08 November 2012

Penulisan Berita


1. Judul Berita (Headline)
  1. Berfungsi menolong pembaca yang  bergegas mengenal  kejadian di sekelilingnya.
  2. Dengan teknik grafika tipe-tipe huruf, judul  berita dapat ditonjolkan sehingga menarik orang untuk membaca.
  3. Mengapa bergegas? Karena sifat manusia modern yang serba tergesa sehingga banyak pembaca yang hanya membaca judul berita. 

Membuat Judul/Kepala Berita
Pokok berita
Sebuah ladang minyak baru di Papua mulai akhir tahun ini akan memproduksi minyak 30.000 barel sehari, demikian diumumkan jumat. Di Denver , AS
Judul Berita
“Sumur Minyak Baru di Papua”

Pokok berita :
Dewan Pimpinan Partai Kristen Indonesia (Parkindo) cabang Purwodadi Grobogan belum lama ini memutuskan untuk membubarkan diri dengan berdasarkan beberapa pertimbangan
Judul Berita
“Parkindi Cabang Purwodadi Bubarkan Diri”

Pokok Berita
Sehubungan dengan semakin mengganasnya penyakit demam berdarah di Semarang yang tidak sedikit membawa korban, murid sekolah di Semarang kini diwajibkan membawa “obat nyamuk” di sekolah guna menghindari adanya gigitan nyamuk.
Judul
“Gara-gara Wabah Demam Berdarah : Anak-anak Sekolah di Semarang diharuskan Bawa Obat Nyamuk”.   

2. Baris Tanggal (dateline)
Umumnya tanggal berita dibuat singkatan dari surat kabarnya atau sumber beritanya.
Contoh: Harian Suara Karya menggunakan Madiun, Sabtu (SK)
Baris tanggal tersebut mensunjukkan bahwa berita tadi ditulis di Madiun di tempat kejadian dan saat ditulisnya adalah pada hari Sabtu. Kependekan SK menunjukkan bahwa berita didapat dari wartawan Suara Karya sendiri. Sebab kependekan tsb bisa dari kutipan media massa lain. Misalnya, Antara

3.  Teras Berita
Menulis teras berita merupakan bagian yang tersulit.
Karena harus menyajikan fakta penting dan menarik minat pembaca.
Ada seloroh: bahwa menulis lead sama dengan mencium gadis, jika kamu dapat sekali maka yang lainnya akan mudah.
Karena ingin menonjolkan bagian penting, teras berita  merupakan ringkasan dari berita.
Teras berita umumnya memuat lengkap unsur-unsur berita.
Unsur berita lazimnya disebut 5W dan 1H.

5 W  1 H
What: Apa yang terjadi.
Who: Siapa yang terlibat dalam kejadian itu.
Where: Di mana hal itu terjadi.
When: Kapan peristiwa itu terjadi.
Why: Kenapa hal itu terjadi, dan
How: Bagaimana peristiwa itu terjadi.

3A - 3 M
Untuk istilah Indonesia: 3A – 3M Kependekan dari Apa; si-Apa; meng-Apa; bila-Mana; di-Mana; dan bagai-Mana.

CONTOH :
Dua orang pria, Sudin (43) tahun dari Kediri dan Simin (18) tahun dari Blitar meninggal pagi ini jam 04.30 di perempatan Jalan Dr. Soetomo dan Jl. A Yani Timur akibat ditabrak bus Harapan Jaya yang berlari kencang dan tidak lagi dapat dikendalikan.
Ket: 5W dan 1H semuanya terdapat dalam contoh teras berita tersebut.

Macam Gaya Penulisan Teras Berita Berdasarkan Unsur 5W dan 1H
1. Teras Berita Apa (What)
        Penataran wartawan agama seluruh Indonesia telah dibuka dengan resmi kemarin pagi oleh Menteri Agama Dr. Petruk Gareng Bagong, S.Ag., M.Ag. di Pondok Pesantren Panggung.
2. Teras Berita Siapa (Who)
Menteri Agama Petruk Gareng Bagong kemarin pagi dengan bertempat di Pondok Pesantren Panggung telah membuka penataran wartawan agama seluruh Indonesia.
3.  Teras Berita Dimana (Where)
Di pondok pesantren Panggung Tulungagung, kemarin pagi telah dibuka dengan resmi oleh Menteri Agama Petruk Gareng Bagong penataran wartawan agama.
4.  Teras Berita Kapan (Dimana)
Kemarin pagi dengan bertempat di Pondok Pesantren Panggung oleh Menteri Agama telah dibuka penataran wartawan agama tingkat nasional ke-2.
5.  Teras Berita Mengapa atau Bagimana (Why, How)
Untuk meningkatkan mutu wartawan agama dan meningkatkan kerukunan agama kemarin pagi oleh menteri agama Petruk Gareng Bagong telah dibuka penataran wartawan agama tingkat nasional ke-2.

Macam Teras Berita Di Luar Rumus 5Wdan 1H
 1. Teras Berita yang Menjerit (Exclamation Lead)
Contoh:
“Aduh!” demikian jerit gadis-gadis yang memenuhi jalan RA Kartini dalam pesta semalam suntuk untuk memperingati hari kelahiran kota Tulungagung
2. Teras Berita Kutipan (Quotation Lead)
Contoh:
“Kita jalan terus, meskipun mahasiswa akan turun ke jalan”, demikian Bupati Tulungagung Togog menanggapi aksi-aksi mahasiswa STAI Diponegoro  yang  menentang konsep normalisasi poligami.
3. Teras Berita Kontras (Contrast Lead)
Contoh:
“Kerawang gudang beras di Jawa Barat kini mengalami kelaparan untuk pertama kalinya Rakyat tidak lagi memakan beras melainkan melahap enceng gondok.


Sepuluh Pedoman Penulisan Pokok / Teras Berita
Karya Latihan Wartawan XIII PWI Pusat, yang diadakan atas kerjasama dengan Yayasan Tenaga Kerja Indonesia, menyetujui dan menerima 10 pedoman penulisan teras berita (diambil dari buku Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi)
1.   Teras berita yang menempati alinea atau paragraph pertama harus mencerminkan pokok terpenting berita. Alinea pertama itu dapat terdiri dari lebih dari satu kalimat, tetapi sebaiknya jangan sampai melebihi tiga kalimat.
2.   Teras berita, dengan mengingat sifat Bahasa Indonesia, jangan mengandung lebih dari 30 – 45 perkataan. Apabila teras berita singkat, misalnya terdiri dari 25 perkataan atau kurang maka itu lebih baik.
3.   Teras berita harus ditulis sedemikian rupa sehingga
a.    Mudah ditangkap dan cepat dimengerti, mudah diucapkan di depan radio dan televise, dan mudah diingat.
b.   Kalimat singkat-singkat dan sederhana susunannya, dengan mengindahkan bahasa baku serta ekonomi bahasa (hemat kata), jadi manjauhkan kata-kata mubadzir.
c.    Jelas melaksanakan ketentuan “satu gagasan dalam satu kalimat”
d.   Tidak mendomplengkan atau memuatkan sekaligus semuan unsur 5 W + 1 H atau 3A + 3 M ( Apa – SiApa – MengApa – BilaMana – DiMana – BagaiMana).
e.    Dibolehkan memuat lebih dari satu unsur daripada 3A + 3M.
4.    Hal-hal yang tidak begitu mendesak, tetapi berfungsi sebagai penambah/pelengkap keterangan hendaknya dimuat dalam tubuh berita (bagian uraian, body)
5.   Teras berita, sesuai dengan hati nurani manusia yang ingin segera tahu apa yang terjadi, sebaiknya mengutamakan unsur APa/Apa yang terjadi. Teras berita menyimpulkan/mengintisarikan kejadian yang diberitakan.
6.   Teras berita juga dapat dimulai dengan unsur siapa, karena ini selalu menarik perhatian. Apalagi kalau Siapa itu adalah seorang yang menjadi tokoh dibidang kegiatan dan lapangannya. Akan tetapi, kalau unsure siapa itu tidak begitu menonjol, sebaiknya tidak dipakai dalam permulaan berita.
7.   Teras  berita jarang mempergunakan unsure Bilamana pada permulaanya. Sebab unsure waktu jarang merupakan bagian yang menonjol dalam suatu kejadian. Unsur waktu hanya dipakai sebagai permulaan teras berita jika unsur itu bermakna khusus dalam berita itu.
8.   Urutan unsur dalam teras berita sebaikya unsur tempat dulu, kemudiandi susul unsure waktu.
9.   Unsur Bagaimana dan unsur mengapa diuraikan dalam tubuh berita (body), jadi tidak dalam teras berita.
10.                Teras berita dapat dimulai dengan kutipan pernyataan sseseorang (quotation lead) asalkan kutipan itu bukan kalimat yang panjang. Dalam alinea berikutnya hendaknya segera ditulis nama orang itu dan tempat serta kesempatan dia membuat pernyataan.

0 komentar :