Kesegaran menghinggapi tubuhku, rasa
nyaman mengalir kesendi-sendi. Adik Zi, anak keduaku yang berusia 4 bulanan,
buang air besar, hal itu baru diketahui olah istriku waktu sahur, “Daripada
hanya dibersihkan dengan tisu basah sekalian saja dimandikan, tapi nanti
selepas sholat subuh saja” kataku.
Kalau posisi di rumah, memandikan Adik Zi
adalah sebuah hal yang biasa, dan sering saya lakukan, sama dengan anak pertama
dulu Kakak Zha, kecuali kalau berangkat kerja di pagi hari, jam 6 pagi harus
berangkat, karena jarak tempat kerja yang kurang lebih 35 km dari rumah, kalau
sore hari malah jarang memandikan, karena biasannya berada ditempat kerja,
kecuali saat hari libur.
Menjelang Imsak saya mengambil sepanci
air, kemudian kunyalakan kompor, memasak air yang akan digunakan mandi
Adik Zi, setelah itu sejenak menunggu waktu subuh. Selesai Sholat Subuh
langsung memandikan Adik Zi. Walaupun untuk memandikannya sekarang agak sulit,
tangannya sudah bisa memegang bak mandi, kaki sudah diangkat, tanganya kadang
memegang kaki, ataupun kakinya yang menyilang. Jika waktu luang tidak hanya
memandikan saja, mulai dari memberi bedak ke tubuh, memberi minyak telon agar
hangat, memakaikan popok, kaos dalam, celana dan juga baju. Selepas memandikan,
ah lebih baik mandi juga. he he he
Paling tidak hal sederhana ini bisa
membantu meringankan beban istri, berani berumah tangga berarti juga harus
berani mengasuh dan merawat anak. Jika pekerjaan dilakukan secara bergantian
dan saling kerjasama, maka pekerjaannya akan ringan.
2 Juni 2-17
0 komentar :
Posting Komentar