Hari Minggu ini, pagi-pagi sudah
ada 3 acara yang bisa dilakukan pertama selepas subuh bisa olahraga badminton,
kedua jam 6 pagi sudah bisa memenuhi undangan tetangga di acara pitonan anaknya,
ketiga karena hari ini pada jam 9, istri ada acara Jamiyah Thoriqot Fatayat dan
Muslimat bertempat di Desa Pandansari, maka tugas saya adalah ngemong anak,
bermain dengan anak, mendekatkan diri dengan anak, sekaligus menyenangkan anak.
Bagi kita mungkin adalah hal
sederhana dan biasa, tapi bagi anak hal sederhana dan biasa itu bisa membuatnya
senang, tersenyum dan bisa tertawa. Sengaja ku ajak anakku pergi ke utara,
pertama karena dia suka naik perahu, yang kedua aku berencana membeli celana
pendek untuk dipakai berolahraga.
Tetes air mulai turun, tetapi karena
kuatnya keinginan anakku untuk mengajak jalan-jalan maka kuiyakan, terlebih
dulu kusiapkan mantel jika hujan turun, tujuan pertamaku mengajak anak untuk
naik perahu, maka kujalankan motorku kearah lapangan Pema, sebelah baratnya ada
PPHM Sunan Giri Ngunut terus ke utara sampai ke penambangan, perahu disini
cukup besar, sehingga mobil bisa masuk kedalam perahu, kalau naik sepeda motor untuk
naik perahu harganya Rp. 3000,-, memang lebih mahal karena fasilitasnya lebih
baik dari penambangan yang lain, dulu sempat kukira kalau disini akan dibangun
jembatan yang bisa menghubungkan antara Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten
Blitar ternyata salah.
Menurut info yang keperoleh dari
seorang kawan, karena proses pembebasan tanahnya berbelit-belit maka diputuskan
jembatannya dibangun disebalah barat, tepatnya di utaranya Desa Bukur, prosesnya
lebih mudah karena wilayah selatan dan utara sungai masih masuk wilayah
Kabupaten Tulungagung semua. Serta kecerdikan dari seorang Kepala Desa yang
terlebih dahulu membeli tanah yang nantinya akan digunakan untuk jalan menuju
serta meninggalkan jembatan, sehingga tidak menimbulkan konflik perbedaan
harga. Tujuan dari pembangunan jembatan ini adalah untuk mengurangi kemacetan
yang biasanya terjadi di sekitar Jembatan Ngantru.
Setelah menyeberang dari
tambangan pertama, motor kuarahkan ke timur menuju tambangan ke 2 yang
menghubungkan Desa Kunir dan Desa Ngunut, perahu disini lebih kecil, mobil
tidak masuk, harganya juga lebih murah Rp. 2.000,-. Setelah perahu sampai
ditepi, kujalankan motorku untuk ketujuan berikutnya, dalam perjalanan ini
kulewati bekas lokalisasi ngunut yang ditutup bersamaan dengan lokalisasi
ngujang beberapa tahun yang lalu, lokasinya terletak di Lk 10, sebelah utara
pasar sapi tepatnya sebelah timur laut Pasar Ngunut.
Kuarahkan motorku ke Toko Champion,
toko ini merupakan toko perlengkapan olahraga, yang menjual pakaian-pakaian
olahraga, sepatu, bola sepak, bola voli, bola basket dll, letaknya di dekat rel
kereta api, sebelah utara Perempatan Kidangan dan sebelah selatan Tugu Rante, lokasinya
dibarat jalan raya.
Sebenarnya sudah dari beberapa
hari lalu ingin ke toko ini untuk membeli celana pendek spesial untuk olahraga,
tapi karena kesempatan belum ada, jadinya baru hari minggu bisa kesini. akhirnya
dari beberapa pilihan, kumengambil warna yang bisa disesuaikan dengan kaos yang
kupunya dan sepatu yang kugunakan. Nah ketika sudah membayar, anakku ternyata
juga minta dibelikan kaos, dia menunjuk kaos warna pink, ya sudah sekalian
kubelikan, setelah kulihat ternyata kaos dan celana pendek untuk anakku harganya
lebih murah daripada celana untuk olahragaku. Kami sampai kerumah sekitar jam 12an siang.
Sumberingin Kidul
8 Februari 2015
0 komentar :
Posting Komentar