1.
Judul Berita (Headline)
- Berfungsi menolong pembaca yang bergegas mengenal kejadian di sekelilingnya.
- Dengan teknik grafika tipe-tipe huruf, judul berita dapat ditonjolkan sehingga menarik orang untuk membaca.
- Mengapa bergegas? Karena sifat manusia modern yang serba tergesa sehingga banyak pembaca yang hanya membaca judul berita.
Membuat
Judul/Kepala Berita
Pokok
berita
Sebuah
ladang minyak baru di Papua mulai akhir tahun ini akan memproduksi minyak
30.000 barel sehari, demikian diumumkan jumat. Di Denver , AS
Judul
Berita
“Sumur
Minyak Baru di Papua”
Pokok
berita :
Dewan
Pimpinan Partai Kristen Indonesia (Parkindo) cabang Purwodadi Grobogan belum
lama ini memutuskan untuk membubarkan diri dengan berdasarkan beberapa
pertimbangan
Judul
Berita
“Parkindi
Cabang Purwodadi Bubarkan Diri”
Pokok
Berita
Sehubungan
dengan semakin mengganasnya penyakit demam berdarah di Semarang yang tidak
sedikit membawa korban, murid sekolah di Semarang kini diwajibkan membawa “obat
nyamuk” di sekolah guna menghindari adanya gigitan nyamuk.
Judul
“Gara-gara
Wabah Demam Berdarah : Anak-anak Sekolah di Semarang diharuskan Bawa Obat
Nyamuk”.
2. Baris
Tanggal (dateline)
Umumnya
tanggal berita dibuat singkatan dari surat kabarnya atau sumber beritanya.
Contoh: Harian Suara Karya menggunakan Madiun, Sabtu (SK)
Baris tanggal tersebut mensunjukkan bahwa berita tadi ditulis di Madiun di tempat kejadian dan saat ditulisnya adalah pada hari Sabtu. Kependekan SK menunjukkan bahwa berita didapat dari wartawan Suara Karya sendiri. Sebab kependekan tsb bisa dari kutipan media massa lain. Misalnya, Antara
Contoh: Harian Suara Karya menggunakan Madiun, Sabtu (SK)
Baris tanggal tersebut mensunjukkan bahwa berita tadi ditulis di Madiun di tempat kejadian dan saat ditulisnya adalah pada hari Sabtu. Kependekan SK menunjukkan bahwa berita didapat dari wartawan Suara Karya sendiri. Sebab kependekan tsb bisa dari kutipan media massa lain. Misalnya, Antara
3. Teras Berita
Menulis
teras berita merupakan bagian yang tersulit.
Karena
harus menyajikan fakta penting dan menarik minat pembaca.
Ada
seloroh: bahwa menulis lead sama dengan mencium gadis, jika kamu dapat sekali
maka yang lainnya akan mudah.
Karena
ingin menonjolkan bagian penting, teras berita
merupakan ringkasan dari berita.
Teras
berita umumnya memuat lengkap unsur-unsur berita.
Unsur
berita lazimnya disebut 5W dan 1H.
5 W 1 H
What:
Apa yang terjadi.
Who:
Siapa yang terlibat dalam kejadian itu.
Where:
Di mana hal itu terjadi.
When:
Kapan peristiwa itu terjadi.
Why:
Kenapa hal itu terjadi, dan
How:
Bagaimana peristiwa itu terjadi.
3A - 3 M
Untuk
istilah Indonesia: 3A – 3M Kependekan dari Apa; si-Apa; meng-Apa; bila-Mana;
di-Mana; dan bagai-Mana.
CONTOH :
Dua
orang pria, Sudin (43) tahun dari Kediri dan Simin (18) tahun dari Blitar
meninggal pagi ini jam 04.30 di perempatan Jalan Dr. Soetomo dan Jl. A Yani
Timur akibat ditabrak bus Harapan Jaya yang berlari kencang dan tidak lagi dapat
dikendalikan.
Ket: 5W
dan 1H semuanya terdapat dalam contoh teras berita tersebut.
Macam
Gaya Penulisan Teras Berita Berdasarkan Unsur 5W dan 1H
1. Teras
Berita Apa (What)
Penataran wartawan agama seluruh
Indonesia telah dibuka dengan resmi kemarin pagi oleh Menteri Agama Dr. Petruk
Gareng Bagong, S.Ag., M.Ag. di Pondok Pesantren Panggung.
2. Teras
Berita Siapa (Who)
Menteri
Agama Petruk Gareng Bagong kemarin pagi dengan bertempat di Pondok
Pesantren Panggung telah membuka penataran wartawan agama seluruh Indonesia.
3. Teras
Berita Dimana (Where)
Di
pondok pesantren Panggung Tulungagung, kemarin pagi telah dibuka
dengan resmi oleh Menteri Agama Petruk Gareng Bagong penataran wartawan agama.
4.
Teras Berita Kapan (Dimana)
Kemarin
pagi dengan
bertempat di Pondok Pesantren Panggung oleh Menteri Agama telah dibuka
penataran wartawan agama tingkat nasional ke-2.
5. Teras
Berita Mengapa atau Bagimana (Why, How)
Untuk
meningkatkan mutu wartawan agama dan meningkatkan kerukunan agama kemarin
pagi oleh menteri agama Petruk Gareng Bagong telah dibuka penataran wartawan
agama tingkat nasional ke-2.
Macam Teras Berita Di Luar Rumus 5Wdan 1H
1.
Teras Berita yang Menjerit (Exclamation Lead)
Contoh:
“Aduh!”
demikian jerit gadis-gadis yang memenuhi jalan RA Kartini dalam pesta semalam
suntuk untuk memperingati hari kelahiran kota Tulungagung
2. Teras
Berita Kutipan (Quotation Lead)
Contoh:
“Kita
jalan terus, meskipun mahasiswa akan turun ke jalan”, demikian Bupati
Tulungagung Togog menanggapi aksi-aksi mahasiswa STAI Diponegoro yang
menentang konsep normalisasi poligami.
3. Teras Berita Kontras (Contrast Lead)
Contoh:
“Kerawang
gudang beras di Jawa Barat kini mengalami kelaparan untuk pertama kalinya
Rakyat tidak lagi memakan beras melainkan melahap enceng gondok.
Sepuluh
Pedoman Penulisan Pokok / Teras Berita
Karya
Latihan Wartawan XIII PWI Pusat, yang diadakan atas kerjasama dengan Yayasan
Tenaga Kerja Indonesia, menyetujui dan menerima 10 pedoman penulisan teras
berita (diambil dari buku Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi)
1.
Teras berita
yang menempati alinea atau paragraph pertama harus mencerminkan pokok
terpenting berita. Alinea pertama itu dapat terdiri dari lebih dari satu
kalimat, tetapi sebaiknya jangan sampai melebihi tiga kalimat.
2.
Teras berita,
dengan mengingat sifat Bahasa Indonesia, jangan mengandung lebih dari 30 – 45
perkataan. Apabila teras berita singkat, misalnya terdiri dari 25 perkataan
atau kurang maka itu lebih baik.
3.
Teras berita
harus ditulis sedemikian rupa sehingga
a.
Mudah
ditangkap dan cepat dimengerti, mudah diucapkan di depan radio dan televise,
dan mudah diingat.
b.
Kalimat
singkat-singkat dan sederhana susunannya, dengan mengindahkan bahasa baku serta
ekonomi bahasa (hemat kata), jadi manjauhkan kata-kata mubadzir.
c.
Jelas
melaksanakan ketentuan “satu gagasan dalam satu kalimat”
d.
Tidak
mendomplengkan atau memuatkan sekaligus semuan unsur 5 W + 1 H atau 3A + 3 M (
Apa – SiApa – MengApa – BilaMana – DiMana – BagaiMana).
e.
Dibolehkan
memuat lebih dari satu unsur daripada 3A + 3M.
4.
Hal-hal yang tidak begitu mendesak, tetapi
berfungsi sebagai penambah/pelengkap keterangan hendaknya dimuat dalam tubuh
berita (bagian uraian, body)
5.
Teras berita,
sesuai dengan hati nurani manusia yang ingin segera tahu apa yang terjadi,
sebaiknya mengutamakan unsur APa/Apa yang terjadi. Teras berita
menyimpulkan/mengintisarikan kejadian yang diberitakan.
6.
Teras berita
juga dapat dimulai dengan unsur siapa, karena ini selalu menarik perhatian.
Apalagi kalau Siapa itu adalah seorang yang menjadi tokoh dibidang kegiatan dan
lapangannya. Akan tetapi, kalau unsure siapa itu tidak begitu menonjol,
sebaiknya tidak dipakai dalam permulaan berita.
7.
Teras berita jarang mempergunakan unsure Bilamana
pada permulaanya. Sebab unsure waktu jarang merupakan bagian yang menonjol
dalam suatu kejadian. Unsur waktu hanya dipakai sebagai permulaan teras berita
jika unsur itu bermakna khusus dalam berita itu.
8.
Urutan unsur
dalam teras berita sebaikya unsur tempat dulu, kemudiandi susul unsure waktu.
9.
Unsur
Bagaimana dan unsur mengapa diuraikan dalam tubuh berita (body), jadi tidak
dalam teras berita.
10.
Teras berita
dapat dimulai dengan kutipan pernyataan sseseorang (quotation lead) asalkan
kutipan itu bukan kalimat yang panjang. Dalam alinea berikutnya hendaknya
segera ditulis nama orang itu dan tempat serta kesempatan dia membuat
pernyataan.
0 komentar :
Posting Komentar