25 Juni 2018

Mematangkan Diri

Ada sentilan bagus digrup WA yang saya ikuti. Ketika saya sedang berusaha keras untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah saya. “Menulis ada kemiripan dengan memasak makanan, yakni kalau terlalu cepat, masakan tidak matang, tapi kalau terlalu lama masakan gosong”.

Ketika kalimat itu terbaca, hati saya terasa tersentuh, paling tidak itu sesuai dengan kondisi saya saat ini yang sedang dalam tahap menulis menuju ujian ke-4 yakni seminar hasil. Hal tersebut memaksa saya untuk mengurangi waktu kebersamaan dengan keluarga dan anak-anak, untuk hari raya inipun, silaturahmi agak saya percepat ketiga mengunjungi ke rumah seseorang dan mengurangi jumlah orang yang saya kunjungi. Lebih banyak menghadiri reuni, karena disana bisa bertemu dengan banyak orang sekaligus. Waktunya lebih banyak saya gunakan menyendiri, untuk membaca dan mengetik. Bahkan istripun tidak berani mengganggu, ketika sedang serius anak-anak diungsikan. He he he. 

Sayapun sebenarnya mulai menikmati kegiatan menyelesaikan ini, Cuma sisi lain dalam diri ini merasa bersalah, terutama kepada keluarga. Meskipun di tengah-tengah kesibukan saya harus berusaha untuk bersikap adil kepada mereka, mengajak mereka bermain dan menikmati masa-masa indah mereka. 

Setelah semakin mendalami apa yang saya tulis, saya malah menemukan banyak hal yang belum saya masukkan. Saya sendiripun masih belum puas dengan apa yang saya hasilkan. Tugas akhir adalah tempat dan waktu yang baik untuk mengupgrade diri, belajar iImu dan pengetahuan, ibaratnya adalah kawah candradimuka agar kita siap menghadapi tantangan kedepan, harus dimanfaatkan sebaik mungkin.     

Semoga pengorbanan ini tidak sia-sia dan saya makin bisa menikmatinya, perkara selesai atau tidak, cepat atau lambat, itu sudah ada yang mengatur, terpenting saya berusaha untuk menulis dan menulis. 

Sumberingin Kidul Ngunut
25 Juni 2018

0 komentar :