20 April 2016

SERBA SERBI EMPRIT

Jam menunjukkan 23.15 malam, akhirnya bisa menjejakkan kaki lagi di istanaku, Alhamdulillah satu hal lagi sudah bisa terselesaikan, perasaan sudah agak lega, tinggal menunggu hasilnya beberapa bulan lagi. 3 hari kemudian deadline satu pekerjaan lagi, mudah-mudahan dipermudah dan lancar.  Amiin.  
Kalau biasanya ke Surabaya sendirian saja, kali ini agak beda, kami berlima, jadinya lebih ramai dan ada teman berbincang-bincang. Urusan kami selesai menjelang jam 5 sore karena ada beberapa revisi yang perlu dilakukan.
Sekitar jam 8 kurang kami tiba di perempatan Papar Kediri, kalau ke kiri berarti kearah Pare, sedang ke kanan kearah Ngronggot Nganjuk kalau tidak salah. Kami menyengaja berhenti disini untuk makan malam di warung sederhana yang menyediakan aneka macam emprit, mulai dari bothok, krengsengan, digoreng dll.
Jenis makanan ini baru pertama kali kurasakan, saya pilih krengsengan emprit. Rasanya seperti krengsengan pada umumnya, yang membedakan ada sensasi kriuknya, karena burung emprit memang kecil, jadi tulang-tulangnya yang kecil dimakan sekalian, perporsi harganya sekitar Rp. 20 ribu.  
Menurut penjualnya setiap sabtu dan minggu, dalam 1 hari mereka  bisa menghabiskan 1000 ekor emprit. Wah lumayan juga, silahkan dihitung sendiri berapa penghasilannya. Untuk mencari emprit ini mereka menggunakan jala sebagai alat penangkapnya disawah-sawah, tentunya ada simbiosis mutualisme dengan petani karena padinya tidak dimakan oleh burung jenis ini.
Mata ini sudah mulai mengantuk dan memerlukan istirahat, waktu sudah menunjukkan jam 24.00 alias jan 12 malam. Selamat tidur semuanya, semoga mimpi indah.
Sumberingin Kidul
00.0     WIB
19 – 20 April 2016
   

0 komentar :