30 Mei 2013

Perubahan Dalam Hidup Dan Pekerjaan

Kehidupan bukanlah jalan  yang lurus dan mudah dilalui
Dimana kita bisa bepergian bebas tanpa halangan,
Namun berupa jalan-jalan sempit yang menyesatkan,
Dimana kita harus mencari jalan,
Tersesat dan bingung, sekarang dan sekali lagi,
Kita sampai pada jalan yang tak berujung

Namun jika kita punya keyakinan,
Pintu pasti akan dibukakan untuk kita,
Mungkin bukanlah pintu yang selalu
kita inginkan
namun pintu yang akhirnya akan
terbukti terbaik untuk kita


Aj. Cronin
Who move my cheese (Cara Cerdas Menyiasati Perubahan Dalam Hidup Dan Pekerjaan)
Spencer Johnson, M.D.

28 Mei 2013

Manajemen Waktu dan Aktivitas

Setiap orang mendapatkan “hadiah” yang sama setiap hari: waktu, energi, dan pilihan. Time, energy, and choice yang dikelola dengan baik merupakan aset untuk sukses. Dibandingkan dengan metode manajemen waktu, manajemen aktivitas berdasarkan waktu merupakan pilihan yang lebih efektif, menurut Mark Woods dan Trapper Woods dalam buku mereka Attack Your Day! Before It Attacks You.

Kelolalah ketiga hal ini dengan baik, maka sukses sudah di tangan. Pasti!

Manajemen waktu yang ditawarkan Mark dan Trapper ini berbasis aktivitas. Intinya, pilihlah aktivitas dengan prioritas tinggi, catat dengan baik, kelola dengan baik, jalankan dengan baik, dan fokuslah dengan tepat. Dalam Bahasa Inggrisnya: choosing activities, tracking activities, arranging activities, flexicuting activities, and focusing on activities.

Choosing activities. Tentukan dulu hasil yang mau dicapai, setelah itu baru jalankan tahapan-tahapannya. Contohnya, Anda ingin memiliki rumah seharga Rp300 juta dalam 3 tahun, maka hitunglah berapa yang perlu Anda tabung dalam setiap tahun. Bagilah dalam 12 bulan, sehingga Anda mendapatkan jumlah bulanannya, mingguan, dan harian. Demikian pula jika Anda ingin membentuk six-pack abs dalam 90 hari, maka hitunglah berapa sit-up yang perlu Anda lakukan per hari.

Tracking activities. Gunakan jurnal dalam bentuk kertas maupun elektronik, bisa di BB atau iPhone atau smartphone lainnya. Buatlah list of things to do setiap hari. Gunakan warna yang berbeda untuk prioritas yang berbeda. Ada kegiatan bulanan, ada kegiatan mingguan, dan ada kegiatan harian. Kegiatan tahunan misalnya medical check-up juga perlu dituliskan di dalam jurnal kegiatan.

Arranging activities. Fase ini bisa juga disebut sebagai fase perencanaan aktivitas. Namun dibandingkan dengan “merencanakan,” arranging lebih tepat di terjemahkan sebagai “mengelola” aktivitas. Tandai jam-jam di mana Anda merasa paling kreatif. Kesempatan ini bisa ditemui untuk diskusi dengan tim, atau mengisolasi diri dari orang lain supaya bisa fokus untuk hal-hal yang butuh konsentrasi tinggi.

Juga jangan lupa untuk mengalokasikan waktu paling tidak 30 sampai 60 menit per hari untuk berolah raga, menjernihkan pikiran, meditasi, atau mengisi jurnal perencanaan hari berikutnya.

Flexicuting activities. “Flexicuting” berasal dari dua kata yang digabungkan “flexible” dan “executing” atau flexible execution. Dalam eksekusi, tidak perlu terlalu kaku mengikuti perencanaan yang telah ditulis di jurnal. Namun usahakan supaya tidak ada interupsi maupun distraksi yang mengganggu kelancaran aktivitas.
Jalankan aktivitas dari yang berprioritas tertinggi, satu per satu sehingga selesai secepatnya dengan minimal revisi.

Focusing on activities. Belajarlah untuk menolak hal-hal yang di luar prioritas Anda pada hari ini, minggu ini, bulan ini atau bahkan tahun ini. Namun “interupsi” yang membangun aktivitas yang telah direncanakan tentu saja boleh dipertimbangkan.

Intinya adalah fokus pada aktivitas namun membuka diri terhadap hal-hal membangun dan menutup diri terhadap hal-hal yang membebani aktivitas maupun memperlemah hasil akhir yang diharapkan. Internet surfing, misalnya bisa menjadi faktor akselerasi aktivitas apabila digunakan untuk riset. Namun ia bisa menjadi faktor yang memperlemah hasil akhir apabila ternyata digunakan untuk hal-hal yang fun saja.

Banyak orang kurang bisa menolak ketika tugas maupun aktivitas ditambah. Tentu saja apabila supervisor Anda yang meminta, maka wajib diterima dan dijalankan. Namun sering kali hanya teman di luar pekerjaan yang minta tolong ini dan itu. Maka ini harus dengan tegas dan ramah ditolak.

Akhir kata, setiap hari kita diberi 24 jam serta hadiah waktu, energi, dan pilihan. Bagaimana kita mengalokasi waktu setiap jamnya dengan aktivitas-aktivitas yang mendekatkan kita ke tujuan merupakan tantangan yang perlu dijalankan setiap hari. Setiap hari adalah pilihan untuk menuju masa depan yang lebih baik.

Kesuksesan sendiri adalah mindset dan instrumen-instrumen yang digunakan adalah waktu, energi, dan pilihan.
___________

Jennie S. Bev (penulis berprestasi internasional, pebisnis, dan pengajar bermukim di California. Ia bisa dijumpai di JennieSBev.org).

Pentingnya Pola Asuh Demokratis pada Anak


Anak kecil bukan orang dewasa berukuran mini. Dengan kepribadian dan dunia yang khas, orangtua harus memasuki dunia anak-anak untuk memahami dan mengenal siapa diri mereka. Dengan memasuki dunia anak, para orangtua akan lebih mengetahui dan menghargai berbagai kelebihan serta kekurangan anak.

Menurut psikologTika Bisono, orang tua perlu memahami dan mengenal dunia anak mereka untuk mengembangkan pola asuh yang demokratis.

"Nantinya pola asuh akan lebih demokratis. Tidak ada pemaksaan antar anak dan orangtua," kata psikolog Tika Bisono, Sabtu (27/4/2013) di Jakarta.

Pola asuh demokratis memungkinkan orangtua dan anak saling menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan dirinya. Pola asuh demokratis, papar Tika, memprioritaskan kepentingan anak, tetapi tidak ragu dalam mengendalikan mereka.

Orang tua seperti ini bersikap rasional dan selalu mendasari tindakannya pada pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak. Mereka tidak berharap lebih pada kemampuan yang dimiliki anak. Orang tua demokratis  juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih. Mereka juga membebaskan anak dalam memutuskan suatu tindakan. Apabila hendak menasehati, orangtua demokratis selalu melakukannya dengan pendekatan yang hangat.

Pola asuh demokratis cocok diterapkan pada usia 6-12 tahun. Pada tahap ini anak mulai mampu memilih apa yang diminati. Anak juga tertarik pada hal baru, dan cenderung bosan pada sesuatu yang monoton. Yang lebih penting, menurut Tika, anak mulai faham hal yang bersifat konseptual seperti hak dan kewajiban.

"Demokratis mengharuskan orangtua memberi alasan logis pada tiap aturan yang diberikan, jadi tidak asal suruh. Pola asuh demokratis memungkinkan anak bebas tapi tetap bisa bertanggungjawab," kata Tika.

Dengan kebebasan yang ada, pola asuh demokratis memungkinkan anak dan orangtua berekspresi terkait keadaan di sekelilingnya. Sehingga, orangtua harus memperhatikan dengan tepat kapan ekspresi dan mood anak berubah. Perubahan mood akan menentukan cara berkomunikasi antar orangtua dan anak, sehingga menjadi lebih efektif.

diambil dari kompas.com

Bagaimana Bahasa dan Suara Pengaruhi Perilaku Anak

 
Saat berkomunikasi dengan anak, para orang tua perlu disarankan untuk menyeimbangkan nada suara dengan kata-kata. Seorang anak tidak terlahir rmengerti suatu bahasa, tetapi mereka dibekali keinginan untuk berkomunikasi.

Anak mengenali bahasa dengan sangat cepat. Semua kata seakan melingkupi dunia mereka. Tetapi, kata-kata bekerja dengan dua arah. Ketika mendengar, anak juga akan bereaksi. Faktor orangtua dan lingkungan akan membentuk tingkah laku anak, bersandar pada bagaimana mereka memperhatikan apa yang diucapkan dan bagaimana cara mengatakannya.

- Masa bayi
Sebelum lahir, bayi sebenarnya sudah belajar bahasa. Ketika lahir, bayi tidak hanya cenderung mendengar suara ibu. Teapi juga pada bahasa yang kerap digunakan oleh ibu. Menurut penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Utrecht University, bayi dapat membedakan bahasa Belanda dan China sebaik orang dewasa.

Bayi juga mengerti irama dan warna bahasa jauh sebelum mereka mengerti artinya. Penting artinya untuk diingat para orang tua. Bayi akan lebih banyak menyimak dari nada bicara Anda ketimbang makna kata-kata yang diucapkan. Menggunakan bahasa dengan irama cepat dan nada yang keras akan mengakibatkan kegelisahan. Sementara menggunkan irama yang pelan dan lembut akan menenangkan bayi yang gelisah.

- Anak kecil dan usia pra-sekolah
Saat mereka mulai belajar jalan, beberapa anak mulai mengerti kata-kata. Masa kanak-kanak adalah yang tahap paling penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa seorang anak. Ketika berbicara, bayi tampak lucu, namun beberapa guru Montessori menyarankan orangtua berbicara dengan irama bicara layaknya orang dewasa. Gunakan kalimat yang lengkap dengan kata-kata yang akurat untuk menyebut anggota tubuh berikut fungsinya.

Berikan pula instruksi yang jelas. Saat menginjak usia pra skeolah, anak mulai mampu mengikuti tiga atau empat instruksi sekaligus. Ketika anak melakukan kesalahan, sebaiknya ditegur tanpa menghukum atau mengoloknya. Bila benar, tidak ada salahnya memberikan penghargaan untuk memacu semangatnya.

- Anak dan remaja

Gunakan bahasa bermakna positif pada anak dan remaja untuk membangun kekuatan personal dan pengendalian dirinya. Namun bukan berarti orangtua harus membanggakan anak, apapun yang dia lakukan. Misalnya, orangtua dapat mengatakan, "Hebat, sudah bisa membersihikan kamar sendiri," daripada sekedar berkata, "Anak mama hebat."

Kalimat pertama menunjukkan orangtua mengakui kemampuan anak. Sedangkan yang kedua justru menunjukkan kebanggaan orangtua tanpa mengakui kemampuan diri anak.

Bahasa, nada, dan kemarahan
Orangtua harus menjadi contoh. Anak yang hidup dengan kemarahan dan orang tua yang kasar, akan belajar hal yang sama. Bila orangtua merasa marah dan putus asa, sebaiknya jangan berteriak. Hal ini akan mengajarkan anak untuk melakukan hal yang sama. Daripada berteriak, orangtua lebih baik mengatakan apa yang membuat kesal. Misalnya jangan mengatakan,

"Kenapa kamu nggak ngerjain PR?," lebih baik "Kalau adek ngerjain PR, nilai adek jelek. mama bisa marah." Berbagai dengan suara yang tenang mengajarkan anak berkomunikasi secara baik dan jelas

Anak yang Dibesarkan Orangtua Lengkap Lebih Cerdas?

Sebuah penelitian mengindikasikan, peran ayah dan ibu dalam pengasuhan memberi pengaruh besar terhadap proses tumbuh kembang anak.  Anak yang dibesarkan oleh kedua orangtuanya berpotensi menjadi pribadi yang cerdas, bahkan lebih pintar dibandingkan anak yang hanya diasuh oleh single parent. Stimulasi lengkap dari kedua orang tua memungkinkan anak mampu mengembangkan sel otak lebih banyak.
Ini merupakan hasil kajian para ilmuwan dari Hotchkiss Brain Institute (HBI), Calgary University, Kanada.  Dalam risetnya, peneliti menggunakan hewan tikus yang diasuh satu dan dua orangtua. Selama penelitian, tim peneliti memantau perkembangan sel otak lahir sampai tua. Hasilnya, sel otak terbanyak diperoleh pada tikus yang diasuh oleh dua orangtua dibandingkan yang hanya satu.

"Semasa bayi, mereka menerima lebih banyak perhatian dan perawatan. Rasa sayang dan peduli ini yang berperan pada perkembangan otaknya," kata Direktur HBI, Dr. Samuel Weiss.

Peneliti berasumsi, bayi dengan orangtua lengkap lebih sedikit memiliki kemungkinan mengalami trauma. Sehingga, bayi yang diasuh orangtua lengkap berkesempatan tumbuh baik di lingkungan yang optimal.

Banyaknya sel otak, menurut peneliti, disebabkan bayi tikus memperoleh perhatian dan kestabilan dalam hidupnya. Sehingga, pada tahun pertama bayi tikus tidak perlu menderita tekanan emosional karena minimnya perhatian yang diperoleh.

Rangsang ini berefek baik pada perkembangan otak. Pada tikus jantan, sel-sel pada daerah area kelabu (grey matter) lebih banyak berkembang, sedangkan pada tikus betina sel-sel pada area putih (white matter) mendapat porsi lebih. Efeknya tikus jantan memiliki ingatan dan fungsi belajar yang lebih baik. Sedangkan tikus betina memiliki koordinasi motorik dan kemampuan sosial lebih baik.

Sekalipun dilakukan pada tikus, peneliti mengaku yakin hasil penelitian berlaku sama pada manusia. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan dan pola asuh disesuaikan mirip dunia manusia.  Peneliti juga yakin fase tahun pertama kehidupan tikus dan manusia tidak jauh berbeda.



dari kompas.com

Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah

Ingin meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah? Sebuah studi baru menemukan, sikap mengingatkan diri sendiri akan kekuatan dan nilai-nilai positif dalam diri akan membantu Anda lebih terampil dalam memecahkan masalah, terutama saat berada di bawah tekanan.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal PLoS ONE melibatkan 73 mahasiswa yang melaporkan memiliki kadar stres yang tinggi selama sebulan terakhir. Para peneliti kemudian membagi peserta menjadi dua kelompok.

Satu kelompok melakukan latihan afirmasi yang mengingatkan mereka tentang hal-hal positif dalam diri mereka, sedangkan kelompok lainnya tidak. Setelah melakukan latihan, para peserta diminta untuk menyelesaikan tugas untuk mengukur kemampuan mereka memecahkan masalah.

Hasilnya kelompok yang melakukan latihan secara umum lebih baik daripada kelompok kedua.

Para peneliti mengatakan, studi ini memberikan bukti pertama yang menyatakan bahwa afirmasi diri dapat melindungi dari efek negatif stres. Seperti yang diketahui, stres dapat memberikan banyak dampak negatif, salah satunya penurunan performa pemecahan masalah.

"Secara khusus, studi ini menunjukkan stres kronis dapat berdampak pada performa pemecahan masalah dan afirmasi diri dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah saat di bawah tekanan," ujar mereka.

Sebelumnya, sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Psychological Science menunjukkan bahwa afirmasi diri berhubungan dengan kadar respon tertentu di dalam otak yang lebih tinggi. Respon itu disebut dengan negativitas terkait salah yang terjadi seketika setelah seseorang membuat kesalahan. Afirmasi diri akan membuat koreksi yang lebih baik dari kesalahan-kesalahan yang dibuat.


diambil dari kompas.com

Menjalin Kedekatan dengan Anak Meski Sibuk Bekerja



Setiap orang tua tentu ingin selalu bersama dengan buah hatinya. Tetapi bagi para ibu bekerja di luar rumah hal itu tak bisa dipenuhi. Menyewa tenaga pengasuh anak adalah solusi alternatif untuk mengurus si kecil. Meski waktu yang Anda miliki terbatas saat di rumah, Anda tetap bisa menjalin kedekatan dengan anak agar ia tak terlalu "lengket" dengan pengasuhnya.

Menurut Rini Hildayani, psikolog Anak dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, secara alamiah anak akan lebih mengenali orang yang berinteraksi lebih baik dengannya. Kedekatan dengan anak ini disebut dengan istilah attachment.

Rini memaparkan, pada usia baru lahir hingga 6 minggu merupakan fase preattachment yaitu anak belum dapat mengetahui siapa orang yang dekat dengannya. Usia 6 minggu hingga 6 atau 8 bulan merupakan fase attachment in the making yaitu anak sudah mulai dapat membedakan orang yang dekat dengannya.

Sedangkan usia 6 atau 8 bulan hingga 18 atau 24 bulan merupakan fase clear-cut attachment yaitu dimana anak sudah dapat membedakan dengan jelas orang yang dekat dengannya. Dan usia 18 atau 24 bulan ke atas, fase formation of reciprocal relationship, anak sudah dapat memberikan aksi timbal balik dari kedekatannya dengan seseorang.

Kesibukan seringkali menjadi halangan untuk bisa dekat dengan anak Anda. Namun untuk dapat menjadi orang yang dekat dengan anak, Anda perlu menyiasati waktu pertemuan Anda yang singkat dengannya secara optimal.

"Meskipun secara kuantitas pertemuan Anda dengan anak sedikit, namun jika kualitasnya baik, anak Anda akan merasa dekat dengan Anda," tutur Rini.

Lalu bagaimana cara mendekatkan diri dengan anak meski jarang bertemu? Simak kiat dari Rini berikut ini.

1. Sediakan waktu selama mungkin untuk dihabiskan dengan si kecil. Jika Anda harus bekerja dari pagi hingga malam, pastikan setidaknya Anda memberikan setengah jam untuk bermain dengannya.

2. Jangan sibuk dengan yang lain saat bersamanya. Secara fisik dekatnya saja tidak cukup untuk membuat Anda benar-benar menciptakan kedekatan dengan anak. Upayakan untuk benar-benar fokus pada si kecil dan tinggalkan urusan di luar itu.

3. Optimalkan untuk bermain. Permainan-permainan kecil seperti bernyanyi bersama, atau merespon kata-katanya akan semakin mendekatkan Anda dengan si buah hati.

4. Hargai dia. Ingat, anak Anda bukan barang. Saat akan menggendongnya, mengganti popoknya, atau memberinya makan, pastikan Anda mengajaknya bicara dan meminta "izin" padanya saat akan melakukannya. Selain mengajari kata-kata baru padanya, ini juga akan membantu menciptakan kedekatan.



diambil dari kompas.com

19 Mei 2013

Orang-orang yang Total Memikirkan Ilmu

Mungkin tak ada yang lebih mencintai ilmu daripada orang-orang seperti mereka: ulama-ulama muslim masa silam seperti berikut. Ibnu Aqil (tahun 1136) berkata, “Saya meringkas semaksimal mungkin waktu makan. Hingga saya memilih roti kering yang dicelup air disbanding khubz (roti lembab), karena perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk mengunyahnya. Begitu detil perhitungan waktunya. Maka tak mengherankan jika karyanya amat banyak, jumlahnya mencapai 800 buah dari berbagai bidang ilmu.
Lain lagi dengan Syamsudin Al Ashbahani (tahun  1327). Menurut para sahabatnya, SYamsudin banyak menolak makanan. Ini ia lakukan agar tidak banyak waktu keluar masuk kamar mandi, yang membuat waktu belajarnya terkurangi.
Muhammad bin Sahnun (tahun 879) sehari-hari sibuk dengan membaca dan menulis hingga sampai larut malam. Tahu majikannya sibuk, Ummu Madam sang pembantu menyediakan menyediakan makan dan menyilahkannya, tetapi Bin Sahnun hanya bilang, ‘Saya sedang sibuk” hingga tetap asyik menulis dan tidak menyentuh makanannya, Ummu Madam berinisiattif menyuapinya sampai makanan itu habis. Saat azan subuh, Bin Sahnun malah bertanya,”….mana makanan itu? Sang pembantu menjawab, “saya sudah menyuapkannnya pada Anda”. Sahnun Heran,” saya tak merasa….”
Khalid bin Ahmad (tahun 793) mengatakan, “Waktu yang paling berat bagiku adalah waktu dimana saya menghabiskannya untuk makan.”
Tidak hanya menyayangkan waktu makan, Abu Yusuf Ya’qub sering terlihat membaca buku saat ia tengah berjalan ke tempat tujuan. Lain lagi dengan Al Fath bin Al Khaqan. Sastrawan yang menjadi menteri pada masa dinasti Abbasiyah ini selalu membawa buku dilengan bajunya. Saat ia izin buang air atau shalat, maka ia keluarkan buku tersebut dan ia baca diperjalanan menuju tmpat yang dimaksud. Hal yang sama ia lakukan kembali.
Bahkan menjelang kematian pun, mereka tetap menghormati proses belajar. Suatu hari Ibnu Jarir Ath Thabari terbaring sakit dan dijenguk sahabatnya. Ia kemudian meminta pulpen dan kertas untuk menuliskan doa Nabi yang pernah ia dengar yang diriwayatkan Ja’far bin Muhammad. Saat itu ada yang bertanya,” Apakah saat ini tepat waktunya?” ia menjawab,” Tidak sepantasnya bagi manusia meninggalkan kutipan ilmu, hingga kematian menjemputnya.”sesaat kemudian, ia wafat. Lain lagi dengan pakar bahasa Ibnu Malik (kelahiran tahun 1223). Menjelang kematiannya, disaat sedang sakit keras, ia meminta putranya membantu mendiktekan delapan bait ilmu. Ia mendengar dan menghafalkannya di hari kematiannya. 


(Kutipan from buku"Keajaiban Belajar").  

08 Mei 2013

Berpikir Positif

Ada orang desa yang sekolahnya tidak tinggi dan keluarganya miskin tetapi mampu mengubah nasibnya jadi orang kaya dan sukses. Ternyata rahasianya sederhana. Dalam hidupnya ia selalu berpikir positif.

Belakangan ada ilmuwan yang meneliti bagaimana hukum alam mengenai berpikir positif. Ilmuwan tersebut adalah Kazuo Murakami, seorang profesor ahli genetika (DNA) dari Jepang. Setelah sekian lama melakukan penelitian, ia menemukan hubungan sebab-akibat yang menarik.

Menurutnya, setiap orang diberikan jumlah DNA yang sama. DNA di dalam diri seseorang ada yang positif dan ada yang negatif. Seseorang bisa berperilaku positif jika DNA positifnya yang aktif. Begitupun, ia bisa berperilaku negatif jika DNA negatifnya yang aktif. Yang menarik, DNA itu memiliki sistem yang dinamakannya on/off. Kita bisa menghidupkan DNA positif (on), bisa juga menonaktifkannya (off). Semua itu dikendalikan oleh pikiran. Jika kita berpikiran positif, DNA positif yang bekerja. Jika berpikiran negatif, maka DNA negatif yang bekerja.

Ini menjadi pembuka rahasia, bahwa siapa pun kita, di mana pun kita, jika kita mau berhasil, mulailah dengan berpikir positif agar DNA-DNA positif kita yang aktif. Ini sekaligus menunjukkan bahwa tak ada jaminan  seseorang yang orangtuanya sukses ia juga akan sukses. Tanpa disertai kebiasaan berpikir positif (selalu berpikir negatif), modal sukses itu bisa lenyap.

Karena itu setiap hari jangan kompromi atau memberi ruang untuk berpikir negatif. Pastikan kita selalu berpikir positif sehingga hidup kita semakin lama semakin bermutu. Dengan demikian sukses demi sukes yang lebih baik pasti diraih.


Andriewongso.com

Resep Sukses dan Kaya (Bagian 2)

2. Sukses dengan “Menguasai” Hidup Sendiri

Fakta yang paling menakjubkan tentang manusia adalah: Tuhan Sang Mahapencipta memberi kita hak prerogatif atas satu hal yang lengkap dan tidak dapat berubah, dan hanya atas satu hal, yaitu pikiran kita sendiri. Pasti sudah menjadi kehendak Yang Di Atas untuk memberi kita semangat agar kita menjalankan pikiran-pikiran kita sendiri, tanpa campur tangan orang lain. Kalau tidak demikian maka kita tidak akan memiliki kekuasaan spesifik yang jelas atas pikiran-pikiran kita sendiri.

“Hanya dengan menggunakan hak prerogatif yang menakjubkan atas pikiran dan hidup Anda sendiri, maka Anda bisa mengangkat diri Anda sendiri untuk meraih keberhasilan besar di bidang usaha apa pun yang Anda pilih,” kata penulis terkenal itu. Memanfaatkan hak prerogatif ini merupakan satu-satunya pendekatan yang jenius. Secara sederhana, menurutnya, manusia jenius adalah manusia yang sepenuhnya memiliki pikiran sendiri dan dia mengarahkan pikirannya untuk meraih tujuan-tujuan yang telah dia pilih sendiri, dia tidak membiarkan pengaruh-pengaruh luar mematahkan semangat atau menyesatkan dirinya.

Kita semua mengetahui cerita tentang orang-orang terkenal yang mengubah kesulitan menjadi hal bermanfaat, atau orang-orang yang menjadi kaya karena mengalahkan hambatan-hambatan besar. Mereka menjadi manusia yang sangat berhasil karena bisa mengubah "batu penghalang" menjadi "batu loncatan". Mereka yang menjadi manusia jenius di bidang industri adalah Henry Ford, Thomas Alva Edison, Andrew Carnegie, serta Wilbur dan Orville Wright.

Menurut Napoleon Hill, seseorang tidak akan pernah menemukan kedamaian kalau membiarkan orang lain menguasai hidupnya. Bagaimana dengan Anda?

Sumber: 'A Year of Growing Rich' by Napoleon Hill

07 Mei 2013

Resep Sukses dan Kaya (Bagian 1)

1. Mengambil Keputusan Untuk Sukses dan Miliki Tujuan Spesifik

“Apa tepatnya tujuan hidup Anda dan apa rencana-rencana yang Anda miliki untuk meraih tujuan tersebut?” Kebanyakan jawaban akan seperti ini, “Saya ingin hidup dengan baik dan meraih sukses sesuai dengan kemampuan saya.”

Adakah hal yang salah dengan jawaban tersebut? Tidak. Tetapi menurut Napoleon Hill (1883-1970)—Bapak Motivasi Dunia dan seorang penulis sukses—orang dengan jawaban demikian hanya akan mendapat “sisa-sisa” dari apa yang telah ditinggalkan oleh mereka yang sungguh-sungguh berhasil, yaitu mereka yang memiliki tujuan spesifik dan memiliki rencana untuk meraih tujuan tersebut.

Napoleon Hill lalu mengisahkan seorang sahabatnya yang bernama Stuart Hill. Stuart adalah seorang kontributor artikel untuk majalah yang diedit Hill.  Penghasilannya pas-pasan. Tetapi kemudian terinspirasi oleh seseorang penemu yang ia tulis.

Stuart kemudian berhenti jadi wartawan dan sekolah lagi untuk jadi pengacara paten. Keinginannya tak hanya mau menjadi pengacara paten biasa-biasa saja, tetapi pengacara paten yang top di Amerika Serikat. Karena mengejar cita-citanya dengan penuh semangat, ia bisa menyelesaikan kuliahnya dalam waktu singkat.

Saat mulai praktik, dia mencari kasus-kasus yang paling sulit. Cara ini rupanya menempatkannya menjadi pengacara dengan reputasi baik. Segera namanya pun menyebar ke seluruh negeri. Pada tahap berikutnya ia mendapatkan banyak permintaan untuk menjadi pengacaranya. Dan meskipun tarifnya selangit, Stuart lebih banyak menolak klien dibanding menerima klien karena begitu banyaknya permintaan.

Menurut Hill, manusia yang bertindak dengan tujuan dan rencana mengundang banyak kesempatan. “Bagaimana hidup dapat memberikan sesuatu untuk diri Anda kalau Anda tidak tahu apa yang Anda inginkan untuk diri sendiri? Hanya dengan memiliki tujuan dan rencana yang spesifik maka Anda mampu mengatasi berbagai kesulitan yang menghalangi jalan Anda,” katanya.

Kalau Anda ingin meraih sukses, hari ini juga tetapkan tujuan yang spesifik! Tuliskan tujuan tersebut. Hafalkan di dalam ingatan. Ambillah keputusan spesifik tentang apa rencana-rencana Anda untuk meraihnya. Kemudian mulailah segera menerapkan rencana tersebut ke dalam tindakan.

Masa depan Anda diciptakan oleh diri Anda sendiri. Ambillah keputusan sekarang juga untuk membentuk masa depan Anda.

Sumber: 'A Year of Growing Rich' by Napoleon Hill (Bagian Pertama.

Tiga Kunci Sukses Memulai Bisnis ala Brian Tracy

Memulai bisnis sendiri bisa dari mana saja. Namun kebanyakan orang menganggap modal menjadi hambatan utama. Ternyata uang bukan faktor utama yang membuat seseorang bisa sukses dalam bisnis. Apa saja kunci sukses berbisnis?

Menurut penulis dan pembicara terkenal Brian Tracy, ada tiga langkah kunci untuk menjadi seorang pebisnis yang sukses.

Pertama, temukan bidang bisnis yang cocok (disukai). Jika sudah menemukan bisnis yang cocok, seseorang harus mendedikasikan seluruh sumber dayanya (waktu dan usaha/effort) untuk bisnis tersebut. Termasuk sabar menjalaninya, pada saat bisnis tersebut masih belum memberikan penghasilan.
Coba tengok kisah para pebisnis sukses. Sebanyak 74 persen para miliarder di Amerika Serikat (AS) mendapatkan kekayaannya dari bisnis yang mereka jalankan sendiri. Dan satu hal lagi, beberapa di antara mereka bahkan tak punya bisnis pada tahap awal kariernya.
"Kita tak perlu punya pengalaman bisnis saat akan memulai bisnis. Yang kita butuhkan adalah mempelajari berbagai hal yang diperlukan untuk menjalankan bisnis kita dan jangan lupa menjalankannya," papar Tracy.

Kedua, bangun karier dari passion kita. Passion (gairah, keinginan besar, atau kegemaran) merupakan faktor penting dalam menentukan sukses bisnis. Banyak pebisnis sukses yang memulai bisnisnya dengan menjual produk yang paling mereka sukai seolah-olah mereka akan menggunakannya sendiri. Sebagian lain memulainya dari hobi atau minatnya. Karena itu, untuk memulai bisnis pikirkan suatu produk atau jasa di mana kita bisa menyatu dengannya.

Ketiga, kita harus punya aset berharga. Aset di sini bukan uang. Menurut Tracy, aset terpenting yang harus dimiliki adalah energi, imajinasi, karakter, dan disiplin. Dengan keempat hal ini seseorang bisa bekerja dan menciptakan sesuatu. Bisa memutuskan sesuatu, berhadapan dengan konsumen dan membukukan penjualan. Ingat, bisnis kita adalah gambaran karakter dan kemampuan kita. Bahkan sebesar apapun suatu bisnis, itu menjadi gambaran siapa pemiliknya. Bisnis kita mengatakan pada dunia siapa kita sebenarnya! Setuju kan?


Andriewongso.com

06 Mei 2013

Menemukan Potensi Diri


Ketika Anda bangun di pagi hari, bersyukurlah atas cahaya pagi, atas hidup dan kekuatanmu, Bersyukurlah atas makanan dan kegembiraan hidup. Jika kau tidak melihat alasan untuk berterima kasih, kesalahan terletak didalam diri sendiri. ( Tecumseh 1768 – 1813, Pemimpin Shawnee, Suku pribumi Amerika).
Menemukan potensi diri itu adalah penting, karena dengan tahu akan potensi diri kita maka kita akan menikmati kehidupan kita. Tetapi lebih sering orang itu tidak menyadari bahwa ia punya kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.
Semisal saya Tanya kepada anda, tahukah kelebihan anda ??? apakah jawabanya ??? jika sudah tahu maka saya ucapkan selamat. Jika saya Tanya apa kelemahan anda ??? apa jawabanya…jika sudah tahu saya ucapkan selamat…
Jika belum anda haruslah segera berproses untuk mengetahui itu. Agar kita bisa mengembangkannya.
Ada beberapa hal yang mungkin bisa sedikit membantu :
1.   Mengetahui apa yang kita senangi, sesuatu yang saat kita melakukan itu kita bisa menikmati, salah satunya kita bisa menamakan itu sebagai hobi.
2.   Mencoba hal-hal baru, rugi bagi kita, karena hidup hanya sekali kalau tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Artinya mencoba hal yang belum pernah kita lakukan. Siapa tahu kita akan segera menemukannya. Just try and try….
3.   Menajamkan inderawi kita, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dsb. Artinya supaya kita lebih peka terhadap lingkungan sekitar kita. Dengan begitu secara tidak langsung pengetahuan kita akan bertambah.

Apa yang kita punyai haruslah digali, ada orang yang cepat menemukan apa potensinya, ada yang butuh waktu lama. Tidak ada manusia yang hidup langsung mengetahui apa potensi. Semua haruslah melalui proses.

Tulisan ini saya tutup dengan "Pengetahuan adalah harta, tetapi mempraktekkanya adalah kunci dari harta itu.
Ibnu Khaldum (1322 – 1406 ) Ilmuwan dan Negarawan.
Selamat berjuang…Good luck