01 November 2021

PEMILIHAN POMPA UNTUK BERHIDROPONIK (Belajar Hidroponik bagian Dua Puluh Lima)

Pompa merupakan bagian penting dalam berhidroponik, karena dengan pompa, air bisa dihisap kemudian didorong untuk mengaliri tanaman yang kita tanaman pada media. Dengan adanya pompa, air bisa memutar dari tandon dan kembali lagi ketandon.

Pada saat membeli pompa, harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan memperhatikan beberapa hal mendasar, agar tidak terjadi pembelian yang percuma alias gagal atau tidak dipergunakan karena tidak sesuai dengan spesifikasi.

Beberapa hal mendasar yang harus diperhatikan sebelum membeli pompa adalah, pertama, jumlah lubang tanam serta jumlah jalur, kedua, debit air yang mengalir 2 liter/menit, ketiga ketinggian pompa menuju tempat tertinggi media tanam.   

Contoh, ada 27 jalur, masing masing panjangnya 8 m, ketinggian 2 meter, berapa pompa yang diperlukan ? Cara penghitungannya adalah 27 jalur x 2 liter, menghasilkan 54 liter/menit, kemudian dikalikan dengan 60 (1 jam 60 menit), 54 x 60 = 3240 liter/jam, maka carilah pompa yang spesifikasi ketinggiannya 2 meter dan 3240 ribu liter/jam. Itu minimalnya tetapi jangan memilih atau membeli yang sama, karena ada rumus sendiri terkait ketinggian.

Setelah kapasitas liter/jam kita temukan, berikutnya untuk penentuan akhir kita ukur ketinggian dari dasar tandon ke media yang tertinggi, (karena semakin tinggi media akan membuat semakin turun debit airnya.

Misal untuk 27 jalur, panjangnya 8 meter ketinggian 2 meter, kita memilih model P = 107 untuk ketinggian 5 m outputnya menghasilkan 5000 l/jam, maka untuk ketinggian 0 m = 5000 l/jam, untuk ketinggian 1 m = 4500 l/jam, untuk ketinggian 2 m = 4000 l/jam, jika ketinggian 2 meter maka debit air yang akan diperoleh adalah 4000 l/jam, anggaplah dikurangi 20 % (belokan dan lain lain 250), maka akan ditemukan kapasitas pompa tinggal 3750 l/jam. Maka jenis pompa diatas bisa dipilih untuk digunakan.

 


 


                         Gambar dan skala dari jenis pompa yang berbeda


24 Juli 2021

Review Pelatihan Hidroponik Dasar (Paramudita Community)

Pemateri Andrew Tang di Review oleh Adhis Ubaidillah

Mengapa berhidroponik, Karena berhidroponik itu dapat menghemat penggunaan air sampai dengan 90%, dapat menanam diberbagai tempat, seperti sudut rumah, tidak menggunakan tanah karena banyak bakteri ditanah, dapat  menanam sepanjang tahuan tanpa tergantung dengan musim tertentu. Selain itu juga terhindar dari berbagai macam penyakit yang bersumber dari tanah, seluruh nutrisi dan perawatan terkontrol seperti ppm, ph. Selanjutnya tanpa pestisida dan insektisida yang berlebihan dan berbahaya, pemeliharaanya lebih mudah dan terkontrol.

Perbedaan sistem penanaman hidroponik dan konvensional, pada tanah, lingkungan tanam tidak bersih, pupuk yang diberikan kurang efektif dan efisien, pupuk yang diberikan bereaksi dengan zat yang ada di dalam tanah sehingga merusak keseimbangan tanah, gulma mudah tumbuh di sekeliling jadi harus siap menyiangi, pertumbuhan tanaman kurang terkontrol, tanaman lebih mudah terserang hama karena sulitnya mengontrol lingkungan, kualitas dan kuantitas barang kurang maksimal, dan membutuhkan lahan yang luas.

Sedang hidroponik sebaliknya, lingkungan tanam harus bersih (dipaksa untuk bersih), pupuk diberikan lebih efektif dan efisien karena AB Mix langsung dimakan dan larut dalam akar sehingga pertumbuhan maksimal, pupuk yang diberikan tidak akan bereaksi dengan apapun karena hanya menggunakan air yang bersih, tanaman bebas gulna, pertumbuhan tanaman lebih terkontrol, tanaman lebih minimal terserang hama karena lingkungan terkontrol, dapat berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, lahan yang dibutuhkan lebih sedikit.

HIdroponik adalah cara menanam tanpa tanah, bertanama secara hidroponik tidak dapat dibandingkan dengan organik, karena organik adalah sistem pengelolaan atau perawatan tanaman, sistem organik tidak dapat dikelola dengan pemupukan organik. Tanaman hidroponik menyerap 13 unsur yang berbentuk ion sehingga langsung bisa diserap tanaman, kalau organik berbentuk molekul, sehingga tidak langsung diserap harus di rubah atau di proses dulu ke ion. Tanaman atau tumbuhan hanya bisa menyerap ion, ibaratnya adalah AB Mik itu makanan yang siap santap, sedang organik diberi bahan memasak kemudian harus dioleh terlebih dahulu   

Persamaan antara organik dan hidroponik, keduanya ramah lingkungan, tidak  merusak keseimbangan tanah, bebas pestisida berbahaya, sedang perbedaannya adalah organik perlu lahan luas, kebersihan dan Kesehatan lebih sulit terjaga, gulma mudah tumbuh disekeliling tanaman, pertumbuhan tanaman kurang terkontrol, pupuk yang diberikan kurang efektif dan efisien. Sedang hidroponik tidak memerlukan lahan luas, kebersihan dan Kesehatan terjaga, tanaman bebas gulma, pertumbuhan terkontrol, pupuk diberikan lebih efektif dan efisien.

Syarat tumbuh hidroponik, sinar matahari bisa digantikan dengan grow light, sirkulasi udara sekeliling instalasi, misal oksigen, panas tinggi, kelembapan, karbondioksida harus diperhatikan. Terhindar dari aiar hujan, hujan bisa berakibat mata kodok jamur, busuk pangkal batang. System instalasi harus tepat, manajemen instalasi juga harus benar. Perlu air bersih.

Sistem dasar hidroponik ada 6, NFT, Wick, Floating Raft/ Rakit apung, Drip/tetes, Ebb & Flow terakhir aeroponik, dalam berhidroponik buat sesimple mungkin, pengelolaan mudah, perawatan mudah.

Media tanam hidroponik, Arang Sekam, Cocopeat (sabut kelapa), arang kayu, akar pakis, Rockwool. Rockwool ada dua yakni chemical binder dan bio binder, untuk bio binder punya kelebihan pertumbuhan akar lebih bagus cocok untuk semaian.

Langkah mengatur PH di Tandon

1.   Cek dan sesuaikan dengan TDS (TDS air baku + Nutrisi =PPM)

2.   Lakukan cek PH larutan (rentang 6,0 – 6,3)

3.   Gunakan PH up dan Down sesuai kebutuhan (solusi terakhir)

Alat alat berhidroponik, netpot, kain flannel, seleng PF, Driper Stick, nepel ulir. Macam macam alat ukur, TDS & EC, PH Meter. TDS & EC, mengukur kandungan nutrisi yang terkandung do dalam air pada instalasi hidroponik. PH  meter mengukur asam dan basa larutan air yang digunakan pada instalasi hidroponik.

Melarutkan nutrisi dengan menyediakan dan mengukur kedua tempat yang akan digunakan. Air baku maksimal 30 ppm, pastikan air sesuai ketentuan sebelum dikocok atau diaduk.

 

Salam 1 tandon

1.   Instalasi NFT

Kemiringan 5 cm per 1 m, debit air minimal 2 – 3 liter permenit untuk semua jalur, pastikan perbandingan minimal lubang tanam dan air adalah 2 : 1 (perbandingan 1 : 1 untuk dataran rendah

2.   Ketentuan  Jarak Tanam

Kangkung, bayam kurang lebih 10 cm as, sawi sawian dan selada kurang lebih 20 cm as

Demikian review dari saya atas pelatihan hidroponik tingkat dasar yang diadakan paramudita community terutama pak Andrew Tang dan Tim, saya mengucapkan terima kasih sekali atas ilmu yang diberikan. Semoga mengadakan pelatihan hidroponik kembali

#Hidroponicaacademi

#Tanamajadulu

#PetaniIndonesiaHebat


 

 

18 Juli 2021

MENGAPA BERHIDROPONIK (1) (Belajar Hidroponik bagian Dua Puluh Empat)

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) alih fungsi lahan pertanian di Indonesia setiap tahunnya yaitu sekitar 120.000 hektar lahan untuk pertanian yang mengalami pergeseran atau alih fungsi. Penyusutan jumlah lahan pertanian di Indonesia terus terjadi secara signifikan. produksi yang tinggi dan dapat memberikan kesejahteraan bagi petani baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial sebagai langkah untuk mencapai pertanian berkelanjutan serta dapat memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah

Hidroponik adalah salah satu langkah modern dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan masyarakat, mengapa berhidoponik ?

1.   Menghemat penggunaan air sampai 90%

Meskipun ditanam dengan menggunakan media air, hidroponik lebih menghemat penggunaan air karena menggunakan sistem aliran tertutup, pasokan air akan disimpan dalam tandon dan tidak akan hilang, hanya mengalir dan berpindah saja. Pada sistem pertanian tradisional, air yang digunakan akan mengalir begitu saja dan terserap oleh tanah, sehingga tidak efektif dan efisien, walaupun sekarang sudah diupayakan dengan menggunakan alat seperti pipa kemudian diberi sprinkler untuk memutar air, tetapi tetap perlu melakukan penyiraman yang teratur. Dengan berhidroponik penggunaan air akan lebih maksimal karena diserap tanaman secara langsung.    

2.   Tidak membutuhkan banyak orang, biaya sedikit, dalam pengelolaan,

Bayangkan saja, mulai dari membajak tanah, menanam, memerlukan banyak orang yang terlibat dan tentu saja biayanya cukup besar, sedang jika berhidroponik 1000 lubang tanam bisa ditangani sendiri atau cukup keluarga saja. Dalam pengawasanya lebih efektif dan efisien karena hanya memerlukan waktu yang lebih singkat daripada sistem pertanian biasa. Hanya rutin dalam pengecekan PH dan PPM, serta menambahkan air dan pekatan.

3.   Dapat menanam diberbagai tempat 

     Kita bisa menempatkan tanaman hidroponik dimana saja, disekitar rumah kita, teras rumah, pekarangan rumah, sudut kecil rumah, lantai 2, rooftop atau cukup menggantungnya di tembok. Selain itu bisa menambah kesejukan dan kesegaran udara lingkungan kita. Terlebih lagi untuk menghemat lahan bisa dibuat vertikal sehingga tidak memerlukan tempat yang luas.