang rentan menyebabkan masyarakat marah dan merasa tak berdaya. Bagaimana umumnya kita membangun kembali rasa berdaya? Mungkin dengan memilih sibuk dengan urusan diri sendiri, tak peduli orang lain, dan apabila memungkinkan, ikut memanfaatkan situasi.

Respons psikologis masyarakat yang tampil dominan besar akhir-akhir ini adalah dengan membangun generalisasi, pandangan hitam-putih dan ”sosok pahlawan” atau ”sosok sakral”. Cara ini adalah respons psikologis sangat manusiawi dan dapat menjadi kekuatan besar publik meski dalam realitasnya belum tentu benar atau berdampak konstruktif. Bila tidak hati-hati, cara pandang hitam-putih hanya menjebak kita masuk dalam persoalan-persoalan baru. Penguasa menjaga amanah adalah hal terpenting karena membangun kembali kepercayaan publik merupakan pekerjaan sulit.

Harapan

Kekuatan individu pasti terbatas. Tetapi, dalam berbangsa kita melihat gerakan-gerakan masyarakat yang sangat positif dan menghadirkan kesejukan. Ada gerakan damai melawan korupsi atau pengumpulan koin dukungan bagi Prita. Pada akhirnya, di tingkat pribadi ataupun dalam konteks makro semoga harapan tetap ada.

Sejauh kita terus membuka diri dan merawat nurani, pada akhirnya manusia adalah makhluk spiritual yang yakin akan Kekuatan Maha Besar yang akan membimbing langkah kita menuju kebaikan. Selamat menyongsong Tahun Baru 2010...!

Kristi Poerwandari, Psikolog



6 Side Job untuk yang Hobi Menulis

Butuh tambahan pendapatan karena gaji Anda tak juga bergerak naik? Atau mulai jenuh dengan rutinitas kerja yang 9-to-5? Jika kegelisahan ini mulai hadir dalam kehidupan karir Anda, mungkin ini saatnya untuk mencari pekerjaan sambilan yang memungkinkan untuk Anda lakukan sambil melanjutkan pekerjaan tetap Anda.

Menurut buku 55 Surefire Home Based Businesses You Can Start for Under $5,000, ada banyak peluang usaha bagi yang ingin bekerja dari rumah. Dari 55 peluang bisnis tersebut, jasa penulisan ada di urutan kesebelas. Anda bisa mengerjakan dari rumah, tanpa harus meninggalkan karir Anda yang masih ingin dipertahankan. Jika pun Anda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan sebelumnya, dan menjadi pekerja dari rumah, tak perlu khawatir penghasilan akan menurun. Asalkan, Anda dapat memastikan jaringan sudah cukup luas dan bisa menjalin hubungan kerja dengan rekanan untuk rutin mendapatkan proyek tulisan.

Lalu apa saja profesi di bidang penulisan yang bisa dikerjakan dari rumah?
1. Copyediting
Editor banyak dibutuhkan oleh penerbit, media, atau perusahaan yang memiliki divisi penerbitan internal. Kebutuhan editor sebagai freelance pun semakin terbuka lebar. Cukup membawa bahan tulisan yang harus diedit ke rumah, lalu tentukan tenggat waktu yang disepakati bersama, dan Anda pun bebas mengatur waktu kerja asalkan memenuhi target.
2. Ghost writing
Banyak profesional yang punya ilmu khusus, tapi tak memiliki kemampuan menulis. Maka ia membutuhkan seorang penulis buku untuk menuangkan isi pikirannya ke dalam tulisan. Namun penulis buku ini tak dapat mencantumkan namanya sebagai penulis buku tersebut, karena ide dan konsep buku adalah milik profesional yang memiliki proyek tersebut. Nah, penulis buku inilah yang disebut ghost writer.
Tugas Anda termasuk melakukan riset, wawancara, dan menulis sesuai pesanan si pengarang yang namanya tercantum di buku. Memang tidak bisa membuat Anda populer, tetapi baik untuk menjaga relasi dan mengasah skill menulis. Selain itu, anggap saja pekerjaan ini untuk menambah portofolio.

3. Copywriting
Disebut juga sebagai penulisan bisnis. Bentuknya bisa berupa penulisan laporan tahunan pada sebuah perusahaan, atau penulisan untuk promosi produk dan jasa. Tim kreatif dari advertising agency juga mempekerjakan seorang copywriter untuk membuat iklan yang menarik. Meski semua pekerjaan menulis menuntut kreativitas, untuk yang satu ini butuh keahlian khusus.

4. Book writing
Penulisan yang satu ini bisa berasal dari ide dan atau keahlian Anda sendiri, artinya Anda menjual ide ke penerbit. Atau menerima pesanan dari penerbit seperti buku bisnis, interior, keuangan, dan sebagainya. Jadi tak melulu harus memiliki skill khusus secara profesional. Anda bisa mewawancarai profesional untuk kemudian menjadikannya tulisan dalam bentuk media buku.

5. Menulis artikel untuk majalah
Mirip seperti sebelumnya, hanya saja medianya berbeda, yakni majalah. Biasanya editor majalah akan menugaskan apa yang harus Anda tulis, sesuai tema yang ingin disajikan setiap periodenya. Jika Anda punya stok tulisan menarik seperti cerpen atau juga catatan perjalanan, Anda juga bisa menawarkannya pada media. Jika berjodoh, Anda bisa rutin berkontribusi, kan?

6. Web page content provider
Penulis konten website pun butuh skill khusus dalam menulis. Anda bisa menghasilkan uang dari sini. Apalagi media elektronik sudah menjadi pilihan yang menguntungkan di saat kondisi percetakan makin tergusur karena harga kertas yang mahal. Selama internet hidup, selama itulah pekerjaan ini terbuka luas.

Trik Mengasah dan Mempertajam Intuisi Bisnis

Keinginan sudah sangat menggebu untuk membuka peluang usaha baru, namun Anda masih ragu untuk segera memulainya. Atau, niat berbisnis masih jalan di tempat, lantaran Anda masih bingung bagaimana menangkap peluang dan menarik sebanyak mungkin pelanggan atas barang atau jasa yang Anda tawarkan.

Suryono Ekotama, direktur Smartpreneur Business Club, dalam bukunya Berbisnis dengan Otak Kanan, menjelaskan, banyak cara untuk memulai bisnis. Cara yang Anda pilih bukan sekadar untuk memulai, tetapi juga untuk menajamkan intuisi dalam berbisnis, sehingga Anda dapat mengembangkan usaha menjadi lebih besar lagi.

Dengan beragam pilihan sarana yang ada, Anda bisa mengasah bakat wirausaha dengan cara berikut:

1. Membaca buku-buku bisnis
Buku bisnis praktis yang ada sekarang ini ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti, dan dilengkapi dengan bonus CD jika Anda ingin mendengar versi audionya. Bidang usaha yang ditawarkan pun banyak macamnya. Pilihlah buku dengan bidang yang sesuai pilihan Anda, lalu pelajari tip-tip praktis yang disediakan.

2. Mengikuti diskusi, talk show, atau seminar bisnis
Mulailah mencari jadwal diskusi, talk show, atau seminar bisnis, dimana saja. Dari berbagai tema seminar yang diadakan, Anda bisa mengikuti perkembangan tren bisnis saat ini. Seminar semacam ini biasanya juga dihadiri para pemula di bidang bisnis. Anda bisa mengetahui apa saja problem yang mereka hadapi saat terjadi tanya-jawab.

Banyak hal lain yang menguntungkan bisa Anda peroleh dari mengikuti seminar, di antaranya:
* Mendapat ilmu seputar bisnis.
* Menambah pengalaman, setidaknya dari pengalaman narasumber, bagaimana menjalankan bisnisnya.
* Mendapatkan ide dan inspirasi yang bisa memompa semangat.
* Menambah banyak kenalan, sehingga membuka peluang untuk menjadi partner bisnis.
* Mengenalkan usaha Anda, dengan berbagi kartu nama dan presentasi singkat tentang karakter bisnis Anda.
* Konsultasi gratis dengan berbagai pihak yang lebih berpengalaman dalam berbisnis.

3. Mencari mentor
Keteladanan menjadi kebutuhan yang juga penting. Dengan adanya role model Anda bisa menemukan semangat, ilmu, serta pengalamannya bertahan. Cara mendapatkan mentor adalah dengan membuka pergaulan seluas-luasnya. Di antaranya dengan mengikuti berbagai kesempatan diskusi, talk show, atau seminar.
Menjalin hubungan baik juga penting. Dengan kedekatan tersebut Anda bisa dengan mudah untuk meminta waktu berbincang seputar dunia usaha. Karena biasanya, pebisnis sukses sangat terbatas waktunya. Suatu keberhasilan jika Anda bisa berbagi ilmu, dan membuka peluang hubungan bisnis baru (business to business).

4. Terjun langsung
Setelah belajar, mempersenjatai diri dengan pengetahuan bisnis, kini saatnya memulai. Modal nekad memang bisa menjadi pemicu. Tentu saja sertai perhitungan yang matang berdasarkan ilmu yang telah Anda serap sebelumnya, ditambah modal usaha, persiapan, dan relasi yang cukup luas. Berhasil membuka usaha dan terus belajar adalah perjalanan sepanjang hidup untuk menyempurnakan bisnis.

5. Mengikuti training atau pelatihan bisnis
Tidak berbeda jauh dengan kegiatan sebelumnya seperti seminar, pelatihan juga punya kontribusi besar untuk kemajuan bisnis Anda. Melalui pelatihan, Anda bisa mendapatkan ilmu bisnis praktis dengan waktu lebih banyak. Memang, Anda harus membayar cukup mahal untuk mendapatkan ilmu tersebut. Namun, anggaplah biaya training sebagai investasi awal untuk memancing lebih banyak lagi materi dari bisnis yang akan Anda kembangkan nantinya.


Diambil dari Kompas.com

Agar 24 Jam Lebih Efektif

Kemampuan untuk membuat dan menjaga jadwal yang efisien dan efektif akan baik untuk produktivitas Anda, sekaligus akan menunjukkan bahwa Anda adalah tipe profesional yang bisa diandalkan, bertanggungjawab, dan bisa dipercaya. Hal-hal tersebut akan membawa Anda menjadi orang yang diperhitungkan dalam segala jalan karier Anda.
Saat membuat jadwal (scheduling), alat-alat pendukung tertentu, seperti PDA, komputer, ponsel pintar, atau sekadar buku agenda, tak terelakkan. Namun, tak akan ada gunanya pula jika Anda tak mengerti cara menggunakannya. Karenanya, sangat disarankan agar Anda mulai menggunakan alat-alat yang sebenarnya bisa membantu Anda menyusun jadwal tersebut. Terlepas dari alat-alat bantu tersebut, yang lebih penting adalah cara Anda menyusun jadwalnya, berikut tips yang bisa Anda lakukan untuk menyusun jadwal efektif:
Siapkan dan jelaskan tujuan Anda
Pastikan apa target Anda. Misalnya, untuk menghadapi rapat, siapkan dan catat apa saja yang ingin Anda gali dari rapat itu, termasuk pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin Anda tanyakan di sana. Dengan melakukan hal ini sebelum rapat, maka Anda akan memiliki perkiraan waktu untuk menjadwalkan hal-hal lain setelah dan sebelum rapat. Saat Anda tiba di ruang rapat, sebelum memulainya, utarakan maksud dan tujuan Anda agar jelas arah jalan rapat tersebut dan tepat sasaran.
Selalu tepat waktu
Disadari atau tidak, namun kebiasaan jam "karet" sudah sangat melekat dengan kebanyakan masyarakat kita. Kebanyakan artinya bukan berarti seluruh masyarakat kita, dan selain itu sebenarnya masih bisa diubah jika Anda mau. Kebiasaan untuk tepat waktu sangat erat hubungannya dengan profesionalitas seseorang. Dalam hal ini, bukan berarti hanya datang tepat waktu saat berjanji untuk bertemu, tapi juga dalam hal tanggung jawab. Kemampuan untuk mengatur ketepatan waktu menunjukkan bahwa Anda mampu mengontrol jadwal Anda yang padat. Menunjukkan pula bahwa Anda menghormati waktu dan memperhatikan kepentingan dan keperluan orang lain, sehingga Anda mengharapkan sebaliknya dari yang bersangkutan. Jika Anda tahu bahwa jalanan Jakarta sudah tidak bisa lagi diperkirakan "jadwal" kemacetannya, ada baiknya Anda selalu berangkat lebih awal dari perkiraan.
Realistis
Waktu merupakan faktor utama dalam hal ini. Maka melakukan perkiraan tak realistis akan suatu jadwal, seperti menyisipkan rapat dengan divisi penjualan di tengah-tengah waktu Anda melakukan presentasi, amat tidak efektif. Anda harus bisa meluangkan waktu sejenak untuk memperkirakan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi. Jika jadwal terlalu padat, dan ada satu yang berlangsung lebih lama dari perkiraan, maka jadwal sisanya akan ikut mundur. Cobalah untuk mengatur jadwal secara realistis, bukan secara ideal. Buat estimasi waktu, lalu tambahkan waktu 10-20 persen waktu untuk perjalanan, atau rapat yang berlangsung lebih lama dari perkiraan, dan lainnya.
Konfirmasi ulang
Pertemuan atau jadwal yang melibatkan orang lain memang tidak terlalu bisa Anda kontrol. Siapa tahu orang yang Anda ajak bertemu tersebut tiba-tiba repot atau mendadak batal. Maka, daripada waktu Anda terbuang percuma karena datang ke tempat perjanjian tapi batal, akan lebih bermanfaat jika Anda mengirimkan konfirmasi terlebih dulu. Entah itu dengan mengirimkan e-mail atau dengan menelepon orang tersebut.
Tera ulang
Dalam bukunya, How to Organize (Just About) Everything, Peter Walsh menawarkan saran, "Tinjau ulang seberapa banyak jadwal yang sudah berhasil Anda laksanakan, khususnya yang berkaitan dengan janji. Jika jumlahnya lebih dari 50 persen, evaluasikan apakah agenda orang lain bisa mengganggu jadwal Anda." Ketika Anda terlalu sering bertemu dengan orang, Anda tak selalu bisa mengontrol keadaan. Anda juga tak bisa memperkirakan kapan bisa bekerja sendiri, dan tanpa gangguan dari orang lain. Entah itu di pagi hari atau di sore hari. Jadwal tersebut harus diketahui dengan pasti.
Ambil alih
Sebagai seorang individu, Anda memiliki "klien-klien" yang tak hanya di bidang bisnis. Anda juga harus mampu menyisihkan waktu untuk keluarga, pasangan, teman-teman, dan lainnya. Karenanya kadang waktu 24 jam terasa kurang. Tetapi kadang, ketika Anda sedang rapat dengan kolega atau atasan, obrolannya melebar ke hal-hal yang lain, waktu pun terbuang percuma. Ketika ini terjadi, cobalah dengan sopan minta undur diri, jelaskan alasan bahwa Anda sudah ada rencana lain. Potong obrolan yang tak terlalu penting untuk urusan pekerjaan, untuk sama-sama menggunakan waktu yang tersisa dengan kegiatan lain yang bermanfaat.
Menyusun jadwal yang efektif bisa membantu Anda untuk memanfaatkan waktu 24 jam dalam sehari lebih maksimal, dan lebih produktif. Ketika Anda menemukan ada hari-hari yang terasa lebih cepat dari biasanya, atau ada yang berjalan lebih lambat dari biasanya, maka sudah bisa dipastikan Anda membutuhkan penjadwalan yang lebih efektif.
Diambil dari KOMPAS.com

8 Resolusi Keuangan untuk Tahun Baru


Saat membuat resolusi tahun baru, hal-hal yang ada dalam daftar kita biasanya: mulai berolahraga, mulai diet, atau membeli mobil. Lalu, kapan giliran meresolusi kesehatan keuangan kita? Bukankah keuangan juga sama pentingnya dengan kesehatan? Sehat, tetapi rekening di bank kosong, tidak enak juga kan?

Untuk mulai menjalani gaya hidup yang lebih hemat (dan pangkal kaya), coba ikuti resolusi keuangan tahun baru berikut ini:

1. Tidak berbelanja berlebihan
Membawa kartu kredit memang ringkas, tetapi kemudahan menggunakannya juga membuat Anda akan terlalu banyak menghabiskan uang. Bila Anda memang tak berniat berbelanja, maka simpan kartu kredit Anda di rumah. Selain itu, jangan tergoda dengan sistem belanja online yang menggunakan kartu kredit. Batasi saja, misalnya, untuk membeli tiket pesawat atau membayar voucer hotel.

2. Menaati budget
Anda perlu tahu apa yang paling sering Anda beli dengan uang Anda. Apakah fine dining bersama keluarga di akhir pekan? Ataukah pakaian, sepatu, dan tas? Ataukah traveling setiap ada libur panjang di akhri minggu? Jika sudah tahu, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk membatasi pengeluaran dalam hal tersebut. Misalnya, traveling hanya boleh 4 kali dalam setahun. Jadwalkan hal ini di kalender setidaknya setiap bulan untuk mengevaluasi budget, membayar tagihan, dan memeriksa apakah ada pos-pos yang bisa dikurangi pengeluarannya.

3. Membayar utang
Banyak cara untuk menyelesaikan utang. Salah satunya adalah dengan membayar utang dengan bunga yang tertinggi lebih dulu, setelah itu barulah yang lebih ringan. Bila Anda memang mampu, maka sebaiknya tidak hanya membayar minimum payment karena hal ini hanya akan membuat utang Anda lebih lama terselesaikan.

4. Menabung lebih dulu
Anda perlu menyisihkan uang untuk ditabung, bukan menabung apa yang tersisa. Anda bisa membuka rekening baru yang dibuat khusus untuk menyimpan uang tabungan. Jika Anda harus membayar asuransi dengan premi tahunan, maka sisihkan juga sejumlah yang harus dibayarkan agar Anda tak kelimpungan saat harus membayar nanti.

5. Simpan lebih banyak
Setiap tahun, gaji Anda pasti naik. Karena itu, simpan juga lebih banyak. Selain dengan menyisihkan sejumlah kenaikan gaji tersebut, kurangi juga beberapa pengeluaran lain yang tidak perlu. Misalnya, berlangganan majalah (padahal Anda tak pernah sempat membacanya sampai habis).

6. Siapkan tabungan pensiun
Rasanya masih lama sekali, ya, tapi menabung untuk masa pensiun adalah tindakan bijaksana. Anda bisa memilih sistem direct deposit yang akan menyisihkan gaji yang masuk langsung ke rekening yang Anda pilih, atau memilih produk asuransi dengan fasilitas untuk menabung atau investasi.

7. Pilih asuransi yang tepat
Sebagai contoh, jika Anda mempunyai anak, maka asuransi pendidikan bisa menjadi pilihan. Jika perusahaan tempat Anda bekerja tidak menyediakan fasilitas penggantian uang dokter yang menguntungkan, maka Anda bisa membuat asuransi kesehatan. Tentu, Anda harus menyimak dengan baik setiap pasal yang ada dalam dokumen asuransi tersebut supaya tidak kecewa belakangan.

8. Lindungi identitas Anda
Apa hubungannya dengan masalah keuangan Anda? Yang jelas, jangan biarkan Anda menjadi korban pencurian identitas. Jangan sembarangan memberikan nomor kartu kredit saat akan berbelanja online. Pastikan situs belanja tersebut memang tepercaya. Hati-hatilah saat menyerahkan kartu kredit atau kartu ATM kepada petugas di tempat-tempat Anda menggunakannya. Awasi juga setiap pengeluaran kartu kredit atau rekening Anda setiap bulan untuk memastikan bahwa saldonya tidak berkurang tanpa sepengetahuan Anda.

diambil dari koran kompas.com