Jam 5an pagi selepas mandi, mata ini masih
terasa agak panas karena kurang tidur semalam, kusegarkan mata dan kuhirup
segarnya udara pagi, kakiku melangkah menuju alun-alun Tulungagung, tepatnya sebelah
selatan Masjid Agung Al Munawar.
Aroma sedap nasi pecel khas Tulungagung tercium
sampai ke hidungku. Kupesan satu pincuk nasi pecel dan kemudian kunikmati
sambil duduk di karpet diatas trotoar jalan, kaki kujulurkan menyentuh jalan
beraspal, pelan-pelan kukunyah sambil
mata ini memandang orang-orang jelita (jelang lima puluhan) berjalan mengelilingi
alun-alun, kebanyakan yang berolahraga adalah mereka yang usia lanjut, walaupun
yang mudapun ada tetapi kalah banyak dengan yang tua. Suara musik senam aerobik
terdengar dari sebelah selatan alun-alun.
Seorang anak muda mengenakan kaos berwarna hitam
berjalan menyeberang jalan kearahku, telingannya mengenakan headset berwarna
putih sedang tangannya bergerak sambil memegang Hpnya. Setelah dekat anak muda
itu memesan sepincuk nasi pecel kepada ibu penjual dan mengambil tempat duduk
di sebelah kiriku agak jauh serta mengarahkan pandangannya ke timur.
Setelah selesai makan, kubayar sebungkus nasi
pecel pincuk itu, harganya Rp. 6.000. Alhamdulillah bisa menikmati sisi lain
alun-alun Tulungagung dipagi hari, kalau biasannya hanya melewati saja tanpa
bisa menikmatinya, itupun dilakukan diwaktu siang ketika berangkat kerja atau
malam hari ketika pulang.
Sekitar jam 6an kulangkahkan kaki menuju utara,
kubaca tulisan di depan balai rakyat bahwa di situ dibuka pameran buku sampai
tanggal 6 november, harganya mulai dari Rp. 5.000,- , monggo bagi yang ingin
menambah koleksi bukunya silahkan datang.
Utara Alun-Alun Tulungagung
Selasa 1 November 2016
Jam 6. 30 pagi.
0 komentar :
Posting Komentar