29 Mei 2017

BELAJARPUN BUTUH SKILLS (2)

Thinking Skills (Ketrampilan Berpikir)


Untuk dapat mengembangkan ketrampilan berpikir ini, maka otak harus dirangsang dan dibiasakan untuk berpikir, agar memori pengetahuan yang tersimpan didalam otak bisa optimal. Ibarat pisau ketika lama tidak dipakai dan diasah maka akan berkarat dan sulit dipakai untuk mengiris sesuatu, kalaupun bisa itupun perlu tenaga yang lebih besar dan hasilnya tidak memuaskan, demikian juga dengan otak, jika biasa digunakan untuk berpikir maka otak akan encer, tidak perlu loading lama dan bisa menyimpan memori yang lama serta mudah memanggilnya jika suatu saat dibutuhkan. 

Sejalan dengan itu menurut Hendra Surya dalam bukunya Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar untuk mengembangkannya, maka seseorang harus mengarahkan dan menggerakkan sistem kerja otak dengan benar. cara mengembangkan ketrampilan berpikir ini dengan cara menguasai dan membiasakan berpikir taktis, metodologis dan imaginatif.

Berpikir taktis merupakan upaya mengarahkan proses berpikir, bertindak cepat dan efektif secara terfokus, terukur dan terarah langsung menuju obyek sasaran usaha. Berpikir taktis ini menunjukkan kecekatan dan ketrampilan mengelola pemikiran untuk bertindak cepat dan tepat dalam memproses rangsangan yang dihadapi. Cara melatih pengetahuan ini adalah membiasakan diri mengamati atau melakukan observasi segala sesuatu secara detail langsung tertuju pada inti masalah yang dihadapi. Jika menghadapi masalah atau kegiatan maka biasakan untuk melakukan observasi, berusaha berpikir untuk menentukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi atau kegiatan yang sedang dilakukan. Hal tersebut bisa merangsang untuk berpikir bagaimana cara memecahkan, menemukan dan menciptakan terobosan guna mengatasi masalah yang dihadapi.

24 Mei 2017

ANTARA MENYUNTING, FREE DAN MULTIPLE

21 Mei 2017 berada di Kampus ITS Surabaya, memberikan makna yang sangat mendalam, dan meneguhkan keinginan yang kuat untuk menghasilkan tulisan yang bisa dijadikan warisan untuk generasi selanjutnya. 

Dimulai dengan materi dari Dr. Ngainun Naim, mengenai cara mengedit naskah, sebuah hal yang sangat diperlukan karena terkait dengan pekerjaan baru saya di LP2M, bagaimana proses penyuntingan harus dilakukan ketika kondisi benar-benar tenang, tidak terburu-buru, teliti dan kalau bisa tulisan itu di print agar maksimal dalam proses pengeditan, kata beliau, jika dalam bentuk file tidak akan maksimal dalam mengedit, jika di print akan lebih memudahkan, ketika memberikan tambahan atau pengurangan kalimat, mengoreksi kata-kata yang salah, kalimat yang tidak baku, beliau memberikan tips berdasarkan pengalaman beliau sebagai Chief Editor dalam sebuah Jurnal Ilmiah yang sudah terakreditasi, juga sebagai penulis buku The Power of Writing dan Proses Kreatif Penulisan Akademik. 

Dilanjutkan dengan Bapak Hernowo, penulis buku Flow di era Sosmed, beliau mendemonstrasikan teknik latihan menulis Free Writing, hal ini dilakukan sebagai latihan menulis mengalir bebas, untuk menyamankan dan melejitkan kemampuan menulis seseorang. Ketika dalam proses ini seseorang harus membuang emosinya, tanpa terburu-buru dan tidak dipengaruhi kondisi luar dirinya. Ada tiga langkah teknik free writing yang diungkapkan pertama, membebaskan pikiran dari segala hal yang menekan pikiran hal ini dilakukan dalam 3 menit, kedua mengekspolari gagasan, ada topik tertentu yang akan di tulis (beliau meminta salah seorang anggota SPN untuk memberikan topik, dan tahap yang kedua ini dilakukan selama 5 menit), ketiga adalah mengikat makna (menulis bebas setelah membaca teks), beliau mencontohkan dengan menulis kembali ide yang beliau tangkap ketiga membaca buku dalam perjalanan dari rumah beliau ke Surabaya, bisa dilakukan selama 5 menit, tetapi tergantung dari keinginan orang yang berlatih, boleh lebih dan boleh kurang. Dan yang perlu diketahui selama melakukan latihan dengan teknik free writing, bisa juga disebut menulis tanpa bentuk, beliau menulis tanpa jeda selama waktu yang telah ditentukan meskipun banyak salah kata atau salah huruf tidak perlu dipikirkan dan tidak perlu diedit terlebih dahulu, untuk mempermudahnya bisa menggunakan alarm sehingga ketika alarm berbunyi maka mengetiknya berhenti. Dari teknik ini lebih menekankan pada jumlah kata yang bisa ditulis dalam waktu tertentu, hal ini bisa naik dan bisa turun tergantung kondisi orang yang melakukannya.

Multiple Writing adalah salah satu trik dari Bapak Emcho sapaan akrab dari Much Khoiri dosen UNESA untuk menghasilkan karya secara maksimal, di awal tahun beliau mencanangkan menulis beberapa buku, kemudian menetapkan urutan buku yang akan selesaikan, menentukan bab-bab yang akan di tulis,  didalam proses menulis dan menyelesaikannya, tidak terpaku pada satu buku dan urut dari bab 1, bab 2, tetapi bisa meloncat-loncat, setelah bab 2 bisa langsung menuju bab 7, agar kelihatannya hampir selesai, padahal bab 3 sampai 6 masih belum di tulis, atau hari ini rencana buku A, besoknya Buku B, buku C dan seterusnya. Dalam kopdar hari minggu lalu, penulis Pagi Pegawai Petang Pengarang dan SOS (sopo ora sibuk) ini, ada hal dilakukan dalam proses penulisannya. Menulis adalah sebuah pekerjaan, dalam proses penulisan, meskipun di rumah beliau menggunakan baju kerja, biar ketika mengantuk tidak langsung tidur, sayang baju kerja digunakan untuk tidur, beda jika hanya mengenakan pakaian biasa, tentunya dalam hal penyampaiannya dilakukan dengan ciri khasnya. 

Acara-acara seperti kopdar SPN (Sahabat Pena Nusantara) inilah yang bisa menginjeksi semangat dan membakar kembali gairah untuk menulis, terima kasih bagi senior-senior yang mau berbagi dan menyebarkan virus menulis, berbagi pengalaman dan proses menulis yang sangat bermanfaat, semoga semuanya selalu diberi kesehatan dalam menyebarkan virus kebaikan dan kemanfaataan di setiap langkah kehidupan. Aamiin

Sumberingin Kidul

22 Mei 2017

22 Mei 2017

SPIRIT MENEKUNI DUNIA KATA

Sekitar jam 4 sore kami berempat, Dr. Ngainun Naim, Mas Fahru, Mas Sikin dan saya, berangkat dari Tulungagung untuk mengikuti acara KOPDAR SPN IV di Rektorat ITS Surabaya, sebuah perjalanan yang lumayan lama karena baru sampai di tempat kami menginap di Asrama Haji Sukolilo pada jam 10 malam. Tetapi kami menikmati perjalanannya, tidak terburu-buru karena acaranya baru pada hari Ahadnya, di tambah lagi hari sabtu malam minggu sehingga banyak kendaraan yang memenuhi jalan.

Jika sebelumnya hanya lewat buku dan dunia maya, hari ini secara langsung bisa bertemu dengan orang-orang yang menekuni dunia tulis menulis, terbukti dengan banyak karya yang mereka hasilkan, sungguh suatu hal menyenangkan serta tidak lupa bertemu muka dengan beberapa teman ABM yang sebelumnya hanya kenal lewat WA.   

Kalau dulu hanya sekedar iseng, mengeluarkan uneg-uneg, kegundahan hati dan sekedar hobi saja, ada spirit baru yang muncul dan mengubah pemikiran untuk menekuni dunia ini. Pertama tentu saja adalah pelepas dahaga dan menuruti gejolak serta panggilan jiwa untuk menulis, kedua kewajiban untuk terus belajar dan memperbaiki diri, ketiga untuk menyebarluaskan apa yang kita tahu, keempat menjadi orang yang bermanfaat. 

Pak Emcho nama panggilan dari Pak Much Khoiri, memaparkan ada 8 semboyan write or Die : 
1. Menulis sebagai kewajiban
2. Menulis untuk melatih berpikir
3. Menulis untuk penghidupan
4. Menulis untuk perjuangan
5. Menulis untuk personal branding
6. Menulis untuk warisan
7. Menulis untuk berbagi kebaikan
8. Menulis membangun peradaban  

Terima kasih untuk Dr. Ngainun Naim, Mas Fahru serta Mas Sikin, atas hari yang menyenangkan, serta banyak inspirasi yang saya dapat, semoga spirit ini tetap terawat dan tumbuh subur serta menghasilkan banyak karya dan harapannya bermanfaat bagi orang lain. Aamiin.

Surabaya, 21 Mei 2017

19 Mei 2017

GARA-GARA TENGKURAP HEBOH SE ISI RUMAH

Awal bulan lalu, ketika ditimbang di posyandu, bobot Adik Zi sudah 7,4 Kg.  Muncul ke dunia dengan bobot 4 kg, cukup besar bagi bayi yang dilahirkan secara normal, berarti naik 3,4 kg.

Mencari sumber suara, senang jika orang yang bicara didekatnya, menggerakan kepala, sering menghisap jempol tangan, memegang baju, memegang sudah bisa mencengkeram dan mencubit, ketika tangan ditarik untuk posisi duduk, sudah kuat mengangkat tubuh mengikuti tangan sehingga bisa dalam posisi duduk, bisa mengeluarkan suara ocehan yang bernada rendah dan tinggi, ah, ewh, sudah mulai sering tertawa, menangis dan marah untuk menunjukkan rasa lapar, ngantuk atau ganti popok, tenang jika ada suara yang dikenal.

2 minggu ini, gerakan tengkurap menjadi lebih sering, hal ini menimbulkan kekhawatiran, pertama takut terjatuh dari tempat tidur, kedua setelah minum ASI atau susu akan dikeluarkan kembali, ketiga jika dalam posisi tengkurap takut tidak diketahui, ada anggapan akan sesak karena terlalu lama, dan juga dikarenakan belum bisa kembali ke posisi semula, yang bisa menjadi tanda adalah menangis, kepala diletakkan dibawah karena sudah tidak kuat mengangkat. 

Pengawasan harus ditingkatkan, jika melakukan aktifitas apapun, Adik Zi diusahakan berada di dekat atau dalam jangkauan pandangan, saling mengingatkan untuk mengawasi, untuk memudahkannya bisa juga diletakkan dalam kereta bayi, untungnya Kakak Zha sudah bisa membantu sehingga bertiga bisa keroyokan untuk menjaga. Tentunya porsi istri yang paling banyak dan lebih sering.  

Hal yang kusuka adalah melihat Adik Zi pada posisi akan mandi, setelah semua baju dilepas, gerakannya menjadi liar, kaki menendang, tangan leluasa bergerak, badanpun pindah posisi, bisa naik, bisa melintang dan berpindah.  Posisi tengkurap saja, bisa membuat seisi rumah heboh, apalagi nanti jika sudah mulai berjalan. He he he. 

19 Januari – 19 Mei 2017 ( 4 bulan).




Sumberingin Kidul
19 Mei 2017

17 Mei 2017

TERIMA KASIH TELAH MENJADI BELAHAN JIWA DAN BAGIAN TERINDAH DALAM HIDUPKU

Rasanya baru kemarin, Ijab Qobul itu terucap, sebagai pertanda hubungan suami istri yang sah, tak terasa waktu berjalan begitu cepat, panas dan hujan silih berganti menandai perjalanan kita dalam membangun rumah tangga. 

Bagaikan kapal yang sudah melepas sauh, untuk mencapai tujuan harus berani menantang badai, menerjang ombak yang datang silih berganti menggoyangkan biduk bahtera kita, kadang membuat tubuh kita terguncang, tetapi jika kita lalui dengan sabar, saling pengertian, saling menerima dan berpegangan tangan, niscaya semua itu akan menjadi penguat jalan kita kedepannya, menjadi instrument serta simphoni yang membuat kita terhanyut dan membuat segala sesuatunya menjadi indah.      

Arah dan tujuan telah ditetapkan, walau kadang untuk mencapainya perlu membelokkan kemudi sedikit untuk menghindari batu karang atau gunung es yang bisa menyebabkan kapal karam. Asalkan berjalan seiring, kerjasama dan saling membantu semuanya akan dilalui dengan indah.

Pada tahun ke tujuh pernikahan kita sudah hadir 2 bidadari yang akan menemani hari-hari kita, membuat rumah sederhana yang kita bangun 5 tahun lalu melalui tetes keringat semakin ceria, penuh tawa, rajukan dan tangisan mereka, semoga kita bisa jadi orang tua yang baik, menjadi teladan, dan bisa dibanggakan oleh anak-anak kita.  

Terima kasih istriku sayang, telah menjadi belahan jiwaku, menjadi bagian yang terindah dalam hidupku, mengarungi samudra kehidupan untuk menggapai impian-impian yang kita rajut. Telah merawat dan mendidik 2 bidadari pengisi relung hati kita, semoga sehat semua dan bersama selamannya. Selamat Ulang Tahun Pernikahan semoga kita senantiasa menapak dijalan yang telah Allah tunjukkan. Aamiin.   





Sumberingin Kidul
16 Mei 2017

14 Mei 2017

KENIKMATAN MANA LAGI YANG KAU DUSTAKAN

Jam menunjukkan 4.30 pagi, selepas subuh, kubersiap-siap untuk menuju Gedung Serbaguna Ngunut untuk berolahraga. Kalau biasanya jam 5.00an baru siap-siap, kemarin Ketua dari PB “Minggu Pagi” yang juga sebagai Kepala Desa Pandansari, menelpon untuk dibelikan shuttle cocks di Tulungagung. 

Bukan hanya sekedar mencari keringat, tetapi juga rasa keakraban terjalin, meskipun tidak ikut olahraga karena kondisi kurang fit, tidak main, tetap datang juga, terasa ada yang kurang, demikian yang dikatakan Bapak Gito selaku Kepala Sekolah di sebuah SMP.  

Memang orang-orang yang bermain badminton di PB “Minggu pagi” ada bermacam-macam profesi, dari Kepala Desa, Kepala Sekolah, Kepala Puskesmas, Pegawai Negeri pada suatu instansi pemerintah, Pensiunan Guru, Penjual mobil, Penjual Nasi goreng, Penjahit pakaian, Penjual sapi, Mahasiswa dan masih banyak lagi yang lain, semua disatukan dengan hobi bermain badminton.   

Pulangnya, istirahat dulu, setelah keringat hilang, mandi dilanjutkan sarapan pagi. Hmmm, Nikmat dan lezat, ketika makan setelah olahraga badminton di minggu pagi, apapun menunya pasti tandas. Ini yang membedakan dengan badminton pada malam hari. Ditambah lagi badanpun terasa segar sekali sehabis mandi. Lengkap sudah kenikmatan yang bisa kurasakan. Alhamdulillah, nikmat mana lagi yang engkau dustakan !!!.


Sumberingin Kidul
14 Mei 2017

    

12 Mei 2017

MANAJAMEN WAKTU UNTUK YANG TERBAIK

8 tahun lamanya tidak berkecimpung di desa, tidak disangka dan tidak diduga, akan berkecimpung lagi di desa. Dulu aktif di PNPM, hal yang membuatku mengundurkan diri adalah ingin fokus untuk menyelesaikan kuliah karena sudah memasuki tahap awal penelitian.

Harus pandai membagi waktu, mengefektifkan dan mengefisienkan, itu yang harus dilakukan. Waktu untuk keluarga, pekerjaan, menyelesaikan kuliah yang saat ini sudah memasuki tahap pembuatan proposal, pengabdian dimasyarakat, organisasi dan tidak lupa untuk pengembangan diri.  

Diakui atau tidak berhadapan dengan masyarakat lebih sulit, karena yang kita hadapi dari berbagai jenis orang, mempunyai pandangan, pengertian dan kemampuan yang berbeda.

Tapi jika ini jalan hidupku, maka harus memberikan yang terbaik, berjuang secara ikhlas, jujur dan adil untuk membuat masyarakat desa lebih sejahtera. Semoga dimudahkan dan selalu diberi kesehatan dalam melakukan berbagai aktifitas. Amiin.

Sumberingin Kidul
12 Mei 2017