Minggu sore ini
hujan turun dengan derasnya membasahi bumi, jalan aspal depan rumahku sampai
tergenang beberapa cm, sehingga kalau ada kendaraan dengan kecepatan tinggi air
akan memercik kesekitarnya, hanya satu dua saja kendaraan yang lalu lalang. Didepan
beberapa rumah banyak orang yang menepi agar tidak kehujanan.
Jam menunjukkan
pukul empat lebih sedikit, “nduk mainnya lima menit lagi selesai ya, kataku
kepada anak perempuanku, “Setelah itu mandi dan brangkat mengaji”, anakku yang masih
asyik dengan permainan bongkar pasangnya. Lima menit kemudian, “yuk mandi”,
kataku, sambil kuangkat dan kugendong menuju kamar mandi dan kumandikan,
sementara istriku membereskan mainan yang berserekan.
Hujan deras
masih tetap mengguyur, kupakai mantel untuk melindungi diri dari kucuran air
hujan, kuletakkan anakku di posisi depan, karena dia lebih senang berdiri
daripada duduk dibelakang, kuterobos hujan dengan pelan-pelan karena genangan
air cukup tinggi, sesampai di tempat mengaji tidak tampak satu anakpun yang ada
disana, nampaknya dia enggan untuk masuk, karena tidak ada temannya, setelah
kunasehati, akhirnya dia mau masuk dan mengaji.
Sebuah hal
yang ingin aku tanamkan kepada anakku sejak dini adalah hujan bukanlah sebuah
halangan dan hambatan untuk tetap menuntut ilmu, hujan adalah bukan sebuah alasan
bagi kita untuk malas pergi belajar, kita tidak boleh menyerah terhadap
masalah-masalah yang menimpa kita, tetapi mencari solusi dari permasalahan. Membentuk
karakter pantang menyerah, tidak mudah goyah untuk menuju impian-impian.
Membentuk karakter
amatlah sulit, perlu waktu, perlu pembiasaan-pembiasaan, perlu pengorbanan, dan
sebagainya, tetapi apapun itu, jika itu demi kebaikan untuk masa mendatang akan
aku lakukan. Salah satunya adalah membentuk karakter pantang menyerah ini.
Sumberingin Kidul Ngunut
31 Januari 2016
0 komentar :
Posting Komentar