23 November 2016

KEBIASAAN MENULIS

Cobalah untuk berdisiplin dan membiasakan diri menulis pro­posal secara reguler dan terus-menerus. Merancang draf yang benar-benar utuh dalam satu waktu memang dapat memberikan Anda perspektif awal ketika mereview hasil tulisan sebelum dilakukan pengeditan yang sebenarnya, namun proses menulis yang tidak konsisten ini (sebentar-sebentar berhenti, sebentar-sebentar memulai lagi) sering kali menghambat rampungnya penulisan. Bahkan, cara seperti ini dapat mengubah seorang penulis yang awalnya memiliki bakat menulis yang baik, menjadi seorang penulis mingguan, yaitu penulis yang hanya memiliki waktu untuk mengerjakan penelitian-nya pada akhir-akhir pekan setelah semua pekerjaan "penting" hariannya terselesaikan. Menulis proposal secara kontinu yang saya maksudkan adalah menulis beberapa paragraf setiap hari atau se-tidak-tidaknya libatkan pikiran kita setiap hari dalam proses berpikir, mengumpulkan informasi, dan mereview beberapa hal yang sudah ditulis dalam proposal penelitian.

Pilihlah waktu-waktu khusus dalam satu hari untuk menggarap proyek penelitian Anda, lalu cobalah untuk berdisiplin dalam menulis pada momen-momen itu setiap harinya. Pilihlah tempat yang bebas dari gangguan. Boice (1990:77-78) menawarkan ide tentang bagaimana Anda membangun kebiasaan menulis yang baik:
1.   Dengan prioritas yang sudah Anda miliki, tulislah aktivitas keseharian Anda, baik ketika siap maupun belum siap untuk me­nulis.
2.   Jika Anda merasa tidak memiliki waktu untuk menulis secara reguler, cobalah memetakan aktivitas keseharian Anda dalam momen-momen setengah-jam-an selama satu sampai dua minggu. Ini akan membantu Anda menemukan waktu yang tepat buat menulis.
3.   Menulislah ketika Anda sedang fresh.
4.   Jangan menulis ketika Anda kekenyangan.
5.   Menulislah secara reguler meski hanya sebentar.
6.   Buatlah jadwal aktivitas menulis sehingga Anda dapat merencana-kan kapan harus mengerjakan unit-unit tulisan tertentu dalam setiap sesi.
7. Cobalah menaati kartu harian Anda. Tulislah setidak-tidaknya tiga hal: (a) waktu yang digunakan untuk menulis, (b) jumlahhalaman yang dapat diselesaikan, dan (c) perkiraan kapan tugas dapat selesai secara keseluruhan.
8.   Rencanakan tujuan-tujuan harian Anda.     
9.   Diskusikan tulisan Anda dengan teman-teman yang suportif dan konstruktif sehingga Anda merasa siap untuk go public.
10.Cobalah menulis dua atau tiga proyek penulisan secara serempak sehingga Anda tidak overload dengan satu proyek saja.

Yang juga penting diketahui, proses menulis itu berlangsung secara perlahan-lahan danbahwa penulis harus merasa mudah ketika menulis. Layaknya pembalap yang selalu menggeliat sebelum balapan dimulai, penulis juga harus menghangatkan pikiran dan jari-jari terlebih dahulu sebelum benar-benar menulis. Aktivitas menulis yang tidak tergesa-gesa, seperti menulis sebuah surat kepada seorang teman, brainstorming di depan komputer, membaca tulisan-tulisan di komputer, atau merenungkan sebuah syair, dapat membuat tugas menulis lebih mudah. Saya teringat konsep "masa-pemanasan"-nya John Steinbeck (1969:42) yang dideskripsikan secara detail dalam Journal of a Novel: The East of Eden Letters. Steinbeck selalu memulai aktivitas menulisnya setiap hari dengan membuat satu surat kepada editor sekaligus teman dekatnya, Pascal Covici, di sebuah notebook.

Ada banyak pemanasan lain yang bisa dilakukan. Carrol (1990) memberikan contoh latihan untuk memperbaiki kontrol seorang penulis yang ingin membuat tulisan yang deskriptif dan emotif:
1. Deskripsikan suatu objek, lengkap dengan bagian-bagian dan dimensi-dimensinya, tanpa terlebih dahulu menceritakan nama objek tersebut kepada pembaca.
2.  Tulislah sebuah percakapan dramatis di antara dua orang yang sekiranya dapat membuat pembaca penasaran.
3. Tulislah serangkaian petunjuk sederhana untuk tulisan-tulisan yang diperkirakan sangat rumit untuk dimengerti.
4.     Carilah satu tema pokok, lalu tulislah dengan tiga cara yang ber-beda-beda
5.   Latihan yang terakhir ini tampaknya cocok bagi para peneliti kualitatif yang menganalisis data mereka dengan kode-kode dantema-tema yang beragam
Selain itu, pertimbangkan pula instrumen-instrumen penulisan dan tempat fisik yang membantu proses penulisan Anda berjalan baik dan disiplin. Instrumen-instrumen tersebut—seperti komputer, keypad yang nyaman dipakai, pena kesayangan, pensil, bahkan kopi dan snack (Wolcott, 2001)— memberikan banyak opsi kepada Anda untuk dapat comfortable ketika menulis. Setting fisik juga turut mem­bantu. Annie Dillard, seorang novelis pemenang penghargaan Pulitzer, justru menghindari tempat-tempat yang menarik perhatian:
Seseorang ingin ruangannya tanpa pemandangan, sehingga imajinasi dapat muncul dari kegelapan. Ketika saya menggarap pekerjaan ini tujuh tahun lalu, saya mendorong meja panjang saya ke dinding kosong sehingga saya tidak dapat melihat dari jendela mana pun. Suatu hari, lima belas tahun lalu, saya juga menulis di dekat perapian di area parkir. Saya tak mau berada di atas aspal dan kerikil. Di sana ada banyak pohon pinus yang tidak berhenti berguguran daunnya sehingga membuat saya merasa bahwa pekerjaan di dekat bara api ini lebih baik, dan pekerjaan saya pun terselesaikan (Dillard, 1989:26-27).


Diambil dari John W. Creswell  dalam Design Research Kuantitatif, Kualitatif and Mixed

12 November 2016

ABAH, SEMOGA LEKAS SEMBUH

Tetes air sempat menetes di pipi ini, melihat engkau terbaring lemah di ranjang, wajah yang semakin keriput itu kembali lagi tak berdaya, sama seperti pertengahan bulan oktober yang lalu, dengan terpaksa dan takut jika terjadi hal yang lebih parah, maka kami segera membawamu kembali ke rumah yang tidak menjadi impian setiap orang, tapi demi kesembuhan engkau kembali  lagi kesini.

Kupandang tubuhmu yang tergolek dengan nafas yang sedikit terengah-engah karena sesak yang engkau derita, meskipun sudah dibantu dengan oksigen yang dialirkan melalui hidungmu.

Sesekali batuk terdengar disela-sela nafasmu, membuat tubuhmu sedikit terguncang, tanganmu yang dulu begitu perkasa, yang engkau gunakan untuk menggendong dan memanjakan kami berempat anak-anakmu, kini sedang ditusuk oleh jarum untuk memasukkan saripata makanan.

Tangan yang dulu begitu kuat kini menjadi lemah karena dimakan oleh usia, lewat tanganmu engkau juga memberi suapan kepada kami, memandikan kami  dan mengurusi kami ketika kami belum bisa apa-apa.

Tubuhmu semakin mengurus termakan oleh usia yang semakin menua, dulu sering kau gunakan untuk memberi dekapan kepada kami yang sedang menangis atau ketakutan, memberikan ketenangan dan kenyamanan.

Masih nyata dipelupuk mata, engkau selalu ingin membuat kami gembira, memberi kami mainan, engkau buatkan kami layang-layang, engkau juga mahir dalam membuat balon. Betapa senangnya kami dulu.

Pagi ini ketika kutunjukkan foto cucumu yakni Zhafira, anakku, bisa sedikit membuatmu tersenyum, kami ingin bisa membuatmu terus tersenyum, bahagia dan selalu sehat, agar bisa bahagia ketika cucu-cucumu berkumpul dan bermain.

Berikan kami kesempatan untuk bisa berbakti kepada engkau. Semoga lekas sembuh Abah, kami sangat mencintaimu dan akan selalu berdoa untukmu. Engkau adalah pahlawan kami, Abah.

Baruharjo
Hari Pahlawan 10 November 2016  

03 November 2016

KEBERHASILAN BUTUH DIPERJUANGKAN


Kuambil nafas dalam-dalam, kurasakan kesegaran pagi menjalar keseluruh bagian tubuhku, pagi yang segar ditemani dengan alunan suara dari beberapa penyanyi kesayanganku, pikiranku segar dan terang karena akan bisa menyelesaikan satu pekerjaan lagi, tinggal satu dua sentuhan sudah gol.

Kudapat sebuah energi baru dan bisa bernafas lega karena bisa menyelesaikan satu pekerjaan, menyusul lagi nanti menyelesaikan tugas yang lain. Ya butuh daya juang dan semangat memang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Apalagi ketika itu terus menerus dan berlanjut, hal itu bisa menekan kita, bisa menghantui pikiran kita. Pekerjaan jika tidak segera kita selesaikan maka akan mempengaruhi pekerjaan kita yang lain, jadi segera selesaikanlah pekerjaan, maka kita akan enak dalam menjalankan aktivitas kita karena sudah tidak ada beban.

Untuk menciptakan daya juang dan daya tahan dalam diri seseorang itu memang tidak mudah, kumerasakan jika kita aktif dalam berbagai organisasi ketika masih usia sekolah, kita bisa memetiknya nanti ketika sudah bekerja, karena butuh proses yang lama untuk mendapatkannya. Saran saya untuk anak-anak muda, berlatihlah dan belajarlah berorganisasi, manfaatkanlah masa mudamu dengan sebaik-baiknya, gunakanlah untuk hal-hal yang positif, perbanyaklah untuk belajar, mendapat pengetahuan, mempunyai skill tertentu sesuai dengan bakatmu, agar kelak engkau bisa menggunakannya untuk kehidupanmu.

Salam sukses
      


Utara Alun-alun Tulungagung
3 November 2016

01 November 2016

NIKMATNYA PECEL PAGI DI ALUN-ALUN TULUNGAGUNG

Jam 5an pagi selepas mandi, mata ini masih terasa agak panas karena kurang tidur semalam, kusegarkan mata dan kuhirup segarnya udara pagi, kakiku melangkah menuju alun-alun Tulungagung, tepatnya sebelah selatan Masjid Agung Al Munawar.

Aroma sedap nasi pecel khas Tulungagung tercium sampai ke hidungku. Kupesan satu pincuk nasi pecel dan kemudian kunikmati sambil duduk di karpet diatas trotoar jalan, kaki kujulurkan menyentuh jalan beraspal,  pelan-pelan kukunyah sambil mata ini memandang orang-orang jelita (jelang lima puluhan) berjalan mengelilingi alun-alun, kebanyakan yang berolahraga adalah mereka yang usia lanjut, walaupun yang mudapun ada tetapi kalah banyak dengan yang tua. Suara musik senam aerobik terdengar dari sebelah selatan alun-alun.     

Seorang anak muda mengenakan kaos berwarna hitam berjalan menyeberang jalan kearahku, telingannya mengenakan headset berwarna putih sedang tangannya bergerak sambil memegang Hpnya. Setelah dekat anak muda itu memesan sepincuk nasi pecel kepada ibu penjual dan mengambil tempat duduk di sebelah kiriku agak jauh serta mengarahkan pandangannya ke timur.

Setelah selesai makan, kubayar sebungkus nasi pecel pincuk itu, harganya Rp. 6.000. Alhamdulillah bisa menikmati sisi lain alun-alun Tulungagung dipagi hari, kalau biasannya hanya melewati saja tanpa bisa menikmatinya, itupun dilakukan diwaktu siang ketika berangkat kerja atau malam hari ketika pulang.

Sekitar jam 6an kulangkahkan kaki menuju utara, kubaca tulisan di depan balai rakyat bahwa di situ dibuka pameran buku sampai tanggal 6 november, harganya mulai dari Rp. 5.000,- , monggo bagi yang ingin menambah koleksi bukunya silahkan datang.

Utara Alun-Alun Tulungagung
Selasa 1 November 2016
Jam 6. 30 pagi.