31 Agustus 2020

Ndrakor dan Ndracin

Kala liburan panjang dan pandemi, lebih sering dirumah mengakibatkan saya bisa nonton Drama Korea dan Drama Cina. Mulai dari Descandent of the Sun,  cerita tentang tentara dan doktor. Love 020, menceritakan anak muda yang suka bermain game online dan kemudian bertemu di dunia nyata lalu jatuh cinta, serta perjuangan dalam merintis bisnis. My true friend,  agensi jual beli rumah, banyak hal yang bisa dipelajari, khususnya anak muda yang mau menikah, menjadi orang tua dan bagaimana menjadi teman yang baik. Terbaru When The Weather Is Fine baru saja menamatkannya.

Untuk menonton Drakor dan Dracin, saya terlebih dahulu melihat jalan ceritanya, jika akhirnya menyedihkan saya malas untuk menontonnya. ha ha ha.  Niatnya menonton itu untuk hiburan masak harus dibuat sedih.  Jadi saya pilih yang happy ending. Dengan kondisi zaman sekarang kita bisa memilih hiburan sesuka kita, terutama melalui platform digital. Sudah jarang sekali menonton TV, paling menonton TV kalau ada bola atau Moto GP.

Proses menontonya tidak maraton, sekali duduk selesai atau beberapa seri sekaligus. Kadang 1 minggu saya tidak selesai 1 seri, rata rata setiap 1 seri berdurasi 1 jam. Rekor saya dalam menonton Drakor atau Dracin adalah My True Friend, berjumlah 48 episode, saya menikmatinya kira kira 5 bulanan, kalau yang lain rata rata 16 seri atau 20 seri, jadi tidak perlu waktu lama.  

Dalam prosesnyapun kadang menggelikan sekaligus menyebalkan. Karena Drama Korea dan Drama Cina tentu saja saya tidak paham bahasanya, jadi harus membaca teks terjemahan di bawah, terkadang saya sendiri tidak paham ketika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.  Karena tidak paham dan sulit dimengerti saya lebih memilih yang subtitle dalam Bahasa Inggris. Ternyata saya lebih mudah memahami jalan ceritanya. Terutama di Drama Cina My True Friend.  

Jadi bahasa dramanya Cina, saya melihat teks terjemahan dalam Bahasa Inggris dan harus mengartikan secara cepat ke dalam bahasa Indonesia, walau dalam hati. Suatu saat kakak Nyeletuk, “Ayah ngertiye bahasane”.  “Insyaallah, kan ada teksnya di bawah”, jawabku. “itu kan Bahasa Inggris, Ayah paham”, anakku bertanya lagi. Sambil tersenyum ku jawab, “insyaallah, walau sedikit sedikit”, ucapku kemudian. Sambil kuberi contoh saat muncul teks dalam Bahasa Inggris dan langsung kuterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Ha ha ha.
 

 

0 komentar :