02 Juni 2017

MEMANDIKAN BUAH HATI

Kesegaran menghinggapi tubuhku, rasa nyaman mengalir kesendi-sendi. Adik Zi, anak keduaku yang berusia 4 bulanan, buang air besar, hal itu baru diketahui olah istriku waktu sahur, “Daripada hanya dibersihkan dengan tisu basah sekalian saja dimandikan, tapi nanti selepas sholat subuh saja” kataku. 

Kalau posisi di rumah, memandikan Adik Zi adalah sebuah hal yang biasa, dan sering saya lakukan, sama dengan anak pertama dulu Kakak Zha, kecuali kalau berangkat kerja di pagi hari, jam 6 pagi harus berangkat, karena jarak tempat kerja yang kurang lebih 35 km dari rumah, kalau sore hari malah jarang memandikan, karena biasannya berada ditempat kerja, kecuali saat hari libur. 

Menjelang Imsak saya mengambil sepanci air, kemudian kunyalakan kompor, memasak  air yang akan digunakan mandi Adik Zi, setelah itu sejenak menunggu waktu subuh. Selesai Sholat Subuh langsung memandikan Adik Zi. Walaupun untuk memandikannya sekarang agak sulit, tangannya sudah bisa memegang bak mandi, kaki sudah diangkat, tanganya kadang memegang kaki, ataupun kakinya yang menyilang. Jika waktu luang tidak hanya memandikan saja, mulai dari memberi bedak ke tubuh, memberi minyak telon agar hangat, memakaikan popok, kaos dalam, celana dan juga baju. Selepas memandikan, ah lebih baik mandi juga. he he he


Paling tidak hal sederhana ini bisa membantu meringankan beban istri, berani berumah tangga berarti juga harus berani mengasuh dan merawat anak. Jika pekerjaan dilakukan secara bergantian dan saling kerjasama, maka pekerjaannya akan ringan. 

Sumberingin Kidul
2 Juni 2-17

0 komentar :