Mengasah Feeling
Mata memandang sisi kanan rumahku, sekarang sudah nampak bersih, lapang dan nyaman untuk dipandang, bandingkan dengan 1 bulan yang lalu, masih kurang enak dipandang, apalagi sekitar 3000 an batu bata merah menumpuk di depan. Batu batanya dinaikkan ke lantai 2 dan sebagian di bawa ke belakang rumah. Sekarang, tinggal menuju langkah selanjutnya yakni menyemai sayuran dan terus mengasah feeling terhadap kondisinya.
Di awal awal belajar hidroponik saya tidak begitu peduli dengan feeling mengenai kondisi sayuran, yang terpenting adalah saya menyemai, merawat dengan sebaik-baiknya dan bisa dimakan untuk keluarga, hal tersebut mencapai puncaknya ketiga bulan puasa kemarin, saya bisa panen hampir setiap hari. Sehingga bisa irit uang belanja, karena sayur tinggal petik.
Setelah proses instalasi hidroponik menggunakan media pipa paralon, saya harus mengasah feeling kembali. Ada perbedaan antara sistem yang saya gunakan sebelumnya yakni menggunakan sistem DFT, dan sekarang saya menggunakan sistem NFT. Artinya saya harus belajar kembali, membiasakan dan mengasah feeling untuk memahami kondisi sayuran.
Jika hijau berarti tidak ada masalah, jika mulai ada warna kuning, berarti ada masalah yang harus segera diatasi, untung saja sekarang alatnya sudah ada, yakni menggunakan PH Meter dan TDS meter. Hanya saja tidak semudah itu, semakin memperdalam keilmuan tentang hidroponik, ada banyak hal yang belum diketahui, belajar dan terus belajar untuk memperdalam lagi.
Mempertahankan kondisi PH air di 5.5 sampai 6, agar tanaman bisa menyerap nutrisi dengan maksimal. Memperhatikan kondisi PPM yang sesuai dengan kondisi tanaman, tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih, karena hal tersebut bisa berpengaruh terhadap tanaman. Ada toleransi 50 maksimal agar kondisi tanaman tetap terjaga dan menghijau segar.
Pembudidaya Ikan dan Petani Hidroponik
0 komentar :
Posting Komentar