Mike Fancher, Wartawan Seattle Times Dalam Kusumaningrat 2005: 189. Menyatakan :
“Kunci wawancara yang baik “memungkinkan sumber berita mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkannya, bukan memikirkan apa yang hendak dikatakannya”
Sekilas Sejarah
Teknik wawancara dikenal pada abad ke-19, ketika pertama kalinya sebuah wawancara disajikan sebagai suatu karya jurnalistik oleh James Gordon Bannet pada 1836. Namun semua Koran di London mencemoohkannya, karena dinilai cuma bualan yang merendahkan praktik jurnalistik.
Di Amerika Serikat, pada 1700-an, awal tumbuhnya persuratkabaran, wartawan negara itu belum menjadikan wawancara sebagai faktor penting praktik jurnalistik. Presiden Lincoln yang terkenal itu sering bercakap- cakap dengan wartawan, namun tidak pernah wartawan tersebut mengutip percakapan mereka. Charles Nordhhoff, Redaktur Pelaksana The Evening Post, New York menulis percakapannya dengan Presiden Andrew Johnson, namun tulisannya itu tidak pernah dimuat oleh pemimpin redaksinya.
Baru pada abad ke-20, praktik wawancara diakui dan mencapai puncaknya. James Reston, Bob Woodward dan Carl Bernstein menelurkan karya jurnalistik yang hebat berdasarkan wawancara mereka. Era interview journalism berlanjut sampai sekarang bahkan wawancara dianggap sebagai tulang punggung pekerjaan jurnalistikserta kemampuan dan keterampilan yang mutlak dimiliki wartawan.
Pengertian Wawancara
Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah.
Format Berdasarkan Tujuan Wawancara :
Wawancara pekerjaan:
untuk kepentingan bekerja, seleksi dan promosi
Wawancara Informatif:
untuk memperoleh informasi, misal wawancara pada liputan 6, wawancara yang dilakukan reporter.
Wawancara administratif:
untuk mendisiplinkan aturan, misal siswa yang bolos pelajaran dipanggil guru untuk mengingatkan .
Wawancara konseling (intake inerview):
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada klien dalam rangka membantu mengatasi masalah klien
(Yurnaldi (1992 : 69).
Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data dan fakta dalam rangka penyusunan berita, agar menjadi berita yang memenuhi persyaratan sehingga layak dimuat di media massa.
Kegiatan wawancara bertujuan menggali sebanyak mungkin informasi; untuk mendapatkan jawaban yang bernilai penting, menarik, dalam, dan secara psikologis berkaitan dengan manusia.
WAWANCARA ITU OBROLAN BIASA.
BERSIKAPLAH ALAMIAH, WAJAR, JANGAN DIBUAT-BUAT!
Wawancara Kasar
•Jika hanya menginginkan komentar atau pernyataan tentang suatu peristiwa/kasus.
•Biasanya dikerjakan untuk pemberitaan atau peristiwa aktual
•Pendek dan sederhana.
Wawancara Halus
• Untuk menggali lebih Detil sebuah kasus.
• Untuk mendapatkan pengalaman pribadi.
• Lebih lama dari wawancara kasar.
Jenis Wawancara
1. Wawancara berita (news peg interview)
yaitu, wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi atau pandangan narasumber tentang suatu masalah atau peristiwa. Wawancara Informatif (informative interview) biasanya digunakan oleh seorang “ahli” untuk mengungkap sebuah isue atau kejadian.
2. Wawancara Pribadi (personel interview)
yaitu wawancara untuk memperoleh data tentang pribadi dan pemikiran seseorang (narasumber). Berita yang dihasilkan berupa profil narasumber, meliputi identitas pribadi, perjalanan hidupnya dan pandangan-pandangannya mengenai berbagai masalah yang terkait profesinya. Biografi.
3. Wawancara Menghibur (Intertainment Interview)
Seorang, aktor, atau penyanyi terkenal namun tujuan utama dari wawancara ini adalah Menghibur. Sehingga topik yang dipilih bukanlah masalah yang serius. Diharapkan anekdot atau cerita lucu dari narasumber.
4. Wawancara Ekslusif (exclusive inteview)
yaitu wawancara yang dilakukan seseorang wartawan atau lebih (tetapi berasal dari satu media) secara khusus berkaitan masalah tertentu di tempat yang telah disepakati bersama.
5. Wawancara Kelompok(symposium interview).
Wawancara ini dilakukan lebih dari satu orang sumber berita dalam satu kesempatan.
Kesempatan seperti ini biasanya muncul ketika terjadi peristiwa bencana alam atau kriminalitas, namun bisa juga untuk keperluan menulis feature keluarga yang berhasil.
6. Wawancara Keliling/Jalanan (man in the street interview)
wawancara yang dilakukan seorang wartawan dengan menghubungi berbagai interview secara terpisah yang satu sama lain mempunyai kaitan dengan masalah atau berita yang akan ditulis. Misalnya, ada peristiwa kebakaran.
7. Wawancara Emosional (Emotional Interview)
Menunjukkan perasaan orang yang diwawancara, misalnya: korban penggusuran atau korban perampokan
8.Wawancara Prio-kontra atau Menantang ( Challenging Interview)
Bertujuan untuk mendapatkan konfirmasi ; penjelasan, pembelaan dan komentar terkait isu kontroversial.
Persiapan Wawancara
1. Penentuan tema.
2. Menentukan Angle.
Membuat pertanyaan tentang apa yg kita tulis
3. Susunlah Outline
Misal, tema, Angle, latar belakang masalah, Nara sumber, Daftar Pertanyaan
Mengumpulkan Informasi dengan Tepat
Ketidak akuratan (kesalahan) dalam pemberitaan kebanyakan disebabkan oleh kelalaian (kesembronoan) yang tidak disengaja. Seorang reporter mungkin tidak menggunakan waktu secukupnya untuk mengecek informasinya sebelum menulis berita. Kemudian ia salah menuliskan nara sumber berita.
langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kesalahan fakta:
1. Bila anda mewawancarai seseorang, tanyakan nama, umur, alamat, dan nomor teleponnya. Setelah mengumpulkan informasi, ejalah namanya dan bacakan informasi yang anda peroleh (tangkap) sehingga sumber berita bisa mengoreksinya. Nomor telepon tidak ditulis dalam berita, namun reporter harus mengetahuinya untuk mengadakan kontak dengan sumber berita tersebut.
2. Bila informasi nara sumber anda peroleh dari tangan kedua, harap dicek pada sumber berita untuk membetulkannya.
3. Jangan sekali-kali beranggapan bahwa bahwa anda mengetahui semuanya. Anda selalu harus mengecek ulang setiap informasi yang penting.
4. Bila tulisan anda menyangkut materi yang rumit, pastikanlah dulu bahwa anda mengetahui hal itu.
5. Bila menggunakan statistik atau data matematis, reporter harus mengecek angka-angkanya dan menghitung. Banyak wartawan yang berdalih bermacam-macam bila seorag pembaca yang kritis mengirim surat ke redaksi dan menunjukkan perhitungan yang keliru dalam tulisan wartawan.
6. Statistik harus dicermati benar dengan penuh kecurigaan. Anda bisa membuktikan apa saja dengan statistik, tergantung bagaimana cara anda menyajikannya dan apa saja yang anda masukkan atau tinggalkan. Tanyakanlah kepada sumber secara cermat untuk meyakinkan kebenaran angka-angka tersebut.
7. Seorang reporter tidak boleh membiarkan dirinya menjadi alat untuk menipu masyarakat. Kekritisan dan pengecekan yang teliti sering bisa menghindarkan hal it terjadi.
“Kunci wawancara yang baik “memungkinkan sumber berita mengatakan apa yang sebenarnya dipikirkannya, bukan memikirkan apa yang hendak dikatakannya”
Sekilas Sejarah
Teknik wawancara dikenal pada abad ke-19, ketika pertama kalinya sebuah wawancara disajikan sebagai suatu karya jurnalistik oleh James Gordon Bannet pada 1836. Namun semua Koran di London mencemoohkannya, karena dinilai cuma bualan yang merendahkan praktik jurnalistik.
Di Amerika Serikat, pada 1700-an, awal tumbuhnya persuratkabaran, wartawan negara itu belum menjadikan wawancara sebagai faktor penting praktik jurnalistik. Presiden Lincoln yang terkenal itu sering bercakap- cakap dengan wartawan, namun tidak pernah wartawan tersebut mengutip percakapan mereka. Charles Nordhhoff, Redaktur Pelaksana The Evening Post, New York menulis percakapannya dengan Presiden Andrew Johnson, namun tulisannya itu tidak pernah dimuat oleh pemimpin redaksinya.
Baru pada abad ke-20, praktik wawancara diakui dan mencapai puncaknya. James Reston, Bob Woodward dan Carl Bernstein menelurkan karya jurnalistik yang hebat berdasarkan wawancara mereka. Era interview journalism berlanjut sampai sekarang bahkan wawancara dianggap sebagai tulang punggung pekerjaan jurnalistikserta kemampuan dan keterampilan yang mutlak dimiliki wartawan.
Pengertian Wawancara
Wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah.
Format Berdasarkan Tujuan Wawancara :
Wawancara pekerjaan:
untuk kepentingan bekerja, seleksi dan promosi
Wawancara Informatif:
untuk memperoleh informasi, misal wawancara pada liputan 6, wawancara yang dilakukan reporter.
Wawancara administratif:
untuk mendisiplinkan aturan, misal siswa yang bolos pelajaran dipanggil guru untuk mengingatkan .
Wawancara konseling (intake inerview):
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada klien dalam rangka membantu mengatasi masalah klien
(Yurnaldi (1992 : 69).
Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data dan fakta dalam rangka penyusunan berita, agar menjadi berita yang memenuhi persyaratan sehingga layak dimuat di media massa.
Kegiatan wawancara bertujuan menggali sebanyak mungkin informasi; untuk mendapatkan jawaban yang bernilai penting, menarik, dalam, dan secara psikologis berkaitan dengan manusia.
WAWANCARA ITU OBROLAN BIASA.
BERSIKAPLAH ALAMIAH, WAJAR, JANGAN DIBUAT-BUAT!
Wawancara Kasar
•Jika hanya menginginkan komentar atau pernyataan tentang suatu peristiwa/kasus.
•Biasanya dikerjakan untuk pemberitaan atau peristiwa aktual
•Pendek dan sederhana.
Wawancara Halus
• Untuk menggali lebih Detil sebuah kasus.
• Untuk mendapatkan pengalaman pribadi.
• Lebih lama dari wawancara kasar.
Jenis Wawancara
1. Wawancara berita (news peg interview)
yaitu, wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi atau pandangan narasumber tentang suatu masalah atau peristiwa. Wawancara Informatif (informative interview) biasanya digunakan oleh seorang “ahli” untuk mengungkap sebuah isue atau kejadian.
2. Wawancara Pribadi (personel interview)
yaitu wawancara untuk memperoleh data tentang pribadi dan pemikiran seseorang (narasumber). Berita yang dihasilkan berupa profil narasumber, meliputi identitas pribadi, perjalanan hidupnya dan pandangan-pandangannya mengenai berbagai masalah yang terkait profesinya. Biografi.
3. Wawancara Menghibur (Intertainment Interview)
Seorang, aktor, atau penyanyi terkenal namun tujuan utama dari wawancara ini adalah Menghibur. Sehingga topik yang dipilih bukanlah masalah yang serius. Diharapkan anekdot atau cerita lucu dari narasumber.
4. Wawancara Ekslusif (exclusive inteview)
yaitu wawancara yang dilakukan seseorang wartawan atau lebih (tetapi berasal dari satu media) secara khusus berkaitan masalah tertentu di tempat yang telah disepakati bersama.
5. Wawancara Kelompok(symposium interview).
Wawancara ini dilakukan lebih dari satu orang sumber berita dalam satu kesempatan.
Kesempatan seperti ini biasanya muncul ketika terjadi peristiwa bencana alam atau kriminalitas, namun bisa juga untuk keperluan menulis feature keluarga yang berhasil.
6. Wawancara Keliling/Jalanan (man in the street interview)
wawancara yang dilakukan seorang wartawan dengan menghubungi berbagai interview secara terpisah yang satu sama lain mempunyai kaitan dengan masalah atau berita yang akan ditulis. Misalnya, ada peristiwa kebakaran.
7. Wawancara Emosional (Emotional Interview)
Menunjukkan perasaan orang yang diwawancara, misalnya: korban penggusuran atau korban perampokan
8.Wawancara Prio-kontra atau Menantang ( Challenging Interview)
Bertujuan untuk mendapatkan konfirmasi ; penjelasan, pembelaan dan komentar terkait isu kontroversial.
Persiapan Wawancara
1. Penentuan tema.
2. Menentukan Angle.
Membuat pertanyaan tentang apa yg kita tulis
3. Susunlah Outline
Misal, tema, Angle, latar belakang masalah, Nara sumber, Daftar Pertanyaan
Mengumpulkan Informasi dengan Tepat
Ketidak akuratan (kesalahan) dalam pemberitaan kebanyakan disebabkan oleh kelalaian (kesembronoan) yang tidak disengaja. Seorang reporter mungkin tidak menggunakan waktu secukupnya untuk mengecek informasinya sebelum menulis berita. Kemudian ia salah menuliskan nara sumber berita.
langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kesalahan fakta:
1. Bila anda mewawancarai seseorang, tanyakan nama, umur, alamat, dan nomor teleponnya. Setelah mengumpulkan informasi, ejalah namanya dan bacakan informasi yang anda peroleh (tangkap) sehingga sumber berita bisa mengoreksinya. Nomor telepon tidak ditulis dalam berita, namun reporter harus mengetahuinya untuk mengadakan kontak dengan sumber berita tersebut.
2. Bila informasi nara sumber anda peroleh dari tangan kedua, harap dicek pada sumber berita untuk membetulkannya.
3. Jangan sekali-kali beranggapan bahwa bahwa anda mengetahui semuanya. Anda selalu harus mengecek ulang setiap informasi yang penting.
4. Bila tulisan anda menyangkut materi yang rumit, pastikanlah dulu bahwa anda mengetahui hal itu.
5. Bila menggunakan statistik atau data matematis, reporter harus mengecek angka-angkanya dan menghitung. Banyak wartawan yang berdalih bermacam-macam bila seorag pembaca yang kritis mengirim surat ke redaksi dan menunjukkan perhitungan yang keliru dalam tulisan wartawan.
6. Statistik harus dicermati benar dengan penuh kecurigaan. Anda bisa membuktikan apa saja dengan statistik, tergantung bagaimana cara anda menyajikannya dan apa saja yang anda masukkan atau tinggalkan. Tanyakanlah kepada sumber secara cermat untuk meyakinkan kebenaran angka-angka tersebut.
7. Seorang reporter tidak boleh membiarkan dirinya menjadi alat untuk menipu masyarakat. Kekritisan dan pengecekan yang teliti sering bisa menghindarkan hal it terjadi.
0 komentar :
Posting Komentar