16 Mei 2020

1 Dekade Bersamamu (Segenap Hati dan Rasa)

Menua itu pasti, bersamamu selama 10 tahun, menikmati suka dan duka kehidupan. Belajar membangun mahligai rumah tangga, menjadi orang tua, mengasuh dan mendidik anak, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab. Mohon maaf belum bisa terlalu membahagiakan, belajar bersama tentang kehidupan dan menua bersamamu.

Kehidupan adalah belajar tiada henti. Karena ada banyak permasalahan yang akan kita hadapi, ada banyak keinginan yang belum tercapai. Apapun itu yang penting bisa bersamamu, menikmati hari demi hari.

Berusaha menjadi imam yang baik, yang mampu mengantarkan dan membawa keluarga ke surga nantinya. Berusaha menjadi teman hidup yang baik, yang mampu menjaga, mampu bercengkerama untuk menikmati roda kehidupan.

Bergandengan tangan, berjalan seiring, berjalan untuk menahan goncangan kehidupan dan berpegang teguh pada tujuan kehidupan. Aku ingin mencintaimu dengan segala ragaku bersama untuk mewujudkan impian keluarga.

Hanya mencoba untuk setia diantara tanggal dan peristiwa, karena aku tidak berani berjanji, yang pasti hanyalah berusaha menjalani dengan sekuat hati untuk menjadi lelaki sejati, bertanggung jawab menjaga keluarga. Karena apapun itu, suatu saat nanti akan ada tagihan yang datang kepadaku. Hanya bisa menjalani yang tersaji dengan penuh kesadaran diri untuk memberi dengan segenap hati dan menjadi malaikat pelindung diri bagi keluarga kecil kita.

Aku tidak berani menghitung, karena kasih sayang bukan matematika, yang bisa diwakili oleh angka angka. pemberian kasih sayang  dengan segenap rasa. Itu yang bisa kulakukan. Segala tindakan dan tingkah laku, tidak saja melalui kata kata yang selalu diminta wanita. Tetapi lihatlah langkah dan wujud nyata sementara, walau dalam diam dan tanpa kata. Hanya satu yang bisa kujanjikan sebagai manusia biasa yaitu berusaha dengan segenap hati dan rasa untuk berbuat sebaik baiknya membangun rumah tangga.  

Happy 10th Wedding Anniversary
16 Mei 2010 = 16 Mei 2020
Sumberingin Kidul Ngunut Tulungagung




05 Mei 2020

Produktif di Rumah

Pandemi covid 19 mengajarkan kita bahwa ketahanan  pangan keluarga itu penting, bagi kaum berharta hal itu tidak akan menjadi masalah, tetapi bagi kaum papa akan menjadi permasalahan, karena mereka tidak punya banyak simpanan.

Dalam masa seperti ini bagi warga yang punya tanah, seperti sawah, pekarangan yang bisa diolah dan tanami, tidak akan begitu susah walaupun kadang harus mengetatkan ikat pinggang untuk menjalani kehidupan, tetapi mereka lebih bisa bertahan, karena segala sesuatunya ada dan tinggal dimanfaatkan.

Apalagi musim ini didaerah tempat tinggal saya banyak petani yang panen padi. Pekarangan masih bisa menghasilkan tanaman dan buah buahan. Bagi pembudidaya ikan, ketika memerlukan lauk tinggal mengambilnya dari kolam.
Bagi saya pandemi ini mengharuskan saya berbuat lebih keluarga, dengan memanfaatkan segala yang ada untuk dipergunakan, diolah, ditanami dan menebar benih dikolam untuk kebutuhan ketahanan pangan.

Bagi masyarakat desa yang kreatif, punya lahan dan bisa memanfaatkanya, pandemi ini tidak begitu terasa walau harus memperhitungkan setiap pengeluaran. Yang menjadi sulit adalah bagi mereka yang biasanya bekerja dipabrik, diperusahaan dan kebanyakan dikota. Beruntunglah masyarakat yang tinggal di desa karena lebih bisa bertahan. Dengan lahan yang dipunya, keakraban dengan tetangga, jiwa sosial yang tinggi mereka akan lebih mudah menghadapi semua.

Kita hanya bisa berdoa, semoga wabah ini cepat berlalu, sehingga semuanya menjadi normal seperti sedia kala. Tetap tinggal dirumah, tetap produktif, perbanyak ibadah, jaga kesehatan dan menikmati kebersamaan dengan keluarga.
Sumberingin Kidul Ngunut Tulungagung
5 mei 2020