21 Maret 2014

Mengajari Anak Mencintai Membaca

Pagi ini sekitar jam 6 pagi, kupacu sepeda motorku menuju IAIN Tulungagung, sudah sekitar 2 bulanan ini aku tidak menuju kesana untuk bermain badminton, pertama karena jaraknya lumayan jauh sekitar 20 menitan perjalanan, yang kedua adalah semakin lama semakin sedikit yang ikut bermain, kalau dulu bisa main 2 kali, sekarang jarang bisa melakukannya.
Bertemu kembali dengan Pak Teguh, Pak Aibak, Pak Rifai, Pak Is, Komari, di tambah lagi dengan beberapa orang, Ustad Nuryani, Pak Abad, dll. Lumayan setelah main 2 kali tubuh ini dibanjiri oleh keringat.
Setelah selesai permainan atau game yang pertama sempat berbincang-bincang dengan Ustadz Nuryani, ketika masih menjadi mahasiswa beliau adalah dosenku, dosen untuk mata kuliah Bahasa Arab. Sudah lama sekali tidak bertemu dengan ustad Nuryani, secara tidak sengaja kita berbincang-bincang tentang anak, beliau mengungkapkan ketika mendidik anak haruslah benar-benar bersungguh dan penuh perhatian. Juga bercerita bagaimana istrinya yang saat itu mengajar di 2 sekolah harus berhenti mengajar di 1 sekolahnya, hanya mengajar di satu tempat itupun hanya 1 hari, saat beliau tidak mengajar di kampus.
Beliau menceritakan bagaimana upaya beliau bagaimana mengajari anak untuk mencintai membaca dan mencintai buku, ketika mengaji anak diletakkan di dekat atau dipangku istilah jawanya,  meskipun saat itu belum bisa membaca, kemudian disudut sudut  ruang diletakkan buku, jadi dimana-mana dirumah ada bukunya, meskipun ada boneka tetapi letaknya di kamar tidur saja. Jadi, kata beliau disini adalah memberi contoh dan tauladan kepada anak secara langsung. Sehingga anak akan mencintai membaca dan buku. Sampai-sampai di rumah beliau tidak ada TV, sehingga anak akan fokus terhadap sekitarnya yang kesemuanya dipenuhi dengan buku-buku. Karena dengan anak mencintai membaca, maka orangtua akan mudah untuk mengarahkannya.  
Sekarang anak beliau yang pertama sudah duduk di kelas 5, mengenai prestasi anak beliau itu sering rangking 1 atau ke kedua. Semoga bisa belajar dari beliau.
Utara alun alun Tulungagung
21 Maret 2014

0 komentar :