12 Mei 2016

TINGKATAN EDITING

Tingkat ini didasarkan pada kondisi naskah dan perlakuan untuk naskah. Keputusan atas tingkatan editing ini diberikan oleh senior editor  ataupun managing editor dengan mempertimbangkan:
1.   Kualitas naskah dari penulis/pengarang, terutama aspek penyajian dan topik tulisannya.
2.   Membaca sasaran yang dituju, misalnya naskah perlu diturunkan materinya karena akan digunakan untuk pembaca pemula.
3.   Penjadwalan terbit (deadline) dan biaya yang dibutuhkan.
4.   Reputasi penulis/pengarang, kemudahan berhubungan dengan dan kedisiplinan waktu.
5.   Tiras penerbitan.
6.   Kepentingan penerbitan buku bagi penerbit.

Sebuah naskah yang berkualitas buruk, dapat saja diputuskan dengan editing sedang, mengingat waktu semakin mendesak dan biaya yang dibutuhkan sangat tinggi jika dilakukan editing berat. Dalam hal ini, editor harus pintar-pintar menetapkan perubahan mana yang perlu dan perubahan mana yang tidak.

Identifikasi naskah untuk mendapatkan perlakukan editing ringan, editing sedang, ataupun editing berat tidak memiliki patokan baku. Dalam buku the copyeditor’s handboojs, Amy Einsohn, menyajikan table tingkatan editing yang menurutnya dapat menjadi patokan para editor. Tingkatan itu dibagi atas.
1.   Penyuntingan mekanik
2.   Korelasi antarbagian
3.   Editing bahasa
4.   Editing isi
5.   Perizinan
6.   Kode cetak

Editing ringan pada semua tingkatan bersifat menjaga konsistensi, memperbaiki kekeliruan yang tidak terbantahkan (bukan yang berupa perdebatan) dan menanyakan inkonsistensi factual. Editing sedang pada semua tingkatan sudah merekomendasikan perubahan dan perbaikan yang perlu. Adapun editing berat pada semua tingkatan sudah merekomendasikan perubahan ataupun perevisian naskah, baik pada beberapa bagian maupun secara menyeluruh.


Taken From Bambang trim
Taktis menyunting buku

10 Mei 2016

CINTA DEWASA

Seringkali kita mengetahui atau mendengar, ketika putus cinta seseorang akan memutus hubungan dengan mantan, dan segala sesuatu yang berbau mantan akan dimusnahkan, pernahkah anda tahu ? atau bahkan anda sendiri yang mengalaminya ?
Putus cinta tidaklah harus membuat kita memutus hubungan yang telah terjalin dengan baik selama ini, punya rasa benci, ingin menjauh atau bahkan sampai mendendam dengan mantan, memutus tali silaturahmi dengan orang tua mantan dan juga teman-teman mantan. Kalau sampai terjadi seperti itu berarti cinta anda adalah cinta egois, cinta yang tidak dewasa.    
Putus cinta memang sakit, sakit banget malah, he2, beberapa waktu tentu akan sangat mengganggu pikiran dan membuat seperti kehilangan arah dan tujuan dalam melangkah, mampu menenggelamkan kita dalam kesedihan dan memburamkan pandangan kita akan masa depan. Jika hal itu terjadi pada anda, it is normal (itu normal) dan manusiawi.
Tetapi yang paling penting adalah anda harus bisa bangkit dari keterpurukan, menata hidup yang sempat berantakan, menjadikannya pelajaran untuk kehidupan dimasa mendatang. Kesedihan dan kegagalan itulah yang akan menjadikan kita kuat dan lebih dewasa dalam bersikap.
Jadi jika anda putus dengan mantan, bersikaplah dewasa, putus secara baik-baiklah, jadikanlah dia sebagai teman, janganlah memutuskan silaturahmi yang telah terjalin dengan keluarga dan teman-temannya. Anggap saja, dia bukan jodoh anda, dan dia akan rugi karena berpisah dengan anda. it is simple bukan.
Maka dunia akan tetap indah, hidup itu sudah susah mengapa harus ditambah lagi. So punyailah cinta yang dewasa yang akan membuatmu bahagia.  

(Efek nonton AADC 2) ha ha ha 


Sumberingin Kidul
9 Mei 2016

09 Mei 2016

SAMPAH YANG BERDAYA GUNA

Pagi ini, sekitar jam 6.45, kumengantarkan anakku untuk berangkat ke sekolah. Ada hal yang mengusik diriku, seorang ibu yang memakai kerudung berhenti di jembatan sedang membuang sampah terbungkus tas plastik berwarna merah ke sungai, setelah melewati jembatan langsung kuberkata kepada anakku “Nak, jangan membuang sampah sembarangan, buang sampahnya di tempat sampah atau dibakar sekalian”, anakku mengiyakan perkataanku.
Indonesia adalah negara berpenduduk Islam yang besar, tetapi sayang, tempat yang kita tempati kalah bersih dengan Negara-negara non Islam, lihat saja Singapura, Jepang dll, kita tidak akan menemui sampah yang ada dijalan, mereka lebih menghargai kebersihan daripada kita. Padahal kita umat Islam, kita punya slogan Kebersihan itu adalah sebagian daripada Iman, sayangnya perwujudannya, kita kalah kelas dengan Negara-negara Non Muslim.
Lihat saja ditempat wisata, sering kita jumpai orang yang membuang botol bekas minum, sampah makanan, plastik secara sembarangan padahal tidak seberapa jauh dari tempat membuang itu sudah disediakan tempat sampah.  
Hal ini patut kita cermati, apakah yang salah dengan pendidikan kita !!! kurangnya kesadaran tentang kebersihan, manfaat dari kebersihan, sehingga begitu mudah membuang sampah sembarangan. Atau aturan pemerintah yang longgar, penerapannya kurang maksimal. Tengok saja Ibukota Jakarta, terlepas dari tanah yang lebih rendah dari laut, adalah banyak orang-orang yang membuang sampah secara sembarangan, menyebabkan aliran air tidak lancar, pompa-pompa macet, sehingga tidak heranlah, kalau Jakarta sering terjadi banjir, karena kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan.
3 minggu yang lalu saya, ketika ada keperluan ke Surabaya, tertarik dengan kreatifitas anak-anak muda kampus UIN Surabaya, terutama yang jurusan Ekonomi Syari’ah, mereka membuat bank mini, salah satu agendanya adalah unit simpan pinjam, disini mereka bisa menyicil uang pinjaman dengan sampah-sampah yang bisa didaur ulang.  Serta Himpunan Mahasiswa Program ES yang membuka pengetikan yang pembayarannya bisa dengan sampah bekas.
Beberapa contoh kreasi dari barang bekas






Mari kita jaga kebersihan lingkungan kita. Karena kebersihan merupakan sebagian dari iman.


Sumberingin Kidul
9 Mei 2016

04 Mei 2016

JENIS-JENIS EDITING

Editing tidaklah sekedar memperbaiki bahasa (titik-koma), tetapi editing meliputi aspek yang lebih luas. Jenis editing berdasarkan lingkup pekerjaan maupun tingkat kesulitannya.
1.    Editing Mekanik (Mechanical Editing)
Merupakan praktik editing dasar untuk memeriksa dan memperbaiki naskah dari segi kebahasaan, ketepatan, serta kemudahan penggunaan. Jenis-jenis editing ini menggunakan tanda-tanda koreksi (correction mark) untuk dibubuhkan pada naskah secara manual. Mechanical editing meliputi aspek keterbacaan, kebahasaan dan ketaatasasan dengan mengacu pada gaya selingkung (house style) penerbit/editor.
2.    Editing Substantif (Subtantive Editing)
Merupakan praktik editing sedang dan editing berat karena editor memeriksa naskah yang meliputi ketelitian data/fakta, kejelasan dan gaya bahasa, kelegalan dan kesopanan, serta ketepatan rincian produksi. Editing subtanstif cenderung mengesahkan perubahan signifikan terhada bagian-bagian tertentu naskah, bahkan penulisan ulang naskah. Contohnya melakukan perubahan struktur naskah (bab atau sub bab), perubahan gaya penulisan (misalnya dari ilmiah akademis menjadi ilmiah popular dan perubahan kuantitas naskah (misalnya naskah tebal menjadi naskah tipis atau dipecah menjadi beberapa jilid buku seri).
3.    Editing Gambar (Pictorial Editing)
Berhubungan dengan editing visualisasi pada naskah, seperti gambar, peta, denah, table, grafik, foto, maupun skema/bagan. Editing ini biasa dilakukan oleh para editor yang memiliki wawasan di bidang desain komunikasi visual.
4.    Baca Pruf (proofreading)
Merupakan kegiatan koreksi akhir, pada tahapan pruf (cetak coba) pertama dan kedua. Pruf merupakan naskah yang sudah ditataletak dan didesain seperti layaknya halaman-halaman buku jadi. Pada pruf masih memungkinkan terdapatnya kekeliruan, seperti salah ketik, bagian yang hilang, bagian yang sama karena copy paste, bagian yang salah tempat, ataupun koreksi yang belum dimasukkan.

From Bambang Trim Taktis Menyunting Buku