13 Juli 2017

Sungai Tercemar Karena Popok

Pagi ini, salah satu TV Swasta Nasional,  memberitakan bahwa sungai di Surabaya tercemar dan banyak ditemukan limbah popok, sepertinya membuang sampah ke sungai sudah membudaya dan banyak dilakukan masyarakat, apakah karena mudah dan tidak perlu bersusah payah. Ah sungai, kasihan sekali dirimu, harus menderita, menanggung beban sampah karena banyak orang yang tidak bijak dan seenaknya sendiri. 

Miris dan ngeri karena melihat secara jelas, bagaimana tumpukan sampah popok dan botol-botol air mineral dan sampah-sampah yang lain berkumpul menjadi satu sehingga membuat air sungai tidak kelihatan dan jika kelihatanpun airnya keruh. Padahal banyak masyarakat di sekitar sungai yang memanfaatkannya untuk kegiatan rumah tangga, seperti mencuci, untuk air minum, dan tentu saja nanti berakibat terhadap kesehatan masyarakat disekitar sungai.

Mengapa orang melakukan itu, apakah karena mereka tidak mempunyai lahan, tidak mau susah dan repot sehingga harus mengorbankan lingkungan, hal itu seharusnya bisa diatasi dengan mengubur atau membuat tempat sampah yang baik dan layak, bisa dibuang ketempat sampah dimasukkan kedalam plastik agar pasukan kuning mudah membawanya ke tempat penampungan sampah.

Kesadaran menjadi kunci utama, perlu pendidikan sejak dini, dimulai dari keluarga, bagaimana orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya, guru-guru disekolah mendidik murid-muridnya untuk membuang sampah pada tempatnya, memanfaatkan sampah untuk sesuatu yang bermanfaat. Mengajarkan bagaimana cara mencintai lingkungan. 

Kesadaran dari masing-masing individu, sosialisasi dari pihak-pihat terkait dan yang mencintai lingkungan, yang didukung dengan kebijakan pemerintah, nampaknya perlu dilakukan, misal saja standart pembuangan sampah, memberi pendidikan kepada masyarakat bagaimana memilah, memilih dan memisah sampah untuk diolah, jika perlu bisa dibuat aturan atau undang-undang yang bisa memberi efek jera kepada pelaku yang membuang sampah. 

Jika sungai indah, airnya jernih maka masyarakatlah yang akan untung, bisa dimanfaatkan sebagai tempat hiburan yang murah meriah, perlu kesadaran secara bersama-sama untuk menjaga agar sungai tidak kotor dan tercemar, tentu saja untuk kepentingan masyarakat serta menjalankan perintah agama untuk menjaga kebersihan karena kebersihan itu menunjukkan keimanan.

Sumberingin Kidul
13 Juli 2017

0 komentar :