28 Mei 2022

PEDAGANG SAYUR  KELILING (ETEK)

 

Kaki melangkah perlahan menikmati kesegaran udara pagi, kesejukan terasa mengalir memenuhi tubuh. kuarahkan langkahku menuju pusat Pasar Kamulan, pandangan kuarahkan menuju sekeliling, banyak motor yang diberi srandul dan motor beroda tiga untuk tempat meletakkan barang-barang beliannya, yang nantinya akan dijual kembali.

Suasana masih pagi, namun aktivitas ekonomi sudah bergerak, paling tidak pedagang sudah mulai membuka lapaknya sejak tengah malam, jika tidak berangkat lebih awal maka akan kehilangan pembelinya. Jika kesiangan maka pasar sudah sepi.

Waktu saya kecil, pasar adalah pusat jual beli, tapi sekitar 15 – 10 tahun belakangan hal tersebut mulai berubah, seiring perubahan jaman, kesibukan dan kebutuhan, banyak orang yang lebih senang menunggu penjual yang berkeliling hasil belanjaannya dari pasar di depan rumah, tidak harus datang menuju pasar dipagi hari, kalau jarak rumahnya dekat tidak akan menjadi masalah. Tetapi jika agak jauh maka akan memerlukan waktu dan tenaga.

Jika menunggu di depan rumah, menunggu penjual yang berkeliling (istilah ngetrennya pedagang etek) tentunya akan lebih menyingkat waktu dan tenaga, segera memasaknya untuk keperluan kelurga, misal, bagi yang mempunyai anak usia sekolah, paling tidak jam 06.15 – 06.30 pagi, anak anak sudah harus sarapan pagi kemudian berangkat menuju sekolah atau bagi pekerja kantoran jam 7 pagi sudah harus berada di kantornya untuk bekerja.

Pedagang etek menjadi fenomena sendiri, rejeki tidak hanya menjadi milik pedagang yang mempunyai lapak dipasar, tetapi juga dimiliki pedagang sayur keliling (etek), semuanya simbiosis mutualisme, saling menguntungkan, demikian juga dengan konsumen yang diuntungkan dengan hanya berada di depan rumah.

Pedagang Etek adalah penghubung antara pedagang besar yang mempunyai lapak dipasar dengan konsumen, pekerjaan yang mempunyai resiko kecil karena tidak perlu menyewa lapak dipasar, tapi sudah bisa untuk menghidupi keluarga. Untuk pejualnya juga tidak hanya didominasi oleh perempuan, banyak juga laki laki yang melakukannya.  Hanya perlu datang lebih pagi untuk membeli dagangan dan kemudian menjualnya berkeliling menuju rumah rumah konsumen.

Dalam sebuah situs online saya membaca bahwa pedagang etek mulai beraktivitas pada pukul 24.00 sampai jam 03.00, untuk membeli dagangan setelah itu sudah mulai berkeliling untuk menjajakan dagangannya. Keuntungan perharinya bisa mencapai Rp. 200.000,-, jika sepi pedagang bisa membawa pulang, Rp. 50.000,-Dari sisi kesejahteraan, berdagang sayur keliling lebih menjanjikan daripada pekerjaan buruh tani ataupun pekerja pabrik, Apakah anda tertarik untuk mejadi pedagang sayur keliling (etek) ?

 


 



 

 


 

0 komentar :