PENGERTIAN BELAJAR DAN CONTOH BELAJAR
1. Definisi belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses belajar yang dialami seseorang baik ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah[1].
Pengertian belajar menurut howard C. kingsley adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan[2]. Sedangkan menurut Drs. Slamet belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan[3]. Sedangkan menurut Ilmuwan yang bernama Chaplin (1972) dalam bukunya dictionary of psycology membatasi belajar dalam 2 rumusan..
Rumusan I : Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat dalam pengalaman.
RumusanII : Belajar adalah proses memperoleh respon sebagai akibat adanya latihan khusus.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan diatas, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang diperoleh dari hasil latihan dan pengalaman dan didukung interaksi individu dengan lingkungannya[4].
2. Contoh belajar
Dalam mempermudah pemahaman anda mengenai bagaimana sebenarnya proses belajar itu berlangsung berikut inidikemukakan contoh sederhana sebagai gambaran;
Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya, lalu ia mencoba mainan tersebut dengam cara memutar kuncinya dan meletakannya pada suatu permukaan, perilaku memutar dan meletakan tersebut merupakan respons atau reaksi atas rangsangan yang timbul pada mainan tersebut. Sehubungan dengan contoh ini, belajar dapat kita pahami sebagai proses tingkah laku yang ditimbulkan melalui reaksi atas situasi rangsangan yang ada[5] .
B. ARTI PENTING BELAJAR
Belajar adalah key trem (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap pendidikan, sehingga tanpa belajar sesunguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai proses belajar selalu mendapatkan tempat yang luasdalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan; karena demikian demikian pentingnya arti belajar, bagian tersebut merupakan riset dan eksperimen psikologi dalam memahami proses perubahan manusia[6] .
C. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Berdasarkan pendekatan tertentu maka prinsip-prinsip belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu prinsip-prinsip belajar yang bersifat psikologis dan prinsip- prinsip belajar yang bersifat linguistik (materi dan metodik).
1) Prinsip prinsip belajar yang bersifat psikologis
a) Motivasi, lazim diartikan sebagai sebagai hal yang mendidik seseorang untuk berbuat sesuatu.
b) Pengalaman sendiri, atau apa yang dialami sendiri akan lebih menarik dan berkesan dari pada mengetahui orang lain.
c) Keingintahuan, merupakan kodrat manusia yang menyebabkanb manusia itu maju .
d) Pemecahan masalah, seseorang yang belajar tidak dapat dipisahkan denganberbagai macam masalah.
e) Berfikir analistis _sintesis
berfikir secara analitis adalah berusaha mengenal sesuatu dengan cara mengenali ciri-ciri atau unsur-unsur yang ada pada suatu itu. Sedangkan berfikir secara sintesis adalah proses berfikir untuk menemukan hubungan ciri-ciri yang disebutkan dalam jawaban-jawaban sehingga terjadi rumusan.
f) Perbedaan individual, perbedaan individu meskipun sedikit pasti terdapat antara seseorang dengan orang lain.
2) Prinsip-prinsip belajar yang bersifat linguistic
Seperti yang dirumuskan oleh Abdul Choes dan Leonie agustina (2004: 206)
a) Mudah menuju sukar, pemberian materi harus mulai dari yang mudah kemudian dikuti dengan yang sukar atau yang lebih sukar
b) Sederhana menuju kompleks, pelajaran yang dimulai dari yang sederhana baru diikuti dengan yang kompleks.
c) Dekat menuju jauh ,pemberian materi pelajaran harus dimulai dari yang ada di dekat anak didik, baru kemudian secara berangsur-angsur menuju agak jauh.
d) Pola menuju unsur, materi yang diberikan harus berupa satu kebulatan, baru diberikan unsur-unsur dari kebulatan itu.
e) Penggunaan menuju pengetahuan
f) Masalah bukan kebiasan
g) Kenyataan bukan buatan, belajar adalah kenyataan yang harus dhadapi[7].
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Faktor internal (faktor yang dari dalam diri seseorang ) yakni keadaan rohani dan jasmani saeseorang
2) Faktor eksternal ( faktor yang dari luar diri seseorang) yakni kondisi lingkungan disekitarnya.
3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar seseorang yang meliputi strategi dan metode yang digunakan seseorang untuk melakukan kegiatan yang mempelajari sesuatu.
a) Faktor internal meliputi :
1) Aspek fisiologis yaitu kondisi jasmani seseorang dapat mempengaruhiproses belajar
2) Aspek Psikologis, hal ini dapat mempengaruhi kwantitas dan kualitas seseorang, diantara faktor-faktor rohaniyah seseorang yang dipandang lebih esen adala sebagai berikut :
a) Kecerdasan / intelegensi
Kecerdasan pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsang atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat( Reber ,1988).
b) Bakat
Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa akan datang ( Chaplin, 1972 ; Reber 1988)
c) Minat
Secara sederhana minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap suatu hal.
d) Motivasi
Motivasi merupakan keadaan internal organisme baik manusia maupun lingkungan yang mendorong untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah ( Glaitman ,1986 :Reber 1988)
e) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek apapun baik secara positif maupun negatif.
b) Faktor eksternal meliputi :
1. Lingkungan sosial
Lingkungan social yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarganya sendiri.
2. Lingkungan Nonsosial
Yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, cuaca, dan waktu belajar.
c) Faktor Pendekatan Belajar
Seseorang yang terbiasa mengaplikasikan belajar “deep” misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi yang bermutu dari pada seseorang yang menggunakan pendekatan belajar “ surface” atau “reproductive “[8]
E. CARA-CARA BELAJAR EFEKTIF
a) Metode SQ3R
Metode ini dikembangkan oleh Francis P.Robinson Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. SQ3R merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi :
1. Survey , maksudnya memeriksa atau meneliti seluruh teks.
2. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks.
3. Read, maksudnya membaca teks secara aktif .
4. Recite, menghafal setiap jawaban yang ditemukan.
5. Review, meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun.
b) Metode PQ4R
Metode ini ciptaan Thomas Q Robison (1972) yang pada hakikatnya merupakan penimbul pertanyaan dan tanya jawab yang mendorong pembaca melakukan pengolahan materi secara lebih luas.
1. Preview, mensurvei lebih dahulu untuk menentukan topik umum yang terdapat didalamnya.
2. Questions, menyusun pertanyaan-pertanyaan yang relevan.
3. Read, isi hendaknya dibaca secara cermat.
4. Reflect, berusaha memikirkan dan mengenang isi yang berhasil ditangkap
5. Recite, mengingat-ingat informasi yang didapat dan berusaha menjawab semua pertanyaan yang telah tersusun.
6. Review, menjawab sekali lagi seluruh pertanyaan yang tersusun.[9]
F. TEORI-TEORI POKOK BELAJAR
a) Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
Daya adalah kekuatan yang tersedia dalam diri seseorang. Manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika dipergunakan untuk suatu hal. Misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya berfikir, daya fantasi dan sebagainya.
b) Teori tanggapan
Teori ini dikemukakan oleh Herbart, dimana ia menentukan teori yang dikemukakan oleh ilmu jiwa daya. Menurut ilmu tanggapan, belajar adalah memasukan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang dan sejelas – jelasnya. Banyak tanggapan berarti dikatakan pandai
c) Teori belajar menurut ilmu jiwa Gesalt
Merupakan teori belajar yang dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari jerman. Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian. Belajar dengan pengertian lebih dipentingkan dari pada hanya memasukan sejumlah kesan.
Prinsip-prinsip belajar menurut teori Gesalt :
1. Belajar berdasar keseluruhan
2. Belajar adalah suatu proses perkembangan
3. Anak didik sebagai organisme keseluruhan
4. Terjadi transfer, dengan kata lain dapat dipakai untuk mempelajari hal-hal yang lain
5. Belajar adalah reorganisasi pengalaman
6. Belajar harus dengan insight ( pengertian)
7. Belajar akan lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan
8. Belajar berlangsung terus –menerus
d) Teori belajar dari R. Gagne
Gagne memberikan dua difinisi mengenai belajar :
1. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motifasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasan dan tingkah laku.
2. Belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi
Gagne menyatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori yang disebut the domainds of learning :
1. Ketrampilan motoris (motor skill)
2. Informasi verbal
3. Kemampuan intelektual
4. Strategi kognitif
5. Sikap
e) Teori belajar menurut ilmu jiwa Asosiasi (teori sarbond)
Teori sarbond singkatan dari Stimulus (rangsangan), Respons (tanggapan) Bond (dihubungkan). Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan terjadilah asosiasi. Dari teori ini ada dua teori yang sangat terkenal yaitu teori konektionisme (Thorndike) dan teori conditioning (Ivan P. Paulov)
1. Teori konektionisme
Thorndike menyimpulkan bahwa respon lepas dari kurungan itu lambat laun diasosiasikan dengan situasi stimulasi dalam belajar coba-coba, ini kesimpulan Thourndike terhadap perilaku binatang dalam kurungan.
Ada 3 hukum belajar yang utama dari teori ini :
a) Hukum efek
b) Hokum latihan
c) Hokum kesiapan
Terhadap teori konektionisme ini ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaanya; yaitu :
a) Belajar menurut teori ini mekanistis ( banyak menghafal tapi kurang mengerti)
b) Pelajar bersifat teacher centered ( terpusat pada guru )
c) Anak didik pasif
d) Lebih mengutamakan materi.
Pola belajar ini cenderung intelektualistik
2. Teori Conditioning
Teori ini terjadi karena kondisinya diciptakan, maka sudah menjadi kebiasaan sehingga memunculkan refleks bersyarat.
Kelemahan – kelamahan teori ini
a) Percobaan dalam laboratorium berbeda dengan kenyataanya
b) Pribadi seseorang dapat mempengaruhi hasil eksperimen
c) Respons mungkin dipengaruhi oleh stimuklus yang tak dikenal
d) Teori ini sangat sederhana dan tidak memuaskan untuk menjelas segala seluk beluk belajar yang ternyata sangat kompleks.[10]
[1] Muhibin syah. Psikologi Belajar. (Jakarta : PT Raja gratindo persada; 1999) P. 63
[2] Abu Ahmadi dan Widodo supriono. Psikologi Belajar (Solo : PT Renika cita; 2003) P. 127
[3] Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar ( Banjarmasin : PT Renika cipta ;2000)
[4] Muhibin Syah. Psikologi Belajar ( Jakarta : PT Raja grafindo persada.1999) P. 65
[5] Muhibib Syah . Psikologi Belajar (Jakarta : PT Raja grafindo persada, 1999) P. 69
[6] Muhibin Syah . Psikologi Belajar (Jakarta : PT Raja grafindo persada , 1999) P. 59
[7] Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar (Banjarmasin : PT Rineka cipta,2000) P.69-72
[8] Muhibin Syah . Psikologi Belajar ( Jakarta : PT Raja grfindo persada,1999) P. 144-155
[9] Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1999) P. 140-144
[10] Syaiful Bahri , Psikologi Belajar ( Banjarmasin. PT. Rineka Cipta ,2000 )P. 17-27
0 komentar :
Posting Komentar