Kupejamkan mataku, kuhirup nafas dalam dalam, untuk memenuhi
dan mengisi rongga paru paruku. Kuterobos waktu menuju masa lalu, masa kecil dimana
aku tertarik akan hal hal tertentu yang kutekuni sekarang, ternyata semuanya
saling berkaitan dan membawaku melakukan hal atau pekerjaan yang kulakukan
sekarang.
Misal saja, tertarik dan mengimpikan memelihara ikan di kolam,
ketika masa kecil saya meminta orang tua untuk membuatkan kolam, setelah itu memelihara
ikan disana, sayangnya diwaktu itu, ketika memelihara ikan, ikannya dicuri
orang, dan itu membuatku marah, sehingga menjadi tidak semangat untuk
memelihara ikan lagi. Tetapi mulai 2018 saya kembali memelihara ikan kembali untuk
mewujudkan impan masa kecilku.
Kuhirup nafas dalam dalam melalui hidungku, kukeluarkan
kembali lewat mulutku sampai bersuara. Ayahku sering bercerita kepadaku, bahwa
beliau adalah seorang yang gandrung akan ilmu, gandrung untuk belajar, sering
mondok diberbagai pondok pesantren, misalnya pernah mondok di Ploso dan Ringin
Agung dan lain sebagainya. Sampai sampai beliau menikahnya agak terlambat. (Al
Fatihah untuk ayahku yang sudah meninggal). Hal tersebutlah yang memberiku semangat
untuk terus belajar sehingga bisa menyelesaikan pendidikan tertinggi tahun
lalu.
Kuusap air mata yang akan mengalir di pelupuk mataku, ketika
mengingat ayahku kembali. Hanya doa yang selalu bisa kupanjatkan untuk beliau. Sore
hari selepas ashar, setelah selesai belajar di madrasah pondok tengah Kamulan. Biasanya
selalu mengikuti ayahku ke sawah untuk memanen sayuran dan membawa pulang ke
rumah untuk besoknya dijual kembali, dari penjualan sayur inilah biasanya
diberi uang 500 rupiah untuk kemudian aku tabung di sekolah.
Ada satu hal yang aku tidak mau mengerjakannya adalah memacul
sawah, karena pernah 1 hari memacul, ternyata setelah itu langsung sakit sampai
semingguan. Mungkin karena ada sifat pemalas dan tidak mau repot yang ada pada
diriku. Ha ha ha. Meski aku suka
pertanian, tetapi aku tidak mau ribet, misal harus memacul, menyirami tanaman
setiap sore, maka hal tersebut kuakali dengan menggunakan sistem pertanian hidroponik.
Alhamdulillah sejak mulai tahun 2020 aku bertani dengan menggunakan sistem ini
dirumah.
Ketika kecil, kutemukan buku di almari orang tuaku, buku yang
bertuliskan arab tetapi berbahasa jawa, setelah dewasa baru tahu itu adalah
buku primbon. Aku sangat suka membacanya, Misal saja ketika ada lindu, aku
pasti mencari buku itu kemudian membacanya dan mencari makna dari lindu yang
barusan terjadi. Kutemukan juga sebuah buku pijat refleksi bercover hitam dirumah
mbahku, ketika usia sekolah dasar aku sangat suka memperhatikan gambar bagian
bagian tubuh.
Waktu masih kecil bukan suatu hal aneh jika tidak tidur
dirumah, biasanya tidur di pondok atau di Mushola, hal tersebut bisa digunakan untuk
bergantian memijat antar teman, minimal grepyeklah. Bahkan beberapa saudara juga
aku jadikan praktik untuk memijat. Entah tanpa aku sadari aku merasa tertarik, ketika
menjalani proses belajarnya tidak merasa terpaksa, bahkan sangat menikmati dalam
proses belajarnya.
Ternyata setelah bertemu dengan orang orang yang berhubungan langsung
dengan Mbah Kakung dan Mbah Putri. Mbah Kakung dulu adalah Tukang Suwuk, sedang
Mbah Putri adalah seorang pemijat. Mulai tahun 2023 kemarin aku mendirikan
rumah terapi yakni Rumah Sehat Tradisional Tulungagung yang ada di depan SMAN 1
Ngunut Tulungagung. Semoga bisa membantu orang orang yang membutuhkan dan bermanfaat
bagi banyak orang. Aamiin.
Sumberingin Kidul
15 April 2024
0 komentar :
Posting Komentar