15 Juli 2020

Kala Ikan Gurami Menggoda

Bertemu gagal akan menunjukan siapa diri kita, apakah kita akan menyerah kalah atau malah sebaliknya akan membuat kita semakin kuat. Tuhan tidak meminta kita untuk memanen, tetapi tuhan menyuruh kita untuk berusaha, mengenai hasil itu adalah hak-Nya, bersyukurlah jika hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan. Jangan menyerah selama nafas masih dikandung badan, mencoba dan berusaha lagi dan jangan menjadi orang yang menuntut saja tanpa diiringi dengan usaha dan doa.            

2 tahun memelihara ikan, 2 kali panen aman aman saja, tahun ketiga mulai ada cobaan dan godaan, dengan masalah ikan sering mati dengan berbagai macam sebab.  Mulai mencoba menggunakan probiotik, kemungkinan dengan takaran yang kurang pas, pengelolaan air yang tidak maksimal, pemberian vitamin tidak tepat, harapannya panen lebih cepat dan bobot lebih berat. Ditambah dengan musim pancaroba suhu panas air dingin dan sebagainya, manusia saja banyak yang sakit, sehingga memaksa panen dini. Dari benih sejumlah 2500, hanya mendapat 60an kg, belum terhitung pakan selama beberapa bulan dan listrik. Uangnya yang didapat tidak bisa membeli benih ikan 2500 benih.  Jika hambatan dari ikan saja masih bisa santai tapi ketika dari luar itu yang agak sulit. He he he.

Selain itu disaat bersamaan, benih ikan gurami yang saya tebar, sebanyak 1100an pun raib juga, artinya proses  perawatannya menurut saya ada perbedaan, lebih mudah mengelola ikan yang besar, untuk memberi pakan, untuk kedalaman kolam perlu diperhatikan. Artinya ada ilmu tersendiri dan sedikit berbeda mengelola ikan yang kecil dan yang lebih besar.

Saya juga mencoba budidakber lele (budidaya ikan dalam ember lele) diisi 100an. Jangka waktu 1 bulan mati 5, usia 1 setengah bulan menemui hambatan, mulai mati satu demi satu, untung saja ada kucing peliharaan, jadi dikasihkan saja.  Akhirnya 2 timba ukuran 80 liter air saya gunakan untuk tandon hidroponik. Jadi masih tetap bermanfaat. 

Tuhan memberikan keadaan agar saya tidak berada pada zona nyaman, agar terus berkembang dan tidak cepat berpuas diri. Terus mengembara menembus  belantara keilmuan yang tiada bertepi. Terus  menerjang, di tengah hempasan derasnya air yang melaju, menantang gelombang untuk belajar kehidupan, tiada berhenti untuk merenangi lautan samudera ilmu yang tiada bertepi dalam rangka mencari impian diri.








0 komentar :