28 April 2016

TUJUH HAL YANG PERLU DISUNTING DALAM NASKAH ATAU TULISAN

Datus C. Smith dalam bukunya Penuntun Penerbitan Buku yang diterbitkan oleh Pusat Grafika Indonesia (Terjemahan dari A Guide to Book Publishing) menyebutkan ada tujuh aspek yang disunting dalam naskah :
1.    Keterbacaan dan Kejelasan (Readibility and Legibility)
Berhubungan dengan penampilan tipografi naskah serta bagian-bagian naskah. Editor harus memastikan naskah yang diserahkan memenuhi standar keterbacaan, serta penggunaan font yang sesuai (baik jenisnya maupun ukurannya). Penggunaan spasi atau leading, penggunaan nomor halaman, penulisan catatan kaki, ataupun penjelasan-penjelasan ilustrasi/gambar.
2.    Konsistensi atau ketaatasasan
Berhubungan dengan penggunaan ejaan, tanda baca, atau istilah yang ajek sesuai dengan acuan dalam gaya selingkung penerbit ataupun kamus standar seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia. Editor harus konsisten dalam penggunaan istilah, bahkan sekalipun istilah tersebut bukan istilah standar seperti yang terdapat didalam kamus, tetapi menjadi ciri khas dalam sebuah penerbitan. Konsistensi juga dibutuhkan dalam pembuatan tabel, penampilan rujukan dan penggunaan nama orang atau tempat.
3.    Kebahasaan
Meliputi penggunaan kalimat serta pergantian paragraph yang harus benar-benar disajikan secara baik dan benar. Dalam hal ini, kemampuan menulis editor dipertaruhkan untuk melakukan penulisan ulang (rewriting) bagian-bagian kalimat yang rancu ataupun tidak enak dibaca menjadi kalimat yang bermakna dan enak dibaca. Tingkat kesulitan menjadi tinggi manakala editor harus menyesuaikan bahasa kepada pembaca sasaran. Misalnya menetapkan penggunaan bahasa slank untuk kaum remaja.
4.    Kejelasan dan gaya bahasa
Berhubungan dengan gaya (style) penulis yang harus dipahami betul oleh editor sehingga pengubahan tidak turut mengubah gaya penulis, bahkan maksud penulis. Deteksi gaya ini hanya akan terjadi kalau editor dapat mengenali secara jauh kebiasaan penulis, pribadi penulis dan tulisan-tulisannya, terutama tentang sesuatu yang kurang dipahaminya dan membantu penulis menjelaskan dengan bahasa yang lebih gamblang.
5.    Ketelitian data dan fakta
Berhubungan dengan pemaparan yang harus sesuai dengan fakta sebenarnya, konstektual, ataupun bersifat mutakhir, jika didalam naskah menyebutkan data dan fakta penduduk Indonesia, hendaklah editor menyakinkan bahwa penulis sudah menggunakan data dan fakta yang valid serta terbaru. Begitupun dalam penyusunan karya fiksi, seperti cerpen dan novel, data dan fakta yang mendukung cerita harus sesuai dengan keadaan sebenarnya meskipun disatu sisi, fiksi hanya sebuah khayalan.
6.    Kelegalan dan kesopanan
Berhubungan dengan bahan-bahan yang mungkin melanggar hak cipta seseorang atau bahan-bahan yang mungkin menimbulkan kontroversi karena bersinggungan dengan isu SARA, gender, pencemaran nama baik, terorisme, ataupun pornografi. Editor harus awas terhadap aspek ini karena menyangkut keselamatan banyak orang, termasuk penerbitnya sendiri.
7.    Ketepatan rincian produk
Berhubungan dengan spesifikasi produksi buku yang menuntut kejelian editor untuk membuat estimasi ketebalan naskah, ukuran yang tepat dan pas sesuai dengan penggunaan, jenis kertas, hingga penjilidan. Pada akhirnya editor harus memiliki wawasan tentang produksi buku mulai dari pracetak hingga pascacetak. 

27 April 2016

SAMBIL MENYELAM MINUM AIR

Hari ini spesial banget, karena seharian bisa bareng dengan keluarga, sepulang badminton, mandi, makan dan siap-siap berangkat ke Surabaya untuk menjemput mas Ali dan Mbak Desy, akhirnya jam 9an kami bisa meluncur menuju Surabaya, sengaja memang kami berangkat agak pagi, biar tidak terjebak macet, maklum namanya juga hari Ahad, biasanya terjadi arus balik.
Jam 13.30 kami sampai di Bandara Juanda untuk menjemput mbak Desy, karena pesawatnya baru mendarat jam 3, maka kami bisa santai-santai dulu, menikmati makan di kantin bandara yang letaknya disekitar parkiran mobil, lumayan murah daripada didalam dan di area pertokoan bandara, juga bisa istirahat di masjid Bandara.
Awal Ashar, pesawatnya sudah landing, untuk mengisi waktu karena pesawat mas Ali baru mendarat jam 8 malam, kami kami berangkat menuju Kota Surabaya, tepatnya di Taman Bungkul, sudah beberapa kali mampir ke sini, bedanya kali ini bareng sama anak dan istri. Bisa melihat anak aktif, ceria, senang merupakan sebuah kebahagiaan yang tidak ternilai harganya. Beberapa permainanpun dicoba.
Selepas maghrib baru kami kembali ke Bandara Juanda untuk menjemput Mas Ali, sekitar jam 1 malam, kami baru tiba di rumah.

Sumberingin Kidul
Ahad, 24 April 2016









23 April 2016

MAN PROPOSES GOD DISPOSES

Kupandang wajahmu dalam dalam, anakku sayang, ayahmu merasa bersalah hari ini, dipagi hari sambil mengantarmu sekolah, ayah bilang kepadamu hari ini akan pulang lebih awal, tetapi sayangnya, sesampai di rumah jam sudah menunjukkan jam 8.30 malam. Engkau sudah terlelap dalam mimpimu.
Seringkali engkau berkata, betapa senangnya dirimu, kalau ayahmu ini pulang sore hari. “Saya sayang ayah, kangen ayah”. Maafkan ayahmu nak yang belum bisa memenuhi permintaanmu, apalagi beberapa waktu ini, ayahmu selalu pulang larut malam.
Yah,… manusia hanya bisa berencana, ingin melakukan ini, melakukan itu.  Sebaik apapun kita menyusun jadwal, sebaik apapun kita melakukan persiapan tetapi kalau Tuhan belum berkenan  maka hal itu tidak bisa terwujud istilahnya Man proposes God Disposes.
Besok, ayahmu ini, ingin menemanimu, menghabiskan waktu bersamamu, bisa bermain-main, mengajak jalan, menikmati kebersamaan untuk mengganti hari-hari yang telah hilang. Se mo ga…. 

Sumberingin Kidul
23 April 2016

DON’T BE SATISFIED

Sesudah beberapa waktu berkutat dengan urusan administrasi, nampaknya malam ini aku akan bisa merebahkan tubuh ini dengan nikmat, besoknya, bisa konsen ke bagaimana mengupgrade diri dan menambah ilmu pengetahuan yang tiada bertepi, minimal ada progres dan perkembangan kearah yang lebih baik. Seharusnya memang begitu jika kita tidak memanfaatkan waktu untuk memperbaiki diri maka kita akan tenggelam dalam pusaran waktu dan tertinggal jauh dibelakang.
Waktu tak akan pernah kembali, kita hanya bisa menolehnya sebagai kenangan, ketika kita tidak bisa mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat maka rasa penyesalanlah yang akan muncul. Mengapa, seharusnya, jikalau, kata-kata itu akan muncul memenuhi benak kita.
Langkah maju harus kita tempuh, walau apapun yang akan terjadi, hal itu demi masa depan kita. Yang wajib kita lakukan adalah berusaha memberikan yang terbaik buat hidup kita, do your best for your life.   

Sumberingin Kidul
Tepat tengah malam jam 00.00 WIB
22 – 23 April 2016

21 April 2016

5 KEGIATAN DASAR EDITING

Ada lima kegiatan dasar editing dalam hal spesifik memeriksa kelayakan sebuah naskah. Berikut lima kegiatan dasar tersebut.
1.      Pemakluman
Membaca awal (first reading) kemudian memaklumkan kebenaran naskah sehingga sesuai dengan aslinya.
2.      Perbaikan
Memperbaiki naskah sesuai dengan gaya selingkung, pedoman EYD, ataupun Kamus Besar Bahasa Indonesia sehingga menjadi baik dan benar.
3.      Pengubahan
Mengubah naskah pada tingkat struktur kalimat, struktur paragraph, ataupun struktur online sehingga dipahami dan runtut.
4.      Pengurangan
Mengurangi bagian-bagian naskah yang dianggap tidak perlu ataupun tidak relevan dengan naskah, termasuk juga dalam hal penyesuaian banyaknya halaman buku.
5.      Penambahan
Menambah bagian-bagian naskah yang dianggap perlu ataupun sangat relevan, termasuk juga dalam penyesuaian banyaknya halaman buku

Dua kegiatan dasar pertama biasa direkomendasikan untuk para copy editor. Tiga kegiatan dasar terakhir hanya direkomendasikan untuk editor dengan jam terbang tinggi atau pengalaman lebih luas (editor atau editor senior). Dengan demikian, dua kegiatan dasar pertama termasuk kegiatan editing ringan. Adapun tiga yang terakhir termasuk kegiatan editing sedang dan editing berat.


Diambil dari Taktis Menyunting Buku Karya Bambang Trim

BERHENTI BERHARAP

Pernahkan anda merasa kesal, marah dan terus berharap ???. Karena menunggu, menunggu balasan apa yang sudah kita perbuat, misal saja menunggu status kita di like orang atau di koment orang, menunggu balasan orang atas WA atau BBM kita, pernahkah !!!.
Maka jika anda menunggu hal-hal seperti itu, kehidupan anda akan merasa resah, berhentilah berharap, hidup akan terasa lebih enak. Umpamakan saja kita melepas burung ke udara, kita tidak mengharapkan burung itu akan kembali. Kita tetap melakukan aktivitas kita seperti biasa.
Sayapun ketika membuat status tidak terlalu ambil pusing apakah nanti akan di like ataupun dikomentari. Saya yakin ketika itu bermanfaat pasti akan dibaca oleh orang. Yang penting bagi saya adalah bisa mengekpresikan diri dan melatih merangkai kata. Lebih enak bukan !!!. he he he

Durenan,
21 April 2016

20 April 2016

SERBA SERBI EMPRIT

Jam menunjukkan 23.15 malam, akhirnya bisa menjejakkan kaki lagi di istanaku, Alhamdulillah satu hal lagi sudah bisa terselesaikan, perasaan sudah agak lega, tinggal menunggu hasilnya beberapa bulan lagi. 3 hari kemudian deadline satu pekerjaan lagi, mudah-mudahan dipermudah dan lancar.  Amiin.  
Kalau biasanya ke Surabaya sendirian saja, kali ini agak beda, kami berlima, jadinya lebih ramai dan ada teman berbincang-bincang. Urusan kami selesai menjelang jam 5 sore karena ada beberapa revisi yang perlu dilakukan.
Sekitar jam 8 kurang kami tiba di perempatan Papar Kediri, kalau ke kiri berarti kearah Pare, sedang ke kanan kearah Ngronggot Nganjuk kalau tidak salah. Kami menyengaja berhenti disini untuk makan malam di warung sederhana yang menyediakan aneka macam emprit, mulai dari bothok, krengsengan, digoreng dll.
Jenis makanan ini baru pertama kali kurasakan, saya pilih krengsengan emprit. Rasanya seperti krengsengan pada umumnya, yang membedakan ada sensasi kriuknya, karena burung emprit memang kecil, jadi tulang-tulangnya yang kecil dimakan sekalian, perporsi harganya sekitar Rp. 20 ribu.  
Menurut penjualnya setiap sabtu dan minggu, dalam 1 hari mereka  bisa menghabiskan 1000 ekor emprit. Wah lumayan juga, silahkan dihitung sendiri berapa penghasilannya. Untuk mencari emprit ini mereka menggunakan jala sebagai alat penangkapnya disawah-sawah, tentunya ada simbiosis mutualisme dengan petani karena padinya tidak dimakan oleh burung jenis ini.
Mata ini sudah mulai mengantuk dan memerlukan istirahat, waktu sudah menunjukkan jam 24.00 alias jan 12 malam. Selamat tidur semuanya, semoga mimpi indah.
Sumberingin Kidul
00.0     WIB
19 – 20 April 2016
   

14 April 2016

MENGAMBIL NAFAS SEJENAK

Setelah kurang lebih 1 bulan berkutat dengan beberapa pekerjaan yang memerlukan energi ekstra, Alhamdulillah pekerjaan itu terurai satu demi satu, sekarang bisa mengambil nafas sejenak. Untuk menikmati dan memandang keindahan alam, mensyukuri ciptaan ilahi rabbi.

Adzan subuh terdengar dari Masjid Al Munawar Tulungagung, Kurasakan begitu berat menggerakan kantung mataku, karena kurang tidur memang. Tetapi tetap kupaksa juga untuk bangun dan berjalan kekamar mandi.

Selepas sholat subuh, kulangkahkan kaki memutari alun-alun Tulungagung beberapa kali, kadang berlari kadang berjalan cepat, sambil menghirup udara segar dipusat Kota Tulungagung. Di utara pancuran air yang bertuliskan aloon-aloon, ada sekitar 50 an orang yang sedang aerobic, beberapa orang yang usianya agak lanjut berjalan sambil bercengkerama, kulihat kedalam alun-alun ada aktivitas beberapa cewek usia sekolahan yang sedang berselfi ria, disebelah utara alun-alun ada beberapa anak muda yang sedang push up dan sit up. 

Pagi hari ini, sengaja kuberaktivitas agak berat, sebagai ganti karena beberapa kali, jatah untuk bermain badminton yang saya agendakan 1 minggu 2 kali harus terpangkas karena menyelesaikan beberapa pekerjaan dan berkompromi dengan kondisi tubuh yang kurang sehat. 

Keringat sudah menetes lumayan banyak dari tubuhku, istirahat sebentar, dilanjutkan mandi. Setelah siap, kulanjutkan aktivitas pagi ini menuju kebarat kurang lebih kurang lebih 20 km, untuk berdiri di depan kelas.

Durenan,
14 April 2016

03 April 2016

PENIKMAT BOLA

Tersenyum, berdebar, geregetan itu yang kurasa melihat aksi, intrik, strategi yang diterapkan para pemain sepak bola yang sedang bertanding, itu yang kualami ketika menonton El Classico hari ini antara Real Madrid melawan Barcelona di Stadion Camp Nou Minggu 3 April 2016.
Menang atau kalah itu adalah hal biasa dalam pertandingan, saya lebih menyukai seninya mereka berlaga, mereka adalah para seniman yang menyuguhkan skill yang diperoleh melalui latihan-latihan baik pagi atau sore. Saya menikmati bagaimana mereka menunjukkan fisik, kebugaran, kesehatan, stamina. Mental, bagaimana sikap pemain, emosi pemain, ketika menghadapi lawan. Penerapan strategi menyerang, teknik mengoper bola, teknik menembak, memberi umpan, giringan, permainan tengah maupun sayap. Menikmati teknik bertahan, bagaimana para pemain bola itu menerapkan pressing, tekel, penjagaan, menghentikan serangan lawan, mengantisipasi bola-bola daerah, bola udara, komunikasi antar pemain, konsentrasi penempatan posisi serta kerjasama, saya begitu menikmati  kerja keras mereka. Itu yang saya rasakan ketika melihat bola.
Geli juga kadang melihat orang begitu emosinya menyikapi klubnya kalah, bagaimana mereka meluapkan kemarahan mereka dengan sikap yang merusak, saya pikir ini bukanlah penonton yang bisa bersikap dewasa. Seharusnya simple saja menyikapinya, menang Alhamdulillah, kalah ya harus bisa menerima secara lapang dada. Kalau semua bisa bersikap seperti itu alangkah indahnya dunia, alangkah damainya.

Sumberingin Kidul
Jam 4 pagi
3 April 2016