Jam menunjukkan 23.15 malam,
akhirnya bisa menjejakkan kaki lagi di istanaku, Alhamdulillah satu hal lagi
sudah bisa terselesaikan, perasaan sudah agak lega, tinggal menunggu hasilnya
beberapa bulan lagi. 3 hari kemudian deadline satu pekerjaan lagi,
mudah-mudahan dipermudah dan lancar. Amiin.
Kalau biasanya ke Surabaya
sendirian saja, kali ini agak beda, kami berlima, jadinya lebih ramai dan ada
teman berbincang-bincang. Urusan kami selesai menjelang jam 5 sore karena ada
beberapa revisi yang perlu dilakukan.
Sekitar jam 8 kurang kami tiba
di perempatan Papar Kediri, kalau ke kiri berarti kearah Pare, sedang ke kanan kearah
Ngronggot Nganjuk kalau tidak salah. Kami menyengaja berhenti disini untuk
makan malam di warung sederhana yang menyediakan aneka macam emprit, mulai dari
bothok, krengsengan, digoreng dll.
Jenis makanan ini baru pertama
kali kurasakan, saya pilih krengsengan emprit. Rasanya seperti krengsengan pada
umumnya, yang membedakan ada sensasi kriuknya, karena burung emprit memang
kecil, jadi tulang-tulangnya yang kecil dimakan sekalian, perporsi harganya
sekitar Rp. 20 ribu.
Menurut penjualnya setiap sabtu
dan minggu, dalam 1 hari mereka bisa
menghabiskan 1000 ekor emprit. Wah lumayan juga, silahkan dihitung sendiri
berapa penghasilannya. Untuk mencari emprit ini mereka menggunakan jala sebagai
alat penangkapnya disawah-sawah, tentunya ada simbiosis mutualisme dengan
petani karena padinya tidak dimakan oleh burung jenis ini.
Mata ini sudah mulai mengantuk
dan memerlukan istirahat, waktu sudah menunjukkan jam 24.00 alias jan 12 malam.
Selamat tidur semuanya, semoga mimpi indah.
Sumberingin
Kidul
00.0 WIB
19
– 20 April 2016
0 komentar :
Posting Komentar