Hidroponik dari Hati
Dari hati terdalam, bahwa
ketertarikan terhadap hidroponik ini berasal dari rasa suka, jauh sebelum
pandemi, sekitar tahun 2014 atau 2015, hanya
saja karena keterbatasan waktu maka sulit untuk menekuninya, kedua karena sulit
atau tidak ada orang yang saya jadikan figur untuk belajar secara langsung, ketiga
adalah kondisi yang mendukung, karena pandemi yang mengharuskan lebih sering
berada di rumah, untuk merintang rasa bosan.
Hobi ini saya jalankan
bukan tiba tiba muncul begitu saja, tetapi sudah melalui proses yang panjang berliku
serta dipengaruhi keadaan dan waktu. Diawali dari keinginan hati untuk belajar,
ingin tahu, rasa suka yang semakin tumbuh subur, keadaan yang mendukung.
Artinya banyak aspek yang membuat saya rela mencari ilmu, berguru dan
bersilaturahmi kepada orang yang terlebih dahulu menekuni, rela berpanas
panasan di tengah terik mentari untuk melakukan hobi. Karena saya ada hati dan
nyaman untuk melakukannya.
Lebaran usai, hati ini
tergerak untuk lebih menekuni, ada titik cerah dan harapan yang mulai membuncah,
lebih memperdalam dua hal yang saya tekuni beberapa waktu ini. Pertama adalah ikan,
kedua hidroponik. Selanjutnya berpikir bagaimana mengolahnya menjadi sesuatu
yang lebih bernilai, jadi tidak berbentuk mentah saja, rencana ada proses kreatifitas
lebih yang ingin saya lakukan. Kalau ikan ya tidak berupa ikan segar saja,
sebagian bisa diolah dan dimanfaatkan untuk berkreasi, untuk sayuran juga
begitu tidak semuanya dijual berbentuk sayur, tetapi diproses untuk dibuat
sesuatu, proses ke sana masih jauh dan penuh liku. Saya harus melakukan
percobaan percobaan, trial and eror, yang
terpenting semangat saja.
Proses masih panjang,
dinikmati saja sambil berjalan, untuk sampai tujuan kita harus melangkah satu
langkah demi satu langkah, tetapi ada kepastian disana karena arah tujuan sudah
jelas. Hanya bisa berusaha dan terus berdoa semoga selalu dimudahkan jalannya.
Aamiin.
0 komentar :
Posting Komentar