26 Oktober 2016

FILOSOFI BERKENDARA

Hujan deras mengguyur Kota Tulungagung, angin berhembus kencang menerbangkan daun-daun kering ke jalan yang nantinya akan menjadi pekerjaan bagi pasukan kuning. Hawa dingin masih kurasakan meskipun aku sudah masuk ke ruang tempat kerjaku. 

Anganku melayang, cuaca seperti ini enaknya berada dirumah, bisa bercanda dengan buah hati dan istri. Ditemani dengan minuman hangat yang bisa merasuk ke hati. Alangkah bahagia dirasa.  

Teringat hari minggu kemarin bisa menikmati kebersamaan dengan keluarga kecil, tak lupa selepas subuh bermain badminton, dilanjutkan menyelesaikan dan merapikan barang-barang yang dibawa ke ruang bagian belakang serta bergelut dengan kabel dan lampu untuk penerang sementara. 

Sore harinya sekitar jam 2.30 anakku mengajak bersepeda dengan sepeda pink barunya. Roda kecilnya belum sempat dilepas, biasanya digunakan 1 saja. Kuajak anakku bersepeda dijalan berpaving sekitar 1, 5 km, sambil jalan kuberitahukan untuk tetap mengambil lajur kiri, bukan lajur kanan seperti Amerika dan negara eropa lainnya. Bagaimana ketika belok kekiri dan kekanan, kalau kekanan harus lebih berhati-hati, ambil posisi di tengah dulu baru belok.  

Setelah itu pulang untuk bersih-bersih, setengah jam kemudian mengantar mengaji, untuk pertama kalinya dalam sejarah hidupnya pergi mengaji dengan naik sepeda sendiri, melewati jalan beraspal, jaraknya kira kira sekitar 3 km pulang pergi, posisiku berada di belakangnya agak ke tengah, untuk jaga-jaga dari motor dan mobil. 

Hati senang karena kebersamaan ini bisa menceriakannya, membuatnya senang, tertawa, mengajarkannya cara berkendara dan minggu depan diajak untuk melakukannya lagi.


26 Oktober 2016
Utara alun-alun Tulungagung

 



0 komentar :