Sabtu, 5 maret 2016, kampus kami kedatangan Prof. Dr.
Ridlwan Nasir, mantan Rektor Rektor UIN Surabaya dua periode, dalam penjelasan
beliau didalam perkuliahan, beliau menyampaikan bahwa pendidikan yang ideal
adalah perpaduan pengajaran model sekolah atau madrasah dengan metode pengajaran
pondok pesantren, jika pengajaran dengan model sekolah maka anak bisa menjadi
pintar, karena disitu ada kurikulum, ada presensi untuk melatih kedisiplinan,
evaluasi sebagai tolak ukur keberhasilan dan seterusnya, sedang pada pengajaran
pondok pesantren akan berbicara tentang etika, perilaku, tingkah laku, sopan
santun, karena santri senantiasa dalam pengawasan dari ustad, kepala pondok dan
sebagainya, sehingga semuanya bisa diawasi, sedang pada sekolah setelah selesai
pengajaran selesai setelah itu langsung pulang kerumah masing-masing.
Beliau juga
menceritakan lelakunya dulu untuk menjadi sukses, bagaimana bisa kuliah dengan gratis
alias selalu mendapat beasiswa, seperti membaca Surat Yasin, Al Waaqi’ah, Al Mulk,
Ar Rahmaan selepas Subuh dan Maghrib. Adapun
faedahnya membaca surat Yaasin adalah menolak perbuatan jelek, disini beliau
mencontohkan ada seorang kyai yang berada dijombang, hartanya tidak bisa dicuri
oleh maling, maling inipun juga bukan maling biasa karena masuknya ke rumah
tidak melalui pintu tetapi masuk lewat tanah, setelah satu tahun dicoba ternyata
selalu gagal, akhirnya si maling ini menemui sang kyai, “kyai mengapa saya
selalu gagal untuk mencuri di rumah panjenengan, padahal ditempat lain saya
selalu berhasil ?, setiap satu meter saya selalu terpental ketika akan memasuki
rumah kyai”. “ilmu apa yang kyai gunakan”?. Al Waaqi’ah adalah untuk pintu
rizki, biar rizki kita tidak habis dan mengalir terus, beliau juga mencontohkan
harta atau gaji yang barakah, misalnya ketika kita menerima uang 1 juta, maka
kita akan menggunakannya sekitar 800 ribu, jika kita menerima 1 juta terus kita
menghabiskan 1,5 juta maka gaji kita itu tidak barakah, maka haruslah kita
membersihkan diri dengan zakat. Al mulk,
untuk menjaga diri, Ar Rahman, untuk mahabbah atau mencari jodoh atau istri
lagi, he2. Beliau juga melandasi dalam amalan ini yang terpenting adalah
istiqomah untuk melakukannya.
Beliau membaca
bismillah sebanyak 786 kali, ditiupkan kedalam air, dimasukkan kedalam
dispenser biar bisa diminum oleh anggota keluarga yang berkhasiat untuk memudahkan
hafalan, menjaga hafalan serta tidak mudah pikun, menjalankan puasa senin kamis
dan beberapa lelaku lainnya.
Beliau juga
menyampaikan, jika ingin bahagia, kita harus meminta doa kepada orang tua dan
mertua, berbuat baik kepada mereka, jangan sampai kita memperbudak orang tua,
lebih-lebih menjadikan mereka sebagai pembantu kita.
Sumberingin Kidul
Jam 3.03 AM
6 maret 2016
0 komentar :
Posting Komentar