29 Januari 2015

BERMAIN BERSAMA OMBAK (EDISI PANTAI PASIR PUTIH WATULIMO)


KERAS DILAWAN LUNAK
Masih dihari yang sama hari jumat, 2 Januari 2015, setelah berlalu dari Pantai Damas, perjalanan kembali dilanjutkan menuju Pantai Pasir Putih, sayang waktu disana sudah agak siang sekitar jam 8.30an, sehinga kami harus membayar restribusi sebesar 22 ribu untuk masuk, kalau tiba disana  agak pagi, besar kemungkinan akan gratis, karena penjaganya belum datang. He2, sebelum kepantai pasir putih kusempatkan dulu untuk menyisir pantai Karanggongso, kalau ingin menikmati keindahan pantai lebih lama, disini ada 2 penginapan yang bisa di sewa untuk digunakan bermalam, harganya mulai 75 ribu – 250 ribu permalam, selain disini juga ada hotel letaknya di dekat Pantai Prigi, setelah puas menyisir, kemudian berbalik arah ke Pantai Pasir Putih, pantai ini adalah pantai kesukaanku, disinilah tempat yang aku anggap paling cocok untuk memuaskan hobi berenang, karena pantainya landai dan tidak berbahaya kalau agak ketengah. Dan cocok juga buat perenang-perenang pemula dan bermain ombak. He2. Saya bisa mengatakan begitu karena sekitar 50 - 100 meter dari bibir pantai, lautnya tidak dalam, sehingga tidak terlalu berbahaya untuk berenang.
Ke pantai tanpa mandi atau berenang, rasanya kurang afdol, kepantai kalau tidak bermain dengan ombak, sama saja dengan tidak kepantai, itu menurut saya,. Bermain dengan ombak adalah sesuatu yang amat menyenangkan, karena kita bisa melepas kepenatan akibat kegiatan yang itu-itu saja. Biasanya saya merasa puas setelah 2 jam bermain dengan ombak. Saya senang mengikuti ayunan ombak yang datang, apalagi ombak yang besar, wooow i like it. Kalau kita menentang atau menghadang ombak kita akan mudah lelah dan capek, sama ibaratnya keras dilawan keras dan itu memerlukan energi yang besar, tetapi kalau keras dilawan lunak, maka kita akan bertahan lama karena tidak memerlukan energi yang besar, kita tinggal mengikuti ayunan gelombang air laut atau ombak yang naik dan turun, tidak menentang, tidak menghadang,. Itulah cara saya bermain dengan ombak.
Sempat diingatkan oleh istriku untuk tidak berenang atau bermain-main terlalu ketengah, karena 3 tahunan yang lalu pernah hampir mati (nanti akan ada episode tersendiri tentang ini he2, alhamdulillah karena pertolongan dari Alloh, masih hidup sampai sekarang), tetapi ya, karena kesukaan bermain dilaut membuat aku melupakan itu, semula hanya bermain di pinggir-pinggir saja lama kelamaan akhirnya agak ke tengah juga, bahkan anakku februari ini akan berumur 4 tahun senang bermain dengan air, (saya pikir memang tidak ada anak yang tidak senang bermain dengan air), dan malah mengajak agak ketengah, tubuhnya kupegang dari belakang dan tanganku melingkar diperutnya, ketika ada ombak datang, kuhentakkan kakiku menyesuaikan dengan tinggi ombak yang datang, mengikuti alunannya. Senang, itu terlihat dari wajahnya yang berbinar, dan ketika kuajak menepi dia tidak mau. Ada juga beberapa orang yang menyewa ban untuk digunakan bermain-main, tetapi aku lebih suka untuk tidak menggunakannya. Itu caraku menikmati bermain ombak pantai, bagaimana caramu ??.  
  
Durenan, 29 Januari 2015

26 Januari 2015

BERMAIN BERSAMA OMBAK (EDISI PANTAI CENGKRONG DAN PANTAI DAMAS)

Jumat 2 Januari 2015, menjelang liburan terakhir anak-anak sekolah, setelah hampir 2 minggu mereka melakukan aktivitas yang berbeda-beda, ada yang pergi ke gunung, pantai, rumah kakek nenek mereka dan ketempat-tempat kesukaan mereka. Tapi bagiku hampir sama di tengah liburan tetap saja bekerja. Karena memang itu yang harus dilakukan. Tapi Alhamdulillah meskipun begitu tetapi masih bisa menikmati liburannya anak-anak sekolah. Masih ada hari natal, waktu cuti bersama, minggu dan juga tahun baru. Alhamdulillah dua minggu ini bisa memanfaatkannya dengan baik.
Sengaja kuajak keluarga kecilku serta 2 keponakanku untuk kepantai yang ada diwilayah selatan Pantai Jawa, untuk mengagumi dan menikmati, mensyukuri ciptaan-Nya serta memenuhi janji kepada istri untuk mengajak liburan ke pantai. Maka pagi itu pergilah kami ke Pantai Damas, Cengkrong, Karanggongso dan terakhir di Pantai Pasir Putih Watulimo Trenggalek.
Ada hal yang berbeda yang bisa ditemui, terutama sejak dibuat jalur lintas selatan, pertama, pantai yang terkenal dan sering dikunjungi dulu adalah Pantai Prigi dan Pasir Putih juga Damas, sejak beberapa tahun terakhir ini muncul Pantai Cengkrong disertai dengan Wisata Mangrove dengan jembatan galaunya kata Kak Edi salah seorang yang aku temui disana dan asli dari Watulimo, dia mengatakan kalau banyak murid-muridnya dari MTs-nya  yang sering datang ke Jembatan galau ini, Jembatan ini terbuat dari kayu yang membelah dan mengitari tanaman mangrove sehingga kita bisa dekat sekali dengan pohonnya dan ada beberapa pos yang bisa kita singgahi untuk membuka bekal atau sekedar beristirahat sebentar, serta ada sungai yang mengalir ke laut yang dilintasi jembatan mangrove. hal ini yang menjadi pembeda dengan pantai lainnya dan disini juga ada jembatan besar yang berada didekat pantai, banyak orang-orang yang berhenti untuk menikmati keindahan dan juga sekedar mengambil gambar. Untuk tiket masuknya ke Pantai ini Rp. 8.000,-, tetapi kalau datang pagi-pagi sekali maka bebas biaya masuknya, tinggal uang untuk parkir di Taman Mangrove.
Kedua adalah semakin dekat jarak yang harus kita tempuh untuk menuju Pantai Damas, kalau dulu misalnya kita harus menempuh jarak kurang lebih 5 – 10 km, kita bisa menempuhnya separuh jalan sekitar 2 – 5 km, lebih pendek memang karena kita tidak perlu memutar, hal ini bisa ditempuh melewati jembatan yang ada di Pantai Cengkrong, sekitar 500 m kita akan memasuki jalan yang tidak beraspal, di kanan dan di kiri dapat kita jumpai pohon-pohon khas daerah pantai, istriku meminta untuk kembali dan berbalik arah, karena takut tersesat, tetapi karena jiwa adventurirku (he2) atau petualanganku, aku yakin kalau ini adalah jalan singkat untuk menuju Pantai Damas, walaupun ada sedikit grundelan dari istri ku tetap jalan terus, kurang lebih 1 km kemudian kami menemui jalan yang menanjak agak berbatu sekitar 40 – 60 derajat kemiringannya,(bagi yang tidak terbiasa dengan jalan model seperti ini harus hati-hati) setelah itu kita akan menjumpai pertigaan jalan yang beraspal, ambillah jalan kekiri yang akan menuju Pantai Damas, kalau kekanan berarti akan kembali lagi ke jalan sebelum Pantai Cengkrong.