18 Maret 2014

Menciptakan Kebanggaan

Kusibak kabut pagi dengan deru motorku, sering kuusap kaca helmku biar pandanganku tidak kabur, tidak seperti biasanya memang pagi ini kabut begitu pekat sehingga agak menghalagi pandangan mataku, sehingga aku tidak berani memacu motorku agak kencang. Kalau biasanya kecepatanku sekitar 80 km/jam,  kali ini hanya sekitar 40 km/jam.
Rasa capek masih menyergap tubuhku, karena tadi malam sampai di Kampus sekitar jam 12 malam, tetapi rasa capek itu tidak mengurangi semangatku untuk melakukan aktivitas hari ini, dalam perjalanan kemarin banyak hal yang bisa aku pelajari, banyak hal yang bisa memunculkan ide-ide kreatif apa yang harus ku kerjakan selama beberapa waktu ke depan.
Memang seperti itulah setiap perjalanan yang kulakukan pasti akan memunculkan ide-ide dan hal-hal baru, karena perjalanan bagiku adalah keluar dari kebiasaan sehari-hari yang selalu membelenggu kreativitas kita untuk mengerjakan sesuatu. Karena ada batasan jam dan waktu. Jam 6.00 pagi misalnya harus berangkat ke tempat kerja dan itu menempuh jarak lebih dari 30 km.  Jam 1.30 siang aku harus meluncur lagi ke tempat yang berbeda untuk melakukan aktivitas menempuh jarak 15 km. tetapi sampai saat ini aku bisa menikmati itu semua, bahwa itulah bagian dari perjalanan hidupku, bahwa dengan aktivitas yang aku jalani ini adalah sebuah proses untuk mencapai apa yang kuinginkan untuk mencapai apa yang aku cita-citakan.
Resiko tidak selalu bisa di dekat dengan istri dan anak,  menjadi sebuah handicap tersendiri, tetapi memang hal itu harus dilakukan. Ingin mencapai sesuatu memang perlu sebuah pengorbanan, tetapi aku berusaha menebusnya diwaktu-waktu tertentu untuk bisa membuat mereka tersenyum dan tertawa dengan kebersamaan sebagai sebuah keluarga.
Senin 17 Maret 2014, kalau biasanya hanya bisa memandang Pak Dr. H. Suryadarma Ali yang sekarang menjabat sebagai Menteri Agama lewat Televisi, hari ini bisa langsung bertatap muka dengan beliau di Hotel Utami Sidoarjo dalam sebuah acara yang diadakan Kopertais Wilayah IV Surabaya. 
Dalam pidatonya beliau mengungkapkan bahwa beliau belum merasa puas dengan Pendidikan Islam, meskipun sudah melakukan perubahan-perubahan yang menuju perbaikan. Beliau juga menyampaikan hendaknya diadakan suatu Rakornas Pendidikan Islam yang bisa memunculkan cetak biru perjalanan Pendidikan Islam tahun 2014 -2025. Sehingga kita bisa mengetahui kemana Pendidikan Islam diarahkan. Kepada para hadirin, beliau juga menyampaikan bahwa kita harus tahu kualitas apa yang ingin dicapai, jadi kita tidak hanya bangga dengan apa yang telah kita capai tetapi juga bisa menciptakan kebanggaan-kebangaan baru.

Sebuah Catatan di pagi yang hangat

Durenan 18 Maret 2014 .

0 komentar :