24 Desember 2014

TAJUK RENCANA, KOLOM, ARTIKEL, POJOK

Tajuk rencana

Sebagai terjemahan editorial biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi surat kabar bersangkutan. Dia menjadi suara resmi surat kebar tersebut.

Sebagai suara resmi surat kabar atau majalah bersangkutan, tajuk rencana juga dianggap merupakan sikap atau pandangan surat kebar dan majalah terhadap suatu berita atau peristiwa, kejadian, fakta, gagasan, dan opini, yang berkembangan ditengah masyarakat.

Karena berita dianggap bebas dari pendapat atau pikiran-pikiran subjektif, surat kabar dan majalah merasa baginya perlu ada ruang menyatakan jati dirinya, citra medianya, dan kerpribadian surat kabar dan majalahnya. Melalui tajuk rencana, surat kabar dan majalah memberi ulasan terhadap berita-berita yang bermunculan setiap hari dengan cara memberikan klarifikasi, menjelaskan latar belakang, menerangkan masa depan berita, merenungkan dan menitipkan pesan-pesan moral pula didalamnya.

Di inggris, tajuk rencana ini disebut editorial, yang berasal dari kata edit, secara harfiah, edit berarti membaca dan memperbaiki naskah, mempersiapkan naskah. Dalam dunia perfilman itu menggunting-gunting pitaseluloid hasil opname yang belum teratur sesuai dengan urutan cerita yang diberi nomer shooting seperti yag di tulis dalam skenario. Proses pekerjaan itu disebut editing. Maksudnya adalah diperiksa untuk digunting lalu diatur supaya susunannya baik.

Lalu dari kata editorial yang di Indonesiakan menjadi “tajuk rencana” atau “induk karangan” yang berfungsi sebagai mahkotannya karangan atau tulisan yang berisi ulasan, pemikiran, pandangan, surat kabar mengenai suatu fakta, kejadian, atau opini yang berkembang dalam masyarakat.

Tajuk rencana selalu menampilkan warna yang sama yakni kritis. Cara penyampaian pendapat dan nadanya macam-macam. Terkadang seperti bernada menggurui, mendakwah, memberi perenungan, teoritis, menyerang, menyalahkan, menghardik, mencela, menegur, pesimis, sinis. Terkadang juga bersifat mendukung, membujuk, informatif dan menghibur dengan kata-kata bijak.

Berikut contoh tajuk rencana

Topik

Sidang tahunan MPR hari pertama diwarnai aksi dorong mendorong dan adu jotos antar anggota Majelis berkaitan dengan adanya keinginan keras dari sekelompok orang untuk membentuk fraksi utusan daerah di majelis itu.

Media Indonesia

Menghardik :

Calon-calon negarawan itu, mestinya tokoh-tokoh pilihan dalam menghadapi perbedaan pendapat. Orang-orang terbaik dalam mengelola berbagai persoalan. Karena syarat-syarat itu tidak dimiliki, anggota parlemen yang baku hantam, sebaiknya tinggalkan Gedung DPR/MPR itu sebab semakin lama anda berada di sana, akan semakin banyak noda demokrasi yang ditumpahkan. Demokrasi memang bukan perkara sederhana. Selain harus piawai berdiplomasi juga perlu toleransi dan kerendahan hati. Mereka yang hobi berkelahi silahkan jadi centeng lokalisasi.

Tempo

Perenungan :

Aksi tawuranitu juga melecehkan hati nurani. Saat ini, masyarakat Indonesia sangat trauma dengan begitu banyaknya kekerasan. Kita juga mengampanyekan bahwa kekerasan bukanlah penyelesaian masalah. Kekerasan bukanlah penyelesaian masalah. Kekerasan hanya melahirkan kekerasan yang akhirnya membawa kehancuran. Dengan hati-hati kita mengajarkan kepada anak kita pentingnya masalah dengan dialog, bukan dengan kekerasan. Namun apa yang kita saksikan di TV telah melecehkan semua ajaran itu.

Kita berharap setiap wakil rakyat yang bersidang itu sadar bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Mereka telah memberi teladan yang sama sekali tak patut dicontoh. Mereka harus meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia.

Contoh lain

Tema : Bencana dan Musibah Silih Berganti

Teoritis

Kita bedakan bencana dan musibah. Bencana menunjukkan musibah yang disebabkan oleh alam. Musibah memiliki unsur bencana namun manusia sebagai faktor penyebabnya, keduanya menyebabkan duka cita.

Menggurui

Setiap musibah dan bencana menuntut penanganan para korban, baik yang tewas, luka maupun selamat secapat mungkin. Selanjutnya diperiksa dan diselidiki latar belakanh dan penyebabnya. Diambil pelajarannya untuk mencegah kecelakaan berikutnya. Dari setiap musibah dan bencana, diambil pengalaman dan pelajarannya.

Dakwah

Kita bukan saja harus menerima dan memperbaiki, tetapi juga menangkap makna musibah yang senantiasa membawa serta ujian hidup. Dalam bahasa daerah (jawa, misalnya) ada ungkapan tanggap ing sasmito, yaitu tanggap akan isyarat dari “langit”. Bukan dalam konteks “klenik” ungkapan itu kita tangkap, melainkan dalam sikap, keterbukaan dan keredahan hati orang beriman.

Meski penyampaiannya berbeda tetapi bahasanya selalu luas, tidak bertele-tel, ringkas, padat serta selalu menyangkut hal yang serius dan kurang humoris.

Kolom

Biasanya ditulis dengan gaya yang sangat ringa atau enteg dan diselingi humor humor segar, walaupun masalahnya sangat serius (politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, keamanan, pendidikan, bencana, kecelakaan, kriminalitas, gaya hidup dsb).

Perbedaan kolom dengan tajuk rencana tidak terletak pada tema atau topik yang dipilih, tetapi lebih pada cara penyampaiannya. Bila tajuk rencana disampikan dengan cara yang sangat serius, kolom bisa lewat secara melanggang santai dengan humor-humor segar. Tajuk rencana harus logis, rasional, atau masuk akal, sedangkan kolom bisa memainkan kata-kata berupa parodi yang sedikit nyeleneh.

Kalau tajuk rencana bisa menggugat, menegur, berdakwah, menngurui, menasehati, memprotes, kolom juga bisa melakukan itu, yaitu lantang dan menyampaikan kritik sosial. Perbedaanya adalah tajuk rencana menyampaikannya dengan cara resmi, logis, argumentatif, teoritis sedangkan kolom menyampaikan dengan gaya yang ringan. Kolom bisa menyampaikan gagasan dengan seloroh, namun sangat menggelitik atau bisa mencela dan menyindir dengan pedas, tetapi tak ada yang tersinggung atau merasa diremehkan.

Penulis kolom bisa berasal dari wartawan koran bersangkutan atau dari luar. Penulis kolom dari luar secara teratur mengirim tulisannya, bisa harian, mingguan, dwi mingguan atau bulanan. Misalnya Mahbub Junaridi (Mantan Ketua Umum NU), Romo JB Mangunjaya (Pastor, Arsitek, Sastrawan), Umar Kayam (guru besar UGM, sastrawan, pejabat), Ada juga yang tergolong serius seperti Ahmad Sobari, Sinansari Ecip, Harmoko Mantan menteri penerangan dengan coofe morningnya, Gunawan Mohammad dengan Capingnya pada Tempo.

Artikel Spesial

Artikel ditulis sepenuhnya atas inisiatif para penulis dari orang luar, banyak juga yang menyebutnya dengan artikel opini. Artikel ini merupakan sumbangan artikel dengan topik-topik spesial. Maksudnya adalah spesial bidang keahliannya.

Ada penulis yang khusus menulis masalah ekonomi karena ia merupakan ekonom, lalu untuk masalah politik ditulis oleh politikus atau pakar politik, masalah hukum ditulis oleh ahli hukum (pengacara, jaksa, hakim), masalah budaya ditulis oleh budayawan, masalah teknologi ditulis oleh sar jana teknologi, masalah agama ditulis oleh ulama atau sarjana teologi, demikian seterusnya.

Jenis tulisan yang paling banyak menyita ruang pendapat ialah artikel spesial ini, artikel jenis ini pula dipakai yang dipakai para intelektual bangsa Indonesia tempo dulu sebagai alat perjuangan sehingga pers Indonesia disebut sebagai pers perjuangan.

Misal Cipto mangunkusumo dikenal sebagai pendiri kantor berita Indonesish press di Belanda juga pemimpin redaksi De Beweging dan Persatuan Hindia. Dr. Wahidin memimpin Guru Desa dan Retnodoemilah. Agus Salim dan juga HOS Cokroaminoto dengan Neratja Jakarta dan Oetoesan Hindia. Cita-cita dan pikiran mengenai Indonesia merdeka yang dengan lantang disampaikan Soekarno melalui surat kabar menyebabkan ia dipenjara di Sukamiskin dan Digul

Artikel ini sepenuhnya di tulis atas inisiatif para penulis dari “orang luar”. Banyak yang menyebutnya dengan artikel opini. Artikel ini merupakan sumbangan artikel dengan topik-topik spesial. Maksudnya adalah spesial bidang keahlian penulisnya.

Ada penulis yang khusus menulis masalah ekonomi karena merupakan ekonom, lalu masalah politik ditulis oleh politikus atau pakar politik, masalah hukum ditulis oleh ahli hukum (pengacara, jaksa, hakim), masalah budaya di tulis oleh budayawan, masalah teknologi di tulis oleh sarjana teknologi, masalah agama di tulis oleh ulama dll.

Seperti tajuk rencana, artikel spesial ini juga selalu berkaitan dengan berita yang sedang hanga dibicarakan. Artikel spesial muncul sebagai forum pernyataan pendapat pikiran mengenai fakta, wacana, opini, kritik, saluran aspirasi kaum cendekiawan mengenai berbagai hal. Di tinjau dari segi penulisan, artikel ini juga argumentatif, teoritis dan juga berisi pesan-pesan moral. Tak jarang juga bersifat ilmiah, namun disampaikan dengan gaya sangat populer.

Dalam artikel ini juga ada interpretasi. Seperti tajuk rencana, interpretasi dan opini dalam artikel khusus ini didukung dengan argumen keahlian atau bidang ilmunya sehingga pembaca dapat memahami makna atau arti berita. Kalau tajuk rencana merupakan suara resmi surat kabar/majalah, artikel spesial sepenuhnya melekat pada diri penulisnya. Penerbit tidak akan menyembunyikan nama jelas penulisnya. Bahkan kecenderungan yang ada belakangan adalah harus pula disertai identitas, profesi, keahlian atau jabatan penulisnya.

Jadi prinsip dasarnya artikel spesial tidak berbeda dengan tajuk rencana. Hanya saja tajuk rencana harus lebih singkat atau pendek, sedangkan artikel spesial bisa lebih panjang seperti seperti kolom. Kalau kolom disampaikan dengan gaya yang enteng, humoris, parodi, artikel spesial biasanya cenderung serius. Karena masalahnya sangat serius, artikel spesial ini jarang memakai unsur humor, parodi. Walau itu sebenarnya juga dimungkinkan selama masih dalam batasan yang dimungkinkan dan tidak berlebihan.

Pojok

Seperti halnya kolom, pojok juga memanfaatkan elemen humor untuk menyampaikan kritik, protes, teguran, komentar, interpretasi terhadap fakta dengan kalimat singkat. kritik, protes, teguran, komentar, interpretasi yang disampaikan dalam bentuk kalimat singkat itu selalu bermaksud mengundang tawa, menggelitik atau setidaknya akan membuat pembaca mengangguk-angguk sambil tersenyum.

Untuk itu pojok sering dimunculkan dalam bentuk ungkapan, tamsilan, anekdot, istilah, atau kata-kata bijak yang kocak. Walau singkat, pojok bisa membuat orang tersindir, terusik bahkan sangat tersinggung dan sakit hati jika melampaui batas etika dan moral.

Kolom di tulis oleh orang luar yang secara rutin mengisi ruangan yang disediakan redaksi, sedangkan pojok biasanya diisi oleh orang dalam sendiri. Sepintas sering terasa seperti menggosip ini dan itu. Kadang langsung di tunjuk hidung, menyerang, dan suka terjerumus pada ucapan-ucapan yang sarkastis sehingga yang disentil merasa tidak enak.

Karena gayanya yang diluar kebiasaan atau keluar akal sehat, tulisan singkat ini ditempatkan di pojok-pojok halaman surat kabar. Bahkan ada juga surat kabar yang menempatkannya dihalaman depan

Contoh pojok

Saat sidang istemewa MPR untuk menurunkan Presiden langsung

Pojok harian (sore) terbit “sudut ki Haji”

+ 51 persen keluarga di Indonesia tergolong miskin

- dan banyak yang kaya, masuk golongan miskin normal

+ Suhu politik naik, harga-harga membumbung

- Gejala bakal ada pemimpin turun

Kalimat pertama biasanya diambil dari isi ringkas berita (fakta). Kalimat kedua yang di tulis dengan huruf italic itu merupakan komentar si pembuat pojok.

















Diambil dari Jurnalistik Karya Sedia Willing Barus.

0 komentar :