31 Januari 2016

MEMBENTUK KARAKTER PANTANG MENYERAH

Minggu sore ini hujan turun dengan derasnya membasahi bumi, jalan aspal depan rumahku sampai tergenang beberapa cm, sehingga kalau ada kendaraan dengan kecepatan tinggi air akan memercik kesekitarnya, hanya satu dua saja kendaraan yang lalu lalang. Didepan beberapa rumah banyak orang yang menepi agar tidak kehujanan.
Jam menunjukkan pukul empat lebih sedikit, “nduk mainnya lima menit lagi selesai ya, kataku kepada anak perempuanku, “Setelah itu mandi dan brangkat mengaji”, anakku yang masih asyik dengan permainan bongkar pasangnya. Lima menit kemudian, “yuk mandi”, kataku, sambil kuangkat dan kugendong menuju kamar mandi dan kumandikan, sementara istriku membereskan mainan yang berserekan.
Hujan deras masih tetap mengguyur, kupakai mantel untuk melindungi diri dari kucuran air hujan, kuletakkan anakku di posisi depan, karena dia lebih senang berdiri daripada duduk dibelakang, kuterobos hujan dengan pelan-pelan karena genangan air cukup tinggi, sesampai di tempat mengaji tidak tampak satu anakpun yang ada disana, nampaknya dia enggan untuk masuk, karena tidak ada temannya, setelah kunasehati, akhirnya dia mau masuk dan mengaji.
Sebuah hal yang ingin aku tanamkan kepada anakku sejak dini adalah hujan bukanlah sebuah halangan dan hambatan untuk tetap menuntut ilmu, hujan adalah bukan sebuah alasan bagi kita untuk malas pergi belajar, kita tidak boleh menyerah terhadap masalah-masalah yang menimpa kita, tetapi mencari solusi dari permasalahan. Membentuk karakter pantang menyerah, tidak mudah goyah untuk menuju impian-impian.
Membentuk karakter amatlah sulit, perlu waktu, perlu pembiasaan-pembiasaan, perlu pengorbanan, dan sebagainya, tetapi apapun itu, jika itu demi kebaikan untuk masa mendatang akan aku lakukan. Salah satunya adalah membentuk karakter pantang menyerah ini.  


Sumberingin Kidul Ngunut
31 Januari 2016 

0 komentar :