Pompa merupakan bagian penting dalam berhidroponik, karena dengan pompa, air bisa dihisap kemudian didorong untuk mengaliri tanaman yang kita tanaman pada media. Dengan adanya pompa, air bisa memutar dari tandon dan kembali lagi ketandon.
Pada saat membeli pompa, harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan memperhatikan beberapa hal mendasar, agar tidak terjadi pembelian yang percuma alias gagal atau tidak dipergunakan karena tidak sesuai dengan spesifikasi.
Beberapa hal mendasar yang harus diperhatikan sebelum membeli pompa adalah, pertama, jumlah lubang tanam serta jumlah jalur, kedua, debit air yang mengalir 2 liter/menit, ketiga ketinggian pompa menuju tempat tertinggi media tanam.
Contoh, ada 27 jalur, masing masing panjangnya 8 m, ketinggian 2 meter, berapa pompa yang diperlukan ? Cara penghitungannya adalah 27 jalur x 2 liter, menghasilkan 54 liter/menit, kemudian dikalikan dengan 60 (1 jam 60 menit), 54 x 60 = 3240 liter/jam, maka carilah pompa yang spesifikasi ketinggiannya 2 meter dan 3240 ribu liter/jam. Itu minimalnya tetapi jangan memilih atau membeli yang sama, karena ada rumus sendiri terkait ketinggian.
Setelah kapasitas liter/jam kita temukan, berikutnya untuk penentuan akhir kita ukur ketinggian dari dasar tandon ke media yang tertinggi, (karena semakin tinggi media akan membuat semakin turun debit airnya.
Misal untuk 27 jalur, panjangnya 8 meter ketinggian 2 meter, kita memilih model P = 107 untuk ketinggian 5 m outputnya menghasilkan 5000 l/jam, maka untuk ketinggian 0 m = 5000 l/jam, untuk ketinggian 1 m = 4500 l/jam, untuk ketinggian 2 m = 4000 l/jam, jika ketinggian 2 meter maka debit air yang akan diperoleh adalah 4000 l/jam, anggaplah dikurangi 20 % (belokan dan lain lain 250), maka akan ditemukan kapasitas pompa tinggal 3750 l/jam. Maka jenis pompa diatas bisa dipilih untuk digunakan.
Gambar dan skala dari jenis pompa yang berbeda
0 komentar :
Posting Komentar