06 Juli 2020

Belajar Hidroponik Bertahap (Belajar Hidroponik Bagian Dua)

Belajar ilmu tentang hidroponik ini bertahap. Proses belajarpun, modalnya nekat, kalau mengingatnya terkadang membuat saya tersenyum sendiri. Datang ke tokonya Mbak Fidi di barat Radio Josh kurang lebih 100 meter selatan jalan, ada  banner kecil bertuliskan Nature Farm. “Mbak saya mau belajar hidroponik mohon diajari dari awal”, dijelaskan bla bla...wah terlampau banyak yang harus saya pelajari. Gini aja saya tak belajar semai dulu, nanti klo sudah bisa saya tak belajar lagi yang lain. Yang saya ingat waktu itu saya beli benih pakcoy, kangkung, sawi caisim, 30an netpot warna hitam dan kain planel. 2 minggu kemudian datang kembali untuk belajar dan membeli alat tambahan serta nutrisi. 

Seketika saya teringat waktu muda, saat saya mau beli dasi tapi belum bisa memakai. Awal awal kerja selepas kuliah dulu. Kebetulan yang menjaga toko perempuan dan cantik lagi. "Mbak saya mau beli dasi, tapi tolong diajari memakainya, kalau bisa nanti saya beli". Setelah memberi contoh, saya pun mencobanya, saya bisa dan akhirnya saya beli, seingatku itu di yogya entah pas ada acara apa saya lupa.

Demikian juga saya terapkan untuk belajar hidroponik, saya membeli kebutuhan hidroponik sekaligus belajar dan tanya tanya terkait proses dan lain lain. Belajarnya bertahap. tidak langsung dari awal hingga akhir. Sayapun tidak terlalu berambisi untuk langsung menguasai semuanya, kemampuan manusia itu terbatas, belajar step by step akan lebih mendarah daging, karena dalam pelaksanaannya akan trial dan eror, yang penting tidak menyerah dan mencari solusi dari setiap permasalahan. Walaupun memang itu perlu waktu dan kesabaran. 

Setelah belajar proses semaian dan pemindahan, dengan menggunakan media cat bekas, botol bekas dan marangan bekas slametan. Tetapi cara ini bagi saya agak merepotkan karena setiap hari harus ngecek, sedikit mengaduk. Perkiraan saya sebagai orang awam dalam bidang hidroponik dan masih belajar, kemungkinan tidak begitu efektif dan tidak cepat besar. Maka dari situ saya ingin mengembangkan ke hal yang lebih serius. Dengan menggunakan sistem DFT, mengapa saya pilih, karena lebih murah diongkos, untuk listriknya tidak harus menyala terus, meskipun agak lebih lama tetapi aman bagi pemula, daripada menerapkan sistem NFT dan lagi daerah saya listrik lumayan sering padam. Sistem NFT biasanya diterapkan bagi atau untuk skala besar. Wadah cat, botol mineral dipotong dan marangan bekas slametan saya gunakan kurang lebih 2 bulanan. Awal april saya membuat media dari botol bekas dengan sistem DFT. 

Saya ingin mempelajari sistem dan cara kerjanya dulu. Mulai dari semai sampai kepada pemasaran. Setelah semuanya landing, baru memikirkan jika ingin memperbesar. Ini yang sering dilewatkan bagi para pemula. Bisa memproduksi banyak tetapi tidak bisa menjualnya. Sebelum terlalu serius saya ingin mempelajarinya terlebih dahulu. Jika ilmu dan pengetahuan sudah cukup. Baru berpikir untuk serius dan cara pengembangannya.

0 komentar :