16 Oktober 2014

SOPIR YANG ALIM DAN SANTUN

Senin 13 Oktober 2014...Pagi-pagi masyarakat dihebohkan dengan berita kecelakaannya Bus Harapan Jaya AG 7900 UR di Bundaran Waru, Sidoarjo, yang mengakibatkan meninggalnya 7 orang penumpangnya..berita itupun langsung merebak lewat media sosial facebook, serta lainnya, disertai dengan foto yang cukup mengerikan.
Rasa ngeri dan miris melanda diri ini, jika melihat foto kecelakaan yang diunggah oleh seseorang dimedia sosial. Para penumpang yang mati kebanyakan tertindih oleh body bus yang sempet terseret sampai dengan 100 m. Sebelumnya bus sempat menabrak dinding pembatas dan terguling. Anda bisa membayangkan bagaimana keadaan penumpang jika dalam posisi ini.
Meskipun faktor dari sopir cukup berpengaruh dalam sebuah kecelakaan, paling tidak dalam 2 perjalanan yang saya tempuh ketika dalam perjalanan ke Bali bulan yang lalu serta perjalanan pulang dari Surabaya menuju Tulungagung, saya menemukan dua orang sopir yang cukup sholeh dan cukup santun.
Pertama adalah Pak G. (inisial)  seorang sopir Bus Pariwisata, yang sudah bekerja sebagai driver atau sopir  sejak tahun 1978, berarti ketika mulai menjadi driver saya belum dilahirkan. Saya belajar hal-hal tertentu dari beliau. Bagaimana teknik menyalip dan memberikan kesempatan kepada bis yang ada dibelakang kita untuk menyalip juga. Sopir ini saya katakan alim, ada 2 hal, pertama ketika guide yang ada di Bus kami sering melontarkan kata-kata porno, beliau menyatakan ketidaksukaannya, sampai menyebut guide porno. Kedua ketiga pagi hari dalam perjalanan beliau berusaha dengan keras untuk mencapai Masjid yang ada di Kediri Tabanan Bali untuk sholat shubuh, setelah memberhentikan bis di tepi jalan beliau langsung berjalan ke masjid mengambil air wudhu dan menyegerakan sholat, demikian juga ketika sampai di Puja Mandala (disini ada 5 tempat ibadah agama-agama yang ada di Indonesia) beliau juga langsung ke masjid dan sholat terlebih dahulu.
Kedua dengan sopir Bus Harapan Jaya, namanya saya tidak tahu, cuma busnya berangkat dari terminal Bungurasih sekitar jam 2.30 sore hari, ada yang membedakan dengan sopir-sopir yang pernah saya temui dalam perjalanan saya adalah beliau mengenakan kupluk/peci berwarna hitam, dan ketika menyalip dalam perjalanan terutama dari Surabaya dan Mojokerto ketika menyalip dari sebelah kiri, beliau langsung membuka kaca disebelah kanannya dan bilang amit kepada kepada kendaraan yang disalip. Saya tahu karena saya duduk tepat dibelakangnya, bagi saya jika naik bis dan perjalanannya cukup jauh, saya akan merasa nyaman ketika duduk dibelakang sopir, karena tempatnya lebih luas, untuk tempat kaki juga longgar daripada tempat duduk yang lain. Kemudian juga setelah  mendekati Tulungagung beliau menelpon salah satu temanya untuk diajak menonton Habib Syeh yang pada saat itu Bersholawat di Stadion Rejoagung Tulungagung.
Ada banyak sopir yang ugal-ugalan tapi masih banyak juga sopir yang Alim dan Santun..

Kamulan Durenan Trenggalek,
16 Oktober 2014

 

0 komentar :