Jalan Antara Ngunut dan Durenan, baik jalur utara maupun selatan, menjadi saksi perjalanan hidupku. 1 tahun pertama pernikahan, masih menetap bergantian antara rumah orang tua dan mertua. Pertengahan puasa, 15 Romadhon 2012 mulai menempati rumah sendiri, yang dibuat dengan hati, untuk ditempati bersama pujaan hati serta buah hati yang saat itu masih berusia 1 tahun.
Jam 6 pagi sudah berangkat menembus kabut pagi, menunaikan tugas untuk mengabdi kepada ibu pertiwi, mencerdaskan anak anak sekolah. Hal itu kulakukan dengan senang hati. Jika di hitung setiap hari maka akan menempuh perjalanan sekitar 65 km pulang pergi. Tambahkan sendiri jika perjalanan itu ditempuh 6 hari. Sudah berapa kilometer yang kutempuh, kalikan dengan satu tahun. Sampai dengan pertengahan 2019.
Jumat pagi ini kembali kumenelusuri jalan yang sudah terakrabi, bertahun tahun yang lalu, sambil memaknai perjalanan hidup yang sudah terjadi, dan mengambil intisari untuk bekal hidup dimasa mendatang. Diakhir tahun ini kujadikan sebagai bahan muhasabah, intropeksi diri guna merajut mimpi yang sempat tercerai berai. Karena tubuh tidak bisa diajak berlari untuk mengejar mimpi. Saatnya kini memacu kembali untuk menggapai mimpi menjadi kenyataan diri. Bukan terbuai dan memimpikan hal hal yang tak pasti. Tapi melangkah pasti menuju impian diri untuk masa depan yang lebih pasti.
Kujemput istri dan dua buah hati yang terlebih dahulu sudah disana beberapa hari. Bersiap juga untuk memacu diri di tahun 2020 nanti, menjemput impian yang sempat tercerai berai mencapai sesuatu yang pasti.
Sumberingin Kidul
27 Desember 2019
0 komentar :
Posting Komentar